Sepuluh

10.1K 599 2
                                    


Sekarang, Ali dan Prilly sudah berada di dalam mobil Ali.
Mereka akan berangkat ke kantor bersama hari ini.

Tidak ada yang berbicara di dalam mobil, Ali sibuk dengan menyetirnya dan Prilly dengan diam seribu bahasanya.

Ia kesal dengan pria yang ada disampingnya ini, marah tidak jelas kemudian memukuli Kavi dengan tiba-tiba.
Lalu sekarang mereka berangkat ke kantor dengan penampilannya yang benar-benar tidak karuan.

Kaos hitam pas badan dengan celana training berwarna abu-abu.

Prilly tidak menampik jika Ali semakin tampan dengan setelan nya itu, tapi sekarang mereka akan ke kantor?
Apa yang akan karyawan lain katakan jika melihat penampilan Ali yang seperti ini kemudian berangkat bersamannya.

Demi tuhan, membayangkannya saja Prilly tidak sanggup.

Setelah lama berkutat dengan pikirannya sendiri tanpa sadar mereka telah sampai di depan lobi kantor.

"Apa kamu tidak akan turun?"tanya Ali saat melihat Prilly yang hanya diam saja.

Prilly menoleh cepat pada Ali.

"Ali kamu sadar nggak sih?penampilan kamu yang seperti ini akan membuatku menjadi bahan gosip selama sebulan penuh di kantor ini,"Omel Prilly yang membuat Ali mengerutkan keningnya bingung.

"Apa masalahnya?ini kantorku dan aku mempunyai kamar pribadi diruanganku,jadi aku akan bersiap disana, lalu apa yang kamu khawatirkan?"

Prilly mengembuskan napas kesal.

"Jika kamu sendirian pergi ke kantor dengan penampilan apapun orang-orang tidak akan ada yang berani membicarakanmu, tapi masalahnya sekarang aku bersamamu bapak Aliando Syarief.
Astagfirullah, masalah apa yang sebenarnya aku hadapi ini,"

Ali benar-benar tidak mengerti apa yang menjadi masalah Prilly.

"Tapi kan--"

"Terserah, kamu saja aku tidak peduli,"

Blaammm...

Prilly membuka pintu mobil kemudian menutupnya dengan kuat lantas berjalan menuju lift yang akan membawanya ke ruangannya.

Ali hanya melongo melihat kelakuan Prilly kemudian ikut keluar dari mobilnya seraya menyerahkan kunci mobil pada satpam yang berjaga disana.

Para karyawan yang berlalu-lalang dilobi menatap Prilly dan Ali aneh.

Mereka heran Prilly bisa seakrab itu dengan CEO baru mereka.
Dan gosip pun tak dapat di elakan lagi.

Prilly duduk di kursinya dengan wajah kesal, bahkan ia abaikan Sharen yang menyapanya dengan nada riang seperti biasa.

"Prill, kamu kenapa?"tanya Sharen dengan hati-hati saat melihat wajah Prilly yang tampak kesal.

"Sha, please ! Jangan ajak aku bicara dulu hari ini,"balas Prilly.

Sharen diam, baiklah. Jika Prilly tidak mau di ganggu maka itu yang harus Sharen lakukan.
Ia tau betul tabiat Prilly seperti apa, hanya dengan Veyara saja ia bisa mengendalikan emosinya dengan baik.
Selain, itu semuanya akan kena jika ada yang berani menegurnya disaat ia sedang kesal seperti ini.

Disaat Prilly masih sibuk dengan pekerjaannya kedatangan Kara menginterupsinya.

"Mbak Prilly disuruh Pak Ali keruangannya sekarang juga,"kata Kara.

Prilly menoleh pada Kara.

"Ada apa Kar?"

Kara mengangkat kedua bahunya tanda tidak tau.

Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang