Please Vomment nya Guys...
Happy Reading with IAM :*
****
Pagi-pagi begini Prilly harus menyidang kedua lelaki dewasa yang kini wajah nya sudah tidak tau bagaimana bentuk nya.
Prilly mendesah frustasi melihat kelakuan mereka yang persis seperti kelakuan anak remaja labil jaman now."Jadi, apakah ada yang ingin kalian jelasin sama aku, muka kalian kenapa?"ucap Prilly dengan wajah tegasnya.
Ali dan Bian yang duduk didepan Prilly hanya diam tanpa ada yang mau menjawab.
Sesekali mereka akan saling melirik tajam yang membuat Prilly menepuk jidat nya.
"Kalian ini sebenarnya kenapa sih? kalian gak malu apa sama umur? udah tua juga masih aja kayak anak kecil,"lanjut Prilly menatap kedua nya dengan kesal.
"Tanyakan itu sama kakak kamu tuh, dia yang mulai.
Entah, ada dendam apa dia sama aku sehingga dia memukul ku semalam,"sahut Ali datar.
Tangan nya menyentuh wajah nya yang mungkin saja membiru akibat tonjokan yang Bian berikan semalam."Apa? kamu menyalahkan saya?memang nya kamu pikir saya gak sakit hah? hidung saya hampir patah karena kaki sialanmu ini!"balas Bian tidak terima.
Prilly menutup wajah dengan kedua tangan nya.
Sungguh! menghadapi Veyara lebih mudah daripada menghadapi kedua lelaki dewasa di depan nya ini."Please! kalian bisa gak sih jaga sikap?
Kalian lupa ya kalau disini ada Veya? Apa kalian pengin Veyara mencontoh perbuatan kalian ini, hah?"Ali dan Bian diam.
Mereka sadar mereka salah, tapi mau bagaimana lagi semalam Bian benar-benar kesal karena Ali yang memaksa ingin menginap walaupun sudah di larang oleh nya.
Bian benar-benar tidak suka dengan Ali yang terus menempel pada adik nya.Ali beranjak dari duduk nya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajah nya.
Menurutnya, sudah cukup pembicaraan mereka pagi ini.
Yang paling penting adalah sekarang ia harus mengobati wajah nya.Jadi, semalam setelah Prilly dan Russell berbaikan mereka masuk ke dalam rumah dan ternyata di ruang tengah sudah ada Bian dan Ali.
Wajah mereka tidak ada ramah-ramah nya sama sekali.
Ali dengan wajah tengil nya dan Bian dengan wajah nya yang seringkali menatap Ali tajam.
Dan Prilly tau seandainya tidak ada Veyara di tengah mereka mungkin sekarang mereka sudah bergelut di atas karpet itu."Umii...ciniii..."pekik Veyara.
Prilly dan Russell kemudian berjalan mendekati mereka kemudian duduk bersama.
"Lagi apa, nak?"tanya Prilly setelah mendudukan Veyara ke dalam pangkuan nya.
"Vey agih noton kaltun pobob nih Umi, pobob nya lucu agih hihihi"celoteh Vey yang membuat Prilly terkekeh, dengan gemas dia menciumi gadis kecil itu.
Kemudian, detik berikut nya dia merasakan seseorang yang duduk menempel kepadanya.
Saat Prilly menoleh ternyata Ali yang duduk disampingnya."Emm...Lii, kamu gak mau pulang? udah larut lho ini?"kata Prilly pelan.
Ali yang tadi nya sibuk menggoda Veyara mendongak menatap Prilly."Aku mau menginap aja, boleh ya?"pinta Ali seraya mencium lengan Prilly yang tepat di wajah nya.
"Tapi, kan ada Dad sama Kak Bian, Lii,"elak Prilly.
Ali memandang Prilly dengan kening mengerut bingung, "Lalu? apa masalah nya? aku tidak peduli dengan siapapun.
Hanya kamu dan Vey yang aku perdulikan.
Asal kalian setuju maka aku tidak perlu persetujuan orang lain lagi."
Prilly menghela nafas pasrah mendengar jawaban santai dari Ali.
Bian yang sejak tadi memperhatikan mereka hanya bisa mengepalkan tangan nya erat.
Andai saja tidak ada Veyara di antara mereka mungkin Bian sudah melayang kan tinju kerasnya ke wajah Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-
FanfictionKisah Ali dan prilly. *** Palembang, 22 Maret 2018