Duapuluhdua

8K 581 14
                                    

Selama tiga hari tinggal di Jerman benar-benar membuat Veyara menjadi tuan putri di rumah besar itu.
Semua orang seakan berlomba-lomba untuk menyenangkan gadis kecil dari Aliando dan Prilly itu.

Berbeda dari dua hari sebelumnya sekarang Veyara masih terlelap di dalam dekapan hangat Abi nya.
Semalam saat Mira ingin mengajaknya tidur bersamanya Veyara menolak dengan keras.
Ia merengek ingin tidur bersama Abi nya.
Dan pada akhirnya semalam mereka tidur berdua di kamar tamu.

Prilly membuka kamar yang Ali tempati dengan perlahan, di lihat nya sepasang ayah dan anak itu masih terlelap dengan saling memeluk satu sama lain.
Sesekali Vey akan menggeliat serta tangan mungilnya berusaha menyusup kedalam kaos yang Ali pakai, kebiasaan nya jika tidur bersama Umi nya.

Perlahan Prilly mendekati Veyara kemudian mengusap lengan anak nya itu dengan perlahan, mencoba membangunkan Vey tanpa mengusik Ali.

"Sayang, bangun yuk, nak,"bisik Prilly.
Veyara nampak menggeliat dalam tidurnya, perlahan mata nya terbuka.
Di lihatnya Ali yang masih terlelap disampingnya.
"Tapi, Abi macih bobok, Mi," katanya seraya mengucek-ucek kedua matanya yang terasa gatal.

Prilly hanya tersenyum tanpa menjawab ia langsung menggendong Veyara, mengajak nya keluar.

Mira tersenyum saat melihat Prilly dan Veyara turun dari kamar tamu dimana Ali tidur disana.
Ia bisa melihat betapa sekarang putrinya sudah begitu dewasa.

"Morning my little barbie? Apa semalam tidurnya nyenyak sayang?" tanya Mira saat Veyara telah berada didepan nya.

"Moninggg gandmaaa.. nyenyak baet gandma, apa agih bobokna cama Abi hehe.." ujarnya cengengesan.

Prilly dan Mira terkekeh melihat kelucuan Veyara itu.
Tak lama kemudian Russell dan Fabian turun dari kamar mereka dengan setelan jas rapi siap untuk pergi bekerja.

"Uncleeeeee..." jerit Veyara saat melihat kedatangan Bian.
Bian menggelengkan kepalanya seraya terkekeh kecil mendengar suara melengking dari keponakan nya itu.
Segera di raihnya Veyara yang duduk di meja makan untuk kemudian di gendongnya serta menghujami wajah mungil itu dengan kecupan-kecupan sayang.

"Hihihihi..geli Uncle.." kikik Vey dengan tangan nya berusaha menjauhkan wajah Bian yang menciumi wajahnya.

"Udah...udah.. ayok Vey mandi dulu sini.
Keburu Abi bangun nanti.
Katanya mau ikut jalan-jalan sama Abi kan?" Ujar Prilly kemudian segera mengambil alih Vey dari gendongan Bian.
Ia segera undur diri untuk mengajak Vey ke kamarnya.

Sedangkan, Russell dan Fabian melakukan sarapan sebelum pergi bekerja.
Tiga hari ini sarapan menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk Russell dan Fabian.
Selain, Almira yang semakin hari semakin sehat, kehadiran Veyara juga membuat keceriaan tersendiri di rumah besar itu.

                    ***

Ali sedang bersiap di kamarnya.
Ia baru saja bangun tidur dan bergegas mandi saat melihat jam di ponsel nya yang telah menunjukan jam 8 pagi waktu Eropa Tengah.
Ia tersenyum menatap penampilan nya di cermin.
Wajahnya nampak cerah karena bahagia.

"Aku selalu berharap semoga kebahagian selalu bersamaku juga kedua bidadari dalam hidupku.
Veyara dan Prilly.
Dua wanita yang akan selalu menjadi alasan ku untuk selalu behagia," ujarnya pelan.

Menyemprotkan sedikit parfum favorite Veyara ke tubuhnya Ali segera bergegas untuk turun.
Ia tidak mau membuat kedua wanitanya menunggu terlalu lama.

Saat sampai di bawah senyum Ali kian merekah saat melihat Veyara yang sudah nampak cantik dengan dress biru langit tanpa lengan serta pita besar di pinggangnya.
Rambutnya yang Prilly tata sederhana semakin membuat Veyara makin terlihat menggemaskan.

Izinkan Aku Mencintaimu (End) -Repost-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang