the beginning of everything

188 15 0
                                    

Suara detik jam di perpustakaan saat ini terdengar sangat jelas. Bayangkan saja,hanya ada 2 orang saja di sini. Aku mengambil sebuah buku seni tari dan membawanya ke meja yang sudah 2 jam aku tempati. Bahkan, penjaga perpustakaan ini sudah tertidur. Kenapa perpustakaan di sini sangat sepi. Seharusnya aku pergi ke perpustakaan Universitas saja tadi. Penyesalan selalu datang di akhir teman-teman.

Tidak lama kemudian, seorang lelaki memasuki perpustakaan ini. Akhirnya, ada manusia yang datang. Lelaki itu memakai topi dan masker. Bahkan, aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Apakah dia bisa melihat jalan dengan benar? Aku terus memperhatikannya berjalan, takut jika nanti dia menabrak sesuatu dan menjatuhkan rak buku di sini.

Lelaki itu sadar aku memperhatikannya, dan langsung pergi keluar.

Ada apa? Apa aku terlihat seperti penjahat? Apa aku terlihat seperti akan membunuhnya?

Ah, sudahlah. Biarkan dia hidup dengan tenang.

Akhirnya, setelah menghabiskan 3 buku, akupun memutuskan meminjam buku keempat dan membawanya pulang.

"Ireumimwoyeyo?" Penjaga perpustakaan itu menanyakan namaku

"Saralee Aqselia" Dengan cepat, dia memasukkan dataku ke dalam komputernya.

"Kamsahamnida" Setelah selesai, aku mengucapkan terimakasih sambil menunduk lalu pergi dari perpustakaan mengenaskan itu.

♡'・ᴗ・'♡

Tubuhku terus bergerak mengikuti alunan musik yang pelan dan terkadang memiliki beat yang kuat. Guru Tariku memimpin di depan dan terus menghitung sesuai hentakan dari musik. Hari ini, kami akan melakukan tes setelah 3 hari mempelajari gerakan ini.

Musik terhenti, Guru Kim segera menyuruh kami untuk membuat kelompok berisi 3 orang. Aku langsung membuat lingkaran dengan temanku. Alicia dan Yoojung.

"Baiklah, kalian akan tampil urutan ketiga. Gunakan waktu kalian sebaik mungkin, aku akan memanggil kalian nanti" Guru Kim mendatangi kami yang sudah terkumpul.

"Oh, Arraseo" Kami bertiga serempak mengangguk.

Ketika murid lain sedang menampilkan hasil mereka latihan, Aku,Alicia dan Yoojung terus latihan.

"Aku masih belum bisa gerakan itu" Yoojung terhenti saat kami sedang bergerak.

"Kau hanya perlu menggerakkan tanganmu seperti ini dan bersamaan dengan kaki kananmu bergerak ke arah kiri seperti ini" Aku mencontohkan gerakan itu dengan lebih detail dan pelan.

"Ah,baiklah. Arraseo" Yoojung mencoba lagi gerakan itu dengan lebih cepat.

"Baiklah, kelompok Sara silahkan tampilkan gerakan kalian" Guru Kim sudah memanggil kami.

Kami berdiri di depan Guru Kim yang sedang duduk dan memegang papan nilainya. Musik mulai mengalun. Aku bergerak dengan lembut dan tajam, styleku. Tanpa kusadari, musik berhenti dan choreo ini sudah selesai.

"Wah, jalhaesseoyo" Guru Kim bertepuk tangan lalu menulis nilai kami.

"Kamshamnida" Kami mengucapkan terimakasih sambil menunduk. Setelah itu, kami pergi keluar studio tari dan pergi ke kafetaria.

♡'・ᴗ・'♡

"Sebenarnya aku kehilangan tempo tadi" Alicia membuka suara sebelum dia menyuap kikimbapnya.

"Jinjja? Aku tidak menyadarinya" Yoojung juga mulai bersuara.

Aku terus menyuap makananku. Perasaanku tidak enak sekarang. Entahlah ada apa.

Yoojung menyenggol tanganku, memberikan isyarat bahwa ada orang di depanku sekarang. Aku menongak dan menemukan dekan fakultas seni, Dr. Jung

"Sara-ssi, kau di panggil wakil rector ke ruangannya sekarang. Cepatlah," Dr.Jung segera pergi meninggalkan ku yang terpaku. Pikiranku penuh dengan tanda Tanya. Ada apa ini?

Yoojung dan Alicia juga terpaku. Sadar, aku segera berdiri dan meninggalkan mereka yang masih mematung.

Kakiku melangkah dengan cepat, tanganku berkeringat dingin. Aku terus memikirkan hal-hal positif. Kakiku terhenti di depan ruangan yang memiliki tanda yang menempel di depan pintunya.

"Wakil Rektor". Perlahan, aku mengetuk pintu.

"Masuklah," Suara seorang wanita menyahut dari dalam.

Aku membuka pintu. Perlahan tapi pasti, kulangkahkan kakiku ke dalam.

"Annyeonghaseyo, apa Anda memanggil saya?" Aku masih berdiri sambil mengenggam tanganku sendiri. Wanita itu melepaskan kacamatanya.

"Duduklah" Aku akhirnya duduk berhadapan dengan Wakil Rektor.

"Sara-ssi, kau tau apa kesalahanmu?" Wanita itu menatapku tajam. Keringat semakin mengalir, darahku seakan membeku. Ada apa ini?

"Aniyo, ada apa saya dipanggil?" Aku menjawab jujur.

"Kau belum membayar uang tahunan universitas. Ini sudah 5 bulan setelah tanggal terakhir pembayaran. Kau taukan itu kewajibanmu?" Dia terus menatapku tajam.

Aku hanya bisa menunduk dalam.

"Jangan karena kau memiliki beasiswa, kau berpikir akan mendapat keringanan. Kami sudah memberi banyak sekali keringanan untukmu. Jika besok kau tidak bisa membayar semunya. Terpaksa, aku akan mengeluarkanmu dari universitas. Mianhae" Wanita itu bersandar ke kursinya dan memasang kembali kacamatanya.

"Jeongmal, Mianhae. Aku akan mengusahakan uangnya besok" Aku terus menunduk berkali-kali. Hampir saja, air mataku menetes.

"Baiklah, aku akan menunggumu jam 10 pagi besok. Silahkan pergi" Wanita itu kembali sibuk dengan laptopnya. Aku berdiri, dan menunduk sekali lagi.

Percayalah, ruangan itu adalah mimpi terburuk yang pernah ada.

♡'・ᴗ・'♡

©'arthemela

29 Maret 2018, 09:53 AM

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang