"Park Jimin, bisakah kita bicara sebentar" Baru saja sesi wawancara selesai, Jimin langsung dipanggil oleh Manajer Sejin.
Jimin mendatanginya, lalu mereka bicara sesuatu berdua. Aku terus memperhatikan gerak - gerik mereka sampai aku melihat ekspresi wajah Sejin-nim yang tampak marah.
Aku segera mengalihkan pandanganku karena tidak tega melihat Jimin dimarahi. Aku yakin itu semua karena pernyataannya tentang jatuh cinta tadi.
"Hei, ayo pulang" Jimin mendatangiku dan langsung menarik tanganku keluar ruangan.
Aku hanya bisa mengikuti langkah kaki Jimin yang terlihat sedang tidak senang.
"Sara-ssi, dengarkan aku" Jimin berhenti, berbalik dan memegang kedua bahuku. Matanya menatap mataku dalam.
"Bisakah kau membantuku malam ini?"
"Membantu apa?" Aku memikirkan tentang menjahit kancing baju lagi.
"Aku ingin pergi jauh sebentar saja, menjauhi semuanya. Bisakah kau menemaniku?"
"Ne?!" Apa yang dia maksud sebenarnya adalah kabur?
"Kita akan pergi sekarang. Aku tidak peduli lagi dengan mereka yang ada di dalam" Jimin langsung menarik tanganku lagi dan membawaku lari keluar gedung.
Entah berapa jauh kami berlari hingga menemukan taksi dan segera menaikinya. Aku merasa seperti diculik dan menjadi kriminal secara bersamaan. Membawa kabur seorang idol terkenal adalah tindak kejahatan.
Meskipun Jimin yang mengajakku dan memaksaku tetap saja, yang akan salah adalah aku. Karir ku di ujung tanduk.
Taksi ini membawa kami menuju pinggiran kota Osaka yang sepi dari keramaian kota.
Setelah membayar taksi, Jimin kembali menarik tanganku dan berjalan menuju bukit kecil yang tidak jauh dari tempat kami diturunkan tadi.
"Jimin-ssi, aku takut" Aku menunduk dan menghentikan langkahku. Jimin juga ikut berhenti berjalan.
"Begini saja kau takut? Tenang tidak akan ada monster di atas sana"
"Bukan takut seperti itu" Aku memberanikan diri memandangnya. Mungkin dia akan melihat dengan jelas ekspresi khawatirku sekarang.
Jimin segera mengalihkan pandangannya dan kembali menarikku. Aku yang tidak tau harus apa lagi akhirnya kembali mengikuti langkah Jimin mendaki bukit.
♡'・ᴗ・'♡
Kami akhirnya duduk di atas batu besar yang menghadap perkampungan di bawah bukit. Keheningan menyelimuti kami dengan tangan Jimin yang masih menggenggam tanganku.
"Aku lelah" Jimin memandang langit yang nampak cerah malam ini.
Aku memandang Jimin yang masih memandangi langit.
"Jatuh cinta bagiku adalah hal tersulit yang ada" Aku masih diam dan terus menunggu ceritanya.
"Aku tidak tau berapa kali aku jatuh cinta selama menjadi seorang idol. Dari pre-debut hingga sekarang"
"Aku tidak tau berapa kali aku harus merelakan rasa cintaku pergi dan mengikhlaskan segalanya"
"Memandang mereka yang akhirnya juga harus pergi menjauhiku"
"Meskipun tidak banyak, tapi bagiku seorang perempuan saja yang menyayangiku dalam hidup ini, itu sangat berharga" Jimin mengalihkan pandangannya dan menatapku.
Aku bisa melihat air matanya yang hampir terjatuh. Refleks, aku memeluk Jimin yang tampak sangat rapuh malam ini.
Tubuh Jimin bergetar karena isakannya. Membuatku semakin mengeratkan pelukanku.
"Apa kau pernah membicarakan ini, at least dengan member yang lain?" Aku memberanikan diri bertanya setelah Jimin mulai tenang.
"Ya, terkadang aku bicara dengan Taehyung yang seumuran denganku. Tapi, karena aku takut akhirnya aku terus mengatakan kalau aku hanya bercanda"
Aku hanya bisa memandangi rumput yang ku injak dan diam. Aku tidak tau harus apa lagi.
"Kita pulang sekarang?" Aku melihat Jimin yang mulai merapikan rambut lalu mengenakan topinya.
Aku berdiri, di susul oleh Jimin yang kembali tersenyum.
"Jika ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, panggillah aku"
Aku tersenyum manis kepadanya dan berlari kecil menuruni bukit. Mendahului Jimin yang berusaha menyusulku.
♡'・ᴗ・'♡
Kami kembali ke hotel pukul 1 malam. Di lobby aku melihat Manajer Sejin yang terlihat tidak tenang dan terus menerus menghubungi seseorang.
Jimin berjalan ke arahnya, aku hanya bisa menunggu dari kejauhan karena tidak berani.
Manajer Sejin yang melihat kedatangan Jimin langsung memeluknya erat. Nampaknya dia sangat khawatir dengan Jimin.
Setelah berbincang sebentar akhirnya Jimin kembali mendatangiku.
"Ayo kita ke kamar. Kau pasti lelah"
♡'・ᴗ・'♡
"Selamat malam" Aku mengatakan hal yang mungkin akan membuat Jimin lebih baik sebelum masuk kamarku.
Jimin menarikku ke dalam pelukannya tepat sebelum aku mendorong pintu kamar. Pelukannya sangat erat dan hangat.
Aku bisa merasakan jantungnya yang berdetak cepat.
Jimin berbisik pelan di telingaku, "Apa terlalu cepat jika aku menciummu sekarang?"
♡'・ᴗ・'♡
©'arthemela
14 April 2018, 8:50 PM
![](https://img.wattpad.com/cover/143088588-288-k261890.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
조수 -; assistant [pjm]
Fiksi Penggemari was his red, he was my blue. it's a story about our, mistakes and remorse. 💫 Drop out dari Universitas sudah menjadi bencana bagi Sara, dilanjutkan dengan bertemu dengan Bangtan Sonyeondan dan memulai berbagai macam konflik di sana. Bukannya sema...