struggle

85 17 2
                                    

Jungkook pergi meninggalkan Jimin dan aku di dapur ini. Atmosfer canggung mulai terasa.

"Ikut aku" Jimin akhirnya memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti.

Aku mengikuti Jimin berjalan menyusuri lorong apartemen, terdapat beberapa pintu di sisi kanan dan kiriku. Jimin berhenti di depan pintu ketiga sebelah kanan.

Dia membuka pintu, "Masuklah" Aku masuk ke dalam ruangan itu. Sepertinya ini kamarnya.

Aku bersumpah, ini kali pertama aku memasuki kamar lelaki. Jimin orang yang terorganisir. Terbukti, kamarnya sangat rapi dan semua barang berada di tempatnya.

"Kamarmu rapi sekali" Aku memandang ke sekeliling ruangan.

"Ya, aku baru saja merapikannya karena kau akan datang" Jimin merebahkan dirinya di atas kasur.

"Ya, aku baru saja merapikannya karena kau akan datang" Jimin merebahkan dirinya di atas kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan menarik kalimatku tadi. Dia tidak terorganisir seperti itu.

"Sekarang, apa yang harus kulakukan?" Aku masih melihat ke sekeliling. Apa aku terlihat kampungan?

"Aku minta tolong rapikan koperku. Masukkan semua benda yang aku katakan ke dalamnya" Aku memandangnya bingung.

"Kau ingin kemana?"

"Apa kau belum tau? Kita akan ke Jepang" Jimin balik memandangku bingung

Aku mengangkat bahu, Jimin tersenyum.

Dia gila.

"Apa yang kau perlukan?" Aku bersiap di depan koper.

Jimin mulai menyebutkan benda-benda yang memang biasanya dibawa saat bepergian. Aku berjalan ke sana kemari mengambil benda yang ia maksud.

"Oh, celana dalam. Ambilkan 10 pasang celana dalamku" Aku memandangnya aneh.

Jika saja dia tidak lebih tua daripadaku, akan mengumpat sekarang juga. Apa dia tidak sadar aku adalah perempuan?

"Ada di dalam lemari" Jimin menjawab tatapanku dengan polosnya.

Bukan itu maksudku, bodoh.

Aku akhirnya berjalan ke arah lemari dan membuka lemari besar itu.

"Di dalam laci" Jimin kembali bersuara dari arah belakangku.

"Oh, dan ambilkan yang berwarna putih dan hitam saja. Aku ingin yang netral"

Dia benar-benar gila.

♡'・ᴗ・'♡

Setelah koper Jimin penuh, aku merebahkan badanku ke lantai kamarnya. Kamar ini sangat luas dan sedari tadi aku berjalan dari ujung ke ujung. Berkali-kali.

Tentu saja aku lelah.

"Pulanglah, kau juga harus berkemas. Mungkin nanti kau akan menerima pesan dari Sejin Hyung" Jimin mendatangiku yang masih tepar di lantai.

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang