promise

52 10 1
                                    

Atmosfer canggung menyelimuti ruangan. Tangisan Ryujin yang masih belum berhenti membuat keheningan semakin terasa.

Aku memutuskan untuk mendekati Ryujin dan duduk di sebelahnya. Yoongi masih betah memeluk Ryujin.

Seoyun Eonni hanya bisa memandangi kami bertiga yang sama - sama diam. Aku yang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi hanya bisa diam menepuk bahu Ryujin pelan.

Berusaha menenangkannya. Aku mengalihkan pandanganku pada Seoyun Eonni yang akhirnya keluar kamar.

Aku yang melihat itu memutuskan untuk menyusul keluar dan berniat untuk menanyakan semuanya.

"Apa yang terjadi?" Aku bertanya pada Seoyun Eonni yang berdiri di depan pintu kamar.

"Mereka ketahuan berciuman di minimarket"

5 kata yang keluar dari mulut Seoyun Eonni berhasil membuatku ternganga. Aku memperhatikan sekitar takut jika ada yang mendengar kalimat tadi.

"Apa kau serius?" Aku merasa masih ragu dengan jawaban Seoyun Eonni.

"Itulah yang dikatakan Yoongi kepada Namjoon. Aku hanya mendengarnya seperti itu"

Aku berjalan mondar-mandir di depan kamarku. Masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Seoyun Eonni.

Pintu kamar yang terbuka membuatku berhenti bergerak. Yoongi keluar dengan wajah penuh pikiran. Dia mengacak rambutnya penuh penyesalan.

"Jagalah Ryujin untukku" Yoongi pergi begitu saja ke arah lift.

Sontak, aku dan Seoyun Eonni langsung masuk ke dalam kamar dan mendekati Ryujin yang masih menunduk dan masih sesenggukan.

"Tidurlah Ryujin, kami akan menjagamu" Aku mengelus pundak Ryujin pelan dan menuntunnya untuk berbaring.

Seoyun Eonni mengelus kepala Ryujin lembut. Dia benar-benar memiliki sosok ibu di dalam dirinya.

♡'・ᴗ・'♡

Pukul 9, Semua staf dan member sudah berada di bandara. Aku duduk di sebelah Jimin yang dari semalam tidak berbicara padaku.

Aku memperhatikan Jimin yang sibuk men-scroll twitternya. Melihat balasan dari fans untuk fotonya yang baru dia upload.

Aku mengalihkan pandangan ke depan dan menemukan Jungkook yang melihat ke arahku. Aku melihat ke belakangku memastikan jika dia memang melihat ke arahku.

Jungkook tersenyum lalu melambaikan tangannya. Aku ikut tersenyum dan kembali melihat Jimin.

"Jimin-ssi, kenapa kau diam saja dari kemarin?" Aku berbisik pelan.

"Kau melupakan permintaanku" Jimin masih sibuk melihat layar ponselnya.

Aku tau apa maksud Jimin. Dia pasti tau aku pergi dengan Jungkook semalam. Aku hanya diam dan tidak bisa membantah.

"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi" Aku mendekati Jimin berusaha melihat ekspresi lelaki itu.

Jimin hanya diam dan tidak menghiraukanku. Aku yang kesal akhirnya kembali melihat Jungkook.

Kami kembali bertatapan, seolah-olah berbicara melalui mata.

"Berhentilah bertatapan seperti itu" Suara Jimin berhasil membuatku mengalihkan perhatian padanya.

Jimin kembali sibuk dengan ponselnya.

"Kalau begitu lihatlah aku" Aku berusaha menarik perhatian Jimin.

Aku menarik-narik jaket Jimin, beberapa kali aku juga mencubit pahanya pelan.

Jimin menyerah dan mengalihkan pandangannya kepadaku. Dia menatap mataku tajam, aku membalasnya tidak kalah tajam. Mungkin aku bisa menusuknya dengan tatapanku.

Jimin tertawa kecil dan menutupi wajahnya.

"Berhentilah diam seperti itu" Aku protes akan sikapnya selama ini.

"Berhentilah bertatapan dengan Jungkook" Jimin ikut protes dengan sikapku.

"Aish" Aku yang merasa kalah akhirnya kembali terdiam.

"Berjanjilah, jangan tinggalkan aku seperti semalam"Jimin memberikan jari kelingkingnya di depanku.

Aku dengan berat hati memautkan kelingkingku dengan kelingking Jimin.

"Kelingkingmu kecil sekali"

Jimin segera melepaskan kelingkingnya dan kembali sibuk dengan ponselnya.

♡'・ᴗ・'♡

Kilatan flash kamera kembali menyambutku di Korea. Aku berjalan beriringan dengan Jimin yang terus menunduk.

Aku dan Jimin memasuki mobil yang sudah disiapkan. Disusul oleh Hoseok oppa, Seoyun eonni, dan Yoongi.

"Dimana Ryujin?" Aku menanyakan keberadaan gadis itu kepada Seoyun eonni.

"Entahlah, dia pulang lebih dulu" Seoyun eonni sibuk membukakan minum untuk Hoseok oppa.

Aku melirik ke arah Yoongi yang masih menutupi wajahnya dengan topi dan masker. Lelaki itu hanya memandang keluar jendela dan terus menggigit kukunya.

Yoongi terlihat sangat stress. Aku bisa memahaminya. Mungkin dia takut akan dimarahi Bang PD-nim. Atau dia takut Ryujin akan dipecat dan dia akan kehilangan cintanya.

Tidak mungkin jika dia mencium Ryujin tanpa perasaan. Pasti lelaki itu memiliki perasaan pada Ryujin.

"Aku akan menceritakannya padamu nanti" Seolah- olah tau apa yang aku pikirkan Jimin membisikkan kalimat itu ke telingaku.

Aku mengangguk paham dan berhenti memperhatikan Yoongi. Memberikannya kenyamanan untuk merenung dan berpikir.

Kembali fokus pada Jimin yang memintaku untuk memijat lengannya. Lagi.

♡'・ᴗ・'♡

©'arthemela

22 April 2018, 2:21 PM

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang