move

43 4 2
                                    

Kami tiba di dorm dengan selamat. Jimin segera masuk ke dalam kamar dan meninggalkan ku di ruang tengah. Aku yakin Jimin sangat lelah dan ingin beristirahat.

"Huh.." Aku menghela nafas sebelum berbalik menuju pintu utama. Tapi, langkahku langsung terhenti saat menemukan Jungkook sudah berdiri di depan ku.

"Kau membuatku kaget" Aku mundur berusaha membuat jarak antara ku dengan Jungkook.

"Bagaimana di sana? Busan sangat menyenangkan bukan?" Jungkook melepaskan earphone yang sedari tadi bertengger di telinganya.

"Aku suka pantainya" Mataku menerawang ke atas berusaha mengembalikan kenangan di Busan.

"Aku juga ingin mengajak mu kesana, bertemu dengan keluargaku, lalu menghabiskan malam di pantai..." Jungkook menatapku dalam, perlahan dia maju mendekatiku.

"Jika kau kedinginan, aku akan memberimu jaket atau pelukan. Setelah itu kita akan makan banyak seafood sebelum pulang. Dan jangan lupa, kecupan hangat sebelum kau masuk ke kamar"

Aku tertegun. Mendengar semua ucapan Jungkook membuatku kembali merasa detak jantungnya yang tidak beraturan.

Mengapa dia datang di saat hatiku sedang kacau karena Jimin sudah melupakanku?

"Tapi sepertinya kau sudah merasakan itu semua bersama Jimin" Jungkook kembali memasang earphone nya. Berjalan melalui ku menuju kamarnya.

Aku sangat ingin menahannya dan mengatakan bahwa aku tidak melakukan apapun dengan Jimin. Aku tidak merasa bahagia sekarang dan membutuhkan kelembutan nya.

Tapi aku hanya diam dan membiarkan Jungkook pergi, meninggalkan aroma parfum yang sangat khas.

Aku benar - benar menyesali segala keputusan ku.

Jungkook PoV

Aku berjalan menjauhi Sara, berusaha menahan keinginanku untuk berbalik dan kembali menghadapinya.

Aku tidak ingin melihat ekspresi wajahnya yang mungkin tidak sesuai kehendakku.

Langkahku berhenti di depan pintu kamar, Aku membuka pintu ragu karena pikiranku terus mengarahkanku ke kamar Jimin Hyung.

Akhirnya, aku mengalah dan berbalik ke arah ke kamar Jimin dan Hoseok Hyung.

"Hyung..." Jimin duduk di pinggir kasurnya, menatap kosong ponsel yang berada di genggamannya.

"Hei" Jimin baru menyadari kehadiranku saat aku duduk di sebelahnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku. Tanganku ingin memegang pundaknya, tetapi tertahan.
"Tidak ada" Jimin menghembuskan nafasnya lalu melempar ponselnya ke atas kasur.

"Bagaimana hubunganmu dengan Sara? Apa kalian baik-baik saja?" tanyaku tanpa melihat ke arah Jimin.

"Entahlah, sepertinya aku harus segera melupakannya" Jimin kembali menghembuskan nafasnya lelah.

"Kenapa? Apa yang terjadi?"

"Aku sudah memutuskan untuk menerima dating dengan Seulgi" Jimin berbaring lalu menatap langit-langit kamar.

"Hyung, apa yang kau pikirkan?" Aku ikut berbaring di sebelah Jimin menatap ke satu titik yang sama dengannya.

"Aku harus melupakan Sara, dia tidak memiliki perasaan apapun untukku. Tidak ada gunanya aku menunggu" Jimin bangkit berdiri lalu berjalan ke mejanya yang berantakan.

"Berikanlah ini padanya, jangan katakan ini dariku. Jika kau ingin, akuilah kalau ini darimu" Jimin menyerahkan kotak berwarna merah.

Aku menerima kotak itu dan membukanya. Liontin berbentuk kunci yang cantik menyambutku dengan indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang