Aku berjalan menjauh dari ruangan jahanam itu. Pikiranku dipenuhi cara yang akan aku lakukan untuk membayar uang itu. Ibuku sudah menelponku seminggu yang lalu, mengatakan bahwa dia masih tidak bisa membayarnya. Sudah berbulan-bulan dan dia selalu mengatakan hal yang sama.
Aku terpaksa bekerja part-time di sebuah kafe. Pukul 8 pagi, aku akan pergi ke stasiun untuk pergi ke universitas. Pukul 4 sore, saat semua kelas telah selesai aku akan melesat pergi untuk bekerja dan pulang pada pukul 11 malam. Lalu, aku akan berkutat dengan semua tugas dari lima kelas yang aku ambil hari itu. Biasanya aku akan pergi tidur pukul 2 malam.
Hidup ini keras.
Aku kembali ke kafetaria dan mendapati Yoojung dan Alicia masih di sana. Mereka sedang asik berbincang. Yoojung akhirnya sadar akan kedatanganku, dan langsung menarikku untuk duduk.
"Apa yang terjadi?" Alicia menanyaiku cemas. Yoojung terus mengenggam tanganku erat. Mereka sangat khawatir sepertinya.
"Uang itu lagi. Aku tidak tau harus apa teman-teman. Gajiku selama bekerja hampir 4 bulan tidak mampu membayarnya. Bagaimana ini?" Suaraku bergetar hebat.
Tidak, aku tidak bisa menangis sekarang.
Yoojung dan Alicia terus menatapku, mereka terus memikirkan berbagai cara agar aku mendapat uang.
"Apa aku harus menjual diriku? satu juta won bukan uang yang kecil" Aku mulai terisak.
"Andwae, jangan menangis. Aish.." Yoojung memelukku dan mencoba menyembunyikanku. Menggunakan kesempatan, aku akhirnya menangis semakin kencang.
"Baiklah mari kita makan daging dan minum malam ini. Kita pikirkan caranya nanti," Alicia mengusulkan ide bagus dan juga bodoh. Tapi, aku hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah kaki Yoojung yang menuntunku keluar dari kafetaria.
♡'・ᴗ・'♡
Aku terbangun karena sinar matahari yang terus menyinari wajahku. Terdiam beberapa saat, aku segera menyadari sesuatu. Aku segera melihat jam yang menunjukkan pukul 9.
Apa yang terjadi semalam? Astaga, aku harus segera bersiap. Aku melewatkan satu kelas pagi ini dan aku harus bertemu Wakil Rektor lagi.
Dengan tangan kosong.
Langkah kakiku dengan cepat menuju kereta yang akan segera berangkat. Aku terus berdesakan dengan orang-orang dan tidak jarang aku menabrak. Entah orang, atau bukan. Aku tidak peduli.
Sekarang, apa yang harus aku katakan kepada Wakil Rektor? Ani, apa yang harus aku lakukan saat di keluarkan dari sini? Aku belum siap memberitahu Ibuku. Dan, aku tidak punya uang untuk pulang ke Indonesia. Jangan tanya pada Ibuku, bahkan dia tidak bisa membayar uang tahunan.
Aku tidak menyalahkan satu pihak saja sekarang. Menurutku, semua pihak yang bersangkutan memiliki kesalahan masing-masing. Aku, Ibuku, dan National University of Arts. Semuanya salah. Bahkan Yoojung dan Alicia salah saat ini.
Kereta sudah berhenti, dengan langkah seribu aku keluar dari stasiun dan berjalan menuju universitas. Tidak perduli dengan tatapan orang sekitar dengan penampilanku sekarang.
Kaus merah tipis dan celana pendek. Bahkan, aku hanya mengenakan sendal rumah. Tanpa riasan, dan rambut yang kuikat asal. Wajahku bahkan masih seperti orang mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
조수 -; assistant [pjm]
Fanfici was his red, he was my blue. it's a story about our, mistakes and remorse. 💫 Drop out dari Universitas sudah menjadi bencana bagi Sara, dilanjutkan dengan bertemu dengan Bangtan Sonyeondan dan memulai berbagai macam konflik di sana. Bukannya sema...