japan; ice cream

74 12 0
                                    

Hotel yang akan kami diami selama 5 hari adalah hotel mewah di Osaka. Aku sekamar dengan Seoyun Eonni dan juga Ryujin.

Aku meletakkan koper di ujung kamar dan memilih single bed yang berada di ujung juga.

Seoyun Eonni dan Ryujin memutuskan untuk keluar sejenak mencari makan malam.

Dan aku memilih untuk tidur di kamar saja.

Baiklah, mari kita lihat apa isi ponselku. Aku tidak membuka notifikasi apapun sejak kemarin.

2 panggilan tak terjawab dari Alicia
1 panggilan tak terjawab dari Yoojung
65 pesan dari grup Alicia, Yoojung dan aku
1 panggilan tak terjawab dari Eomma

Huh, aku bahkan tidak sempat mengabari oran-orang terdekatku. Aku memutuskan untuk mengirimi ibuku pesan lalu mengabari teman-temanku lewat grup.

Baru saja aku mengunci layar ponselku dan mencoba memejamkan mata, ponselku berdering.

'Park Jimin is Calling...'

Manusia itu lagi. Aku tidak tau apa keinginannya tapi aku tau itu akan membuatku tersiksa sendirian lagi.

Dan bodohnya aku, aku kan asistennya.

Dengan malas aku menjawab panggilan itu.

"Ke lobby hotel sekarang, temani aku makan"

Dia menutup sambungan telponnya tanpa menunggu jawaban dariku.

Jika saja aku bukan asistennya aku akan memecat Park Jimin dari Bighit Entertainment.

Aku datang ke lobby dengan cepat, di luar dugaan Jimin tidak ada di sana. Bahkan aku sudah mencarinya dimana-mana.

Lelaki itu mempermainkanku. Aku tidak suka dipermainkan.

Aku menyalakan ponselku dan segera menghubungi Jimin.

"Aku sudah di lobby dan kau tidak ada di sini. Jimin-ssi apa aku harus menunggumu?" Aku mencoba menekan amarahku.

"Mianhae, Aku kesulitan di kamar. Apa kau bisa datang dan membantuku?"

"Baiklah, aku akan kesana" Aku mematikan sambungan telpon dan segera masuk ke lift.

Kamar Jimin dan kamarku bersebelahan. Mungkin agar mempermudah jika yang bersangkutan membutuhkan asistennya.

Seperti sekarang.

Aku mengetuk pintu kamar bernomor 1505 itu dengan cepat. Hingga penghuni di dalam akhirnya membukakan pintu.

Percaya tidak percaya di depanku sekarang berdiri seorang Jeon Jungkook dengan kaus putih dan rambut basah.

"Apa Jimin ada?" Aku bertanya dan mencoba tetap fokus.

"Masuklah" Aku mendengar suara lelaki laknat itu dari dalam.

Jungkook segera menyingkir dari hadapanku dan memberikan jalan untuk aku masuk.

Aku menemukan Jimin shirtless sambil memegang kemeja birunya dan fokus pada suatu hal di sana.

"Apa yang kau lakukan?" Aku memperhatikan Jimin yang terus bekerja keras dengan kemejanya.

"Kancingnya lepas. Bisakah kau membantuku menjahitnya" Jimin mengalihkan pandangannya ke arahku.

Aku menghembukan nafasku kasar dan mencoba tegar. Sekarang, aku akan beralih profesi menjadi tukang jahit.

Aku mengambil alih kemeja, jarum, kancing, dan benang dari tangan Jimin. Dengan teliti aku mencoba memperbaiki kekacauan itu. Untung saja aku masih bisa menjahit.

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang