decision

57 9 0
                                    

Aku berlari kecil menghindari Jimin yang masih menggodaku dari ruang meeting hingga ke ruang latihan.

Semuanya sudah berkumpul di sana dan memulai pemanasan sebelum latihan. Jimin akhirnya bergabung dengan yang lain, sebisa mungkin menjauh dari Jungkook karena masalah mereka yang belum terselesaikan.

Aku memperhatikan gerak gerik Jimin di sudut ruangan bersama Ryujin dan Seoyun Eonni tentunya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Jimin?" Ryujin mendekat dan membisiki ku.

"Begitulah, nothing special" Aku tersenyum miris karena ketidakjelasan hubungan kami.

"Aku pikir kalian sudah berkencan lebih dulu dari ku dan Yoongi" Ryujin menunduk dan tertawa kecil.

"Bagaimana bisa?" Aku menahan tawa ku, tidak percaya dengan pemikiran Ryujin.

"Kalian sudah terlihat dekat sejak kita pergi ke Jepang, bahkan saat Jimin menghilang kau pergi bersamanya" Ryujin menatapku berusaha membuatku percaya.

Aku terdiam dan berpikir sejenak.

"There is something special between you and Jimin" Ryujin tersenyum manis dan kembali mengalihkan pandangannya pada Yoongi yang bergerak dengan malas.

Aku kembali memperhatikan Jimin yang bicara dengan Namjoon. Sesuatu yang serius terlihat dari ekspresi lelaki itu.

♡'・ᴗ・'♡

"Saralee" Aku berbalik saat suara itu memanggil ku. Namjoon berlari kecil menyusulku.

"Bisakah kita bicara sebentar?" Namjoon menyamakan langkahnya denganku.

"Sekarang? Dimana?" Aku berhenti dan melihat wajah Namjoon. Lelaki ini sangat teramat tinggi.

Namjoon menarik tanganku menuju ruang meeting yang kosong. Semua orang sedang istirahat.

Aku segera duduk. Namjoon duduk di atas meja tepat di depanku.

"Aku tidak akan menyalahkanmu atas semua yang terjadi antara Jimin dan Jungkook" Aku terdiam tidak kaget sedikitpun karena aku tahu hal ini akan terjadi.

"Sebagai seorang leader di grup ini, aku harus melakukan sesuatu agar semuanya tetap bersatu dan tidak ada perpecahan" Aku masih diam dan menunggu Namjoon melanjutkan pidato kecilnya.

"Kau harus memilih salah satu dari mereka atau tidak sama sekali. Aku mohon." Namjoon menatap ku. Matanya memohon dengan teramat sangat.

"Mereka tidak akan berhenti mendekatimu sebelum kau memutuskan pilihanmu"

"Bisakah kau memberiku waktu untuk berpikir?" Aku balik menatap Namjoon, meminta persetujuan darinya.

Namjoon berdiri dan meninggalkanku sendirian. Dia benar-benar memberiku waktu dan ruang untuk berpikir.

♡'・ᴗ・'♡

Aku memasang topi di hoodie ku, menutupi wajahku yang terlihat sangat buruk sekarang.

Menangis selama hampir 20 menit membuat mataku agak bengkak di tambah dengan hidung kemerahan.

Saat aku kembali ke ruang latihan, ketujuh lelaki yang dipuja berjuta-juta umat itu sedang beristirahat.

Jimin yang menyadari kedatanganku segera mendatangiku. Mataku menangkap bayangan Jungkook yang memperhatikan kami berdua.

조수  -; assistant [pjm]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang