Aku duduk di sofa. Mencoba menahan air mataku lagi yang entah sudah berapa kali jatuh malam ini.
Menarik nafasku dan menghembuskan nya perlahan. Mencoba menerima kenyataan agar aku tidak menyesali keputusanku.
Tidak ada yang harus ku sesali. Ini jalan terbaik.
Aku mengambil ponselku dari dalam tas. Sudah lama sekali aku tidak mencek keadaan teman teman dan orangtuaku.
"Yeoboseyo" Suara perempuan di seberang sana semakin membuatku ingin menangis.
"Yoojung-ah.."
"Wae? Ada apa dengan suaramu?" Yoojung terdengar khawatir karena suara serak ku.
"Bisakah kau datang ke apartemen ku? Ajak Alicia juga, aku merindukan kalian" Aku memeluk kaki ku berusaha mencari kehangatan.
"Aku bisa saja datang, biar aku hubungi Alicia"
"Aku menunggu mu"
Sambungan telepon terputus.
Entah kenapa aku merasa malas menghubungi Ibu ku. Seperti ada rasa kesal karena dia tidak bisa memberi ku uang sepeserpun selama berbulan - bulan.
Kurang ajar? Silahkan sebut aku anak durhaka, tetapi itulah yang aku rasakan.
Aku berjalan ke wastafel, melihat bayangan ku disana dengan mata dan hidung memerah. Aku terlihat seperti orang yang baru diceraikan suami tercintanya.
Setelah membasuh wajahku yang menyedihkan, aku berjalan menuju kulkas. Seingatku aku memiliki sebotol soju di dalam sana.
Satu teguk..
Dua teguk..
Hingga setengah botol aku habiskan sendiri sambil menunggu Alicia dan Yoojung.
Mungkin aku sudah mabuk sekarang. Entahlah.
Pikiranku kosong, untuk sementara tidak ada Park Jimin di sana.
"Sara-ya.." Tepukan lembut Yoojung di pundak ku mengembalikan setengah kesadaranku.
"Kau lupa mengunci pintu mu" Alicia meletakkan tas nya di atas meja sebelum mendekati ku.
"Apa yang harus ku lakukan?" Aku menutupi wajahku.
"Apa maksud mu, kau belum bercerita apapun" Alicia mendekat.
"Lelaki ini..Park Jimin.." Aku menunduk, memejamkan mataku. Kembali mengingat sosok lelaki tampan yang membuatku jatuh.
"Park Jimin?! Park Jimin Bangtan Sonyeondan maksudmu?" Yoojung yang sudah dekat denganku semakin mendekat, seperti tertarik akan masalah ku.
"Apa aku barusan mencampakkannya?" Aku menatap Yoojung.
"Apa kau mabuk?" Kali ini Yoojung seperti tidak percaya dengan apa yang aku katakan.
"Tidak, ciuman itu.." Kalimatku terpotong. Mataku kembali memejam, menyesal karena mengingat kejadian itu.
"Apa maksudmu, kau berciuman dengannya?!" Yoojung semakin terkejut.
Aku terisak, memeluk Yoojung yang masih bingung dengan penjelasanku. Aku tidak sanggup menceritakannya
Aku hanya butuh teman untuk memeluk ku saat aku menangis.
Akhirnya, Alicia juga ikut acara berpelukan ku dengan Yoojung. Entah sampai kapan kami akan berpelukan.
♡'・ᴗ・'♡
Cahaya matahari yang menerobos masuk dari celah tirai jendela kamar ku berhasil membuat ku terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
조수 -; assistant [pjm]
Fanfictioni was his red, he was my blue. it's a story about our, mistakes and remorse. 💫 Drop out dari Universitas sudah menjadi bencana bagi Sara, dilanjutkan dengan bertemu dengan Bangtan Sonyeondan dan memulai berbagai macam konflik di sana. Bukannya sema...