BAB 17: Simfoni Duel dan Konflik (2)

20 4 0
                                    

Waktu makan siang telah tiba, dan Miss Wagner menyambutku dengan senyuman hangat saat aku mengambil makanan. Terlihat sejumlah keluhan dari anak-anak tentang kelas fisik Ms. Zu, terutama dari anak-anak perempuan. Aku sedang mengobrol santai dengan Darcy, ketika tiba-tiba terdengar suara dentuman super keras dari arah Selatan, dari arah pintu masuk.

Semua orang di teras makan menoleh kaget. Para dewan dan pendamping melangkah cepat menuju halaman tengah, memandang dengan tatapan waspada. Perisai transparan pelindung Domum di atas kami runtuh tiba-tiba. Sebuah batu seukuran lemari jatuh dari langit dan mendarat di ladang gandum dengan guncangan hebat yang terasa hingga ke halaman tengah. Kilatan listrik sekilas tampak di batu besar yang memanas tersebut. Seorang pria bersayap dengan tudung hitam melayang di luar perisai, mengenakan perban hitam yang menutupi matanya. Dia menggendong seorang wanita berpakaian kulit ketat berwarna hitam yang minimalis.

Mrs. Lawrence berteriak dari dekat lobi, "Kita diserang." Dua sosok dari luar perisai meluncur turun dengan cepat. Sang pria meletakkan wanita itu di tanah sementara dia tetap melayang beberapa meter di atasnya. Dengan gerakan gesit, dia melepas sarung tangannya, dan aliran listrik kebiruan berpendar di tangannya.

Wanita tadi menggerakkan tangannya dan tiba-tiba muncul tangan-tangan yang bergerak dari tanah, membentuk beberapa manusia golem yang bergerak cepat ke arah kami. Ms. Zu berlari dari ruang makan, bergerak maju dan mengangkat tangannya. Bebatuan dan kerikil di sekitar bergetar dan seketika menyatu membentuk beberapa manusia golem, lengkap dengan senjata batu mereka masing-masing. Para manusia golem saling beradu, tapi manusia golem milik Ms. Zu jelas lebih kuat.

"Beraninya kau dan teman-teman biadabmu datang kemari, Vanessa."

Si pria terbang tadi mengarahkan tangannya ke Ms. Zu dan aliran plasma listrik kebiruan melesat dengan cepat. Ms. Zu sambil melakukan sihirnya melompat untuk menghindari serangan pria itu. Ms. Zu jelas sangat gesit, ada alasan kenapa dia yang terpilih mengajar anak-anak di Domum.

Sementara itu, lebih banyak orang berdatangan dari pintu depan, masing-masing memegang senjata dan sihir yang berbeda. Bola api, kristal, dan angin beliung memporak-porandakan tempat ini. Mrs. Frost membelah dirinya menjadi tiga. Masing-masing menggenggam senjata berbeda dan mulai bergerak ke arah pasukan yang lebih banyak. Miss Camposs, dengan kemampuannya menciptakan cambuk kristal besar, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan beberapa golem tanah sekaligus.

Para anggota dewan lainnya juga terjun ke dalam pertarungan. Ms. Filipova dengan sabit perak raksasanya, Mrs. Schumacher dengan pedang hitamnya, dan Mr. Furaha dengan sihir kristal tajamnya, semuanya menggunakan kemampuan sihir mereka masing-masing untuk menahan serangan.

Ms. Lawrence memantau dari depan lobi dan menggerakkan tangannya untuk menciptakan perisai pelindung bagi semua yang bertarung. "Anak-anak, cepat masuk ke dalam bangunan Domum!" teriaknya.

Di ruangannya, Ms. Lawrence mulai mengutak-atik perapian, dan tiba-tiba muncul sebuah tangga yang mengarah ke bawah tanah menuju ruangan gelap. Dia memerintahkan semua anak untuk turun ke bawah dengan cepat, sementara dia berusaha menghalangi pintu masuk dengan perisai pelindung.

sebuah akar raksasa tiba-tiba menembus perisai Ms. Lawrence, menghancurkannya menjadi kepingan kaca. Tubuh Ms. Lawrence terhempas oleh gelombang kejut dari perisainya sendiri. Akar itu muncul dalam jumlah banyak, menghancurkan dinding Domum dan membuat lubang besar. Sebagian membelit tubuhku dan beberapa anak lainnya, termasuk Alice, Darcy, Rolfe, dan Theo. Akar itu menyeret kami cepat. Ms. Filipova, dengan sabit raksasanya, memangkas beberapa akar yang muncul dari tanah. Akar-akar yang terpotong langsung menguap, membebaskan beberapa anak.

Akarnya terlalu banyak dan mereka terus tumbuh dengan jauh lebih cepat dari sebelumnya. Ms. Filipova kewalahan dengan akar-akar ini sedangkan dia juga harus melindungi dirinya dari serangan Kultus. Miss Wagner di sisi lain langsung membantu anak-anak yang sudah terbebas dari lilitan. Ms. Filipova tak sempat melepas lilitan akar yang mencengkeram kedua kakiku, sebuah pisau lembar hampir saja membelah kepalanya sehingga dia teralihkan dengan sumber pedang itu yang berasal dari anggota Kultus lainnya.

Falsus' DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang