12. Ada Apa dengan Halimah?

3.2K 249 18
                                    


PRANG!!

ketujuh pemuda yang tengah makan pun langsung berhamburan berlari kearah dapur tatkala suara pecahan beling itu terdengar, saat dilihat di dapur sudah ada Halimah yang bersimpah dengan kakinya yang memerah karena tersiram sup panas yang mendadak jatuh dari genggamannya.

"Ra, lo gak pa-pa?" ujar Key berusaha membantu Halimah berdiri.

"Gak pa-pa, Key." Halimah tersenyum disela ringisannya.

"Gak pa-pa gimana, kaki lo melepuh gitu." itu suara Azka pemuda berponi panjang itu langsung mengambil alih tubuh Halimah di tangan Key, Halimah hendak menghindar tapi tak jadi karena Azka berujar;

"Gue tau, kita bukan muhrim. Tapi ini kan keadaan darurat, Alloh gak mungkin marah kan kalo gue niatnya mau tolong orang?" ujar Azka, ia langsung menggendong Halimah, gadis itu hanya menutup matanya, dan berharap bahwa apa yang Azka ucap memang benar.

Azka menggendong Halimah sampai ke kamar gadis itu, ia dudukkan Halimah di atas kasurnya.

"Jun, tolong ambilin salep di kotak P3K cepetan." ujar Azka, Juna yang mendapat perintah pun langsung gerak cepat mengambil kotak P3K yang Azka suruh.

Juna kembali dengan salep ditangannya, lalu ia memberikan salep itu pada Azka yang langsung diterima oleh pria itu.

"Kalo sakit bilang." Halimah mengangguk mendengar penuturan Azka. Azka mengolesi kaki Halimah yang merah dengan telaten, semua orang yang ada disitu menjadi saksi bahwa bagaimana seorang Azka khawatir pada Halimah, dimana itu tidak pernah terjadi sebelumnya.

"Oh iya, Az. Tadi shubuh mas Faqih pulang, dia titip salam buat kamu." ujar Halimah yang tak digubris oleh Azka, menurutnya itu tak lebih penting dari Halimah sekarang.

"Lo istirahat aja." Halimah hendak membantah tapi niat itu ia urungkan, karena sepertinya Azka tak akan suka jika ia membantahnya.

Satu per satu insan di dalam kamar itu keluar menyisakan Halimah yang memandang sendu kearah tangannya.

Pertanyaannya, bukankah kakinya yang terluka tetapi mengapa fokusnya malah kedua tangannya?

****

"Az, Zahra gak pa-pa kan?" tanya Key, pada saat Azka dan lainnya menuruni tangga. Key tadi sedang membereskan pecahan beling di dapur, jadi ia tak mengikuti Azka dan yang lainnya ke kamar Halimah.

"Zahra?" Azka mengernyit pada saat Key mengucap nama yang asing di telinganya.

Menangkap kebingungan Azka, Key berujar, "Oh, sori. Zahra itu panggilan gue buat Halimah. Jadi, gimana keadaanya?" tanya Key kembali.

"Dia gak pa-pa tadi udah gue kasih salep. Btw kenapa itu bisa kejadian?" tanya Azka.

"Gue juga gak tau, tadi gue lagi beresin peralatan bekas Zahra masak, eh taunya sup yang lagi dibawa Zahra jatuh dari tangannya dan kena kakinya." jelas Key, Azka mengangguk.

"Lo—gak pa-pa?"

Key mengernyitkan dahinya, "Gak pa-pa, maksudnya?" tanyanya.

"Kan tadi lo ada di tempat, siapa tau lo kena cipratan supnya, atau pecahan belingnya gitu?" Key tersenyum, ia senang Azka memperhatikannya, tiba-tiba dadanya menghangat.

"Kena dikit, tapi gak pa-pa. Gak separah Zahra."

"Syukurlah." ujar Azka, tanpa pria itu sadari dengan perhatian kecilnya itu membuat hati seseorang jatuh padanya.

Juna yang berada di belakang Azka menepuk bahunya, "Yang konsisten yah, bro." ujarnya lalu menyusul ketiga temannya yang sudah jauh di depan.

[1] Halimah, I Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang