13. Asal Usul Key

3.1K 289 4
                                    

Tap.. Tap.. Tap..

Suara sepatu converse yang bergesekan dengan lantai itu mengiringi langkah Azka, pukul 06.10. Sebuah keajaiban seorang Azka Prasetya sudah siap dengan seragam putih abu-abunya.

Pria itu mengambil tempat duduk di meja makan, dagunya ia sangga dengan tangan. Memperhatikan seseorang, Halimah. Gadis itu tengah menata piring di meja. Setiap pergerakannya, tak luput dari pandangan Azka, Halimah yang menyadarinya pun segera menegur.

"Ada apa? Perlu sesuatu?" tanya Halimah tanpa memandang kearah Azka, gadis dengan pakaian muslim syar'i itu tengah sibuk mengaduk susu putih untuk Azka.

"Ra?" panggil Azka, oh tidak lebih tepatnya sebuah gumaman. Tapi, Halimah yang peka menyahutinya.

"Hm." hanya dengungan halus yang Halimah balas.

"Lo kan pinter tuh, lo tau gak gejala-gejala kalo orang kena penyakit jantung?" tanya Azka dengan mimik yang sangat serius.

Halimah terdiam sejenak, ia nampak berpikir sebentar, "Mmm.. Kalo gejala-gejala awal kayaknya, jantung berdebar-debar abnormal gitu." ujar Halimah yang langsung membuat Azka memegang dadanya.

"Emangnya kenapa?" tanya Halimah.

"Ra, kayaknya gue punya penyakit jantung deh." ujar Azka membuat Halimah sedikit tersentak.

"Setahu aku penyakit jantung itu turunan. Emang kamu ada turunan penyakit jantung?"

Azka berpikir keras. Siapa di keluarganya yang memiliki penyakit mematikan seperti itu? Rasa-rasanya tidak ada, atau Azka yang tidak tahu. "Kayaknya enggak ada deh." ujarnya setelah berpikir keras.

Halimah menyerahkan segelas susu putih pada Azka yang langsung diterima oleh pria berambut awut-awutan itu.

"Jantung gue suka detak gak karuan, tapi gak sering. Dan itu pun cuma pas gue deket sama lo." boom! Halimah mengernyitkan dahinya, oh tidak sekarang jantungnya yang terasa abnormal. Oh ayolah, Halimah tak sedungu itu untuk tak tahu debaran apa yang Azka rasakan. Apakah Azka tidak pernah jatuh cinta?

Jatuh cinta? Halimah terkekeh sendiri dengan pemikiran ngelanturnya, masa iya seorang Azka Prasetya jatuh cinta sama cewek semacam Halimah ini? Pikirnya.

Halimah tersenyum menanggapi ucapan yang kelewat polos dari Azka, "Entar malem kita belajar lagi, masa udah hampir satu minggu aku disini ngajarin kamunya cuma sekali?" ujar Halimah terkekeh. Ia duduk di kursi depan Azka, dalam hati tak lupa ia selalu ber-sholawat.

Azka berdengung, roti isi coklat itu telah raib dimakan oleh Azka, lalu pria itu meneguk susu putihnya dengan sekali teguk, "Gue bingung, kenapa sih lo suka buatin gue susu? Gue ngerasa anak TK." ujar Azka, kembali Halimah terkekeh.

"Emang susu buat anak kecil aja? Enggak. Kamu juga masih butuh nutrisi biar fresh belajar nya." ujar Halimah dengan suara lembutnya yang mampu menggetarkan relung hati Azka.

"Kok kedengerannya lo kayak ngehina gue yah?"

"Hah? Ngehina kayak gimana?" Halimah terlihat berpikir keras. Di kalimatnya yang mana, yang menggambarkan ia menghina seorang Azka?

Azka melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, pukul 06.19.

"Udah gak usah dipikirin, gak guna juga. Gue berangkat." ujar Azka melihat Halimah yang tengah berpikir keras. Tangannya menggendong tasnya yang tergeletak di lantai.

Saat Azka hendak berlalu langkahnya terhenti saat mendengar seruan seseorang dibelakangnya, "Azka!" si empunya nama melirik kebelakang, disitu Key tengah berjalan kearahnya dengan pakaian yang rapi.

[1] Halimah, I Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang