1. Halimah Azzahra

12.6K 484 19
                                    


Pria dengan tampilan urakan ini---memakai anting hitam di telinga kirinya, celana jeans yang sobek di bagian lututnya, rambutnya bahkan awut-awutan, lalu kaos hitam itu seolah memberitahu bahwa ia adalah salah seorang diantara badboy yang ada di negara kita ini---Indonesia.

Lalu, dengan wajah jengkelnya ia terus mengangkat tinggi-tinggi papan nama yang ditulis dengan tulisan yang yah---sulit dipahami.

"Sumpah, demi apapun! Gue gak mau nunggu lagi."

Dengan cepat pria itu menurunkan papan nama yang sedari tadi ia pegang, lalu hendak berlalu. Tapi, langkahnya terhenti saat seorang pria yang diperkirakan lebih tua darinya berceletuk.

"Iyalah, mana ada yang nyamperin, lha wong tulisannya gak kebaca gitu. Dibanding anak gue, lebih mending anak gue."

Pria tadi naik pitam, inilah hal negatif darinya. Ia mudah sekali tersulut emosi, bahkan untuk hal sepele pun bisa ia besar-besarkan bila menyangkut dengan; Azka Prasetya.

Azka, biasa ia dipanggil adalah seorang anak dari pemilik perusahaan tekstil di Indonesia dan Desaigner yang karya-karyanya tak perlu diragukan lagi, oleh sebab itu. Kesibukan orang tua yang jarang sekali memperhatikannya menjadikan Azka pribadi yang tak pernah merasakan kasih sayang orang tua. Azka hanyalah anak tunggal yang sialnya tak punya sanak saudara di Indonesia, semua keluarga dari Papa maupun Mamanya sudah menetap di negeri orang sana.

Azka mendengus. Lalu menatap tajam kearah pria berkemeja biru tua ini.

"Jadi, menurut lo tulisan gue jelek gitu? Gak kebaca? Sampe orang yang gue cari gak mungkin nyamperin. Iya. Gitu maksud lo?"

Orang itu kaget saat Azka menimpali omongannya, tapi sedetik kemudian senyum meremehkan terbit dari bibirnya.

"Gue rasa lo cukup pinter, buat ngerti apa maksud gue."

Azka lagi-lagi mendengus, sungguh ia sangat tak suka diremehkan oleh orang lain. Karena menurutnya, dia harus lebih unggul dari yang lain dalam hal apapun. Itulah sebabnya ia tak suka bila dipandang remeh oleh orang lain.

"Lo salah, nyari masalah sama gue."

Azka mulai menyerang si pria yang sudah meremehkannya itu, sampai semua orang yang ada disitu memekik kaget, saat Azka memukuli pria itu dengan brutal, pria itupun bahkan tak bisa membalas walau hanya dengan satu sentuhan.

Security pun datang untuk melerai perkelahian, tapi dasar Azka ia sangat sulit mengatur emosinya, bila sekali keluar itu akan terus meluap-luap seperti lahar gunung merapi yang sudah dalam peringkat waspada.

Azka kembali melayangkan pukulan pada rahang pria itu, lalu mencengkram kuat kerah bajunya.

"Gue ingetin, jangan sesekali lo bangunin singa, karena sekalinya dia melek. Lo sendiri pun gak akan pernah bisa selamet, camkan itu."

Setelah melontarkan kalimat yang sarat akan ancaman itu, Azka kembali berulah dengan berteriak sangat nyaring, sehingga sebagian dari mereka yang menonton baku hantam secara live itu mengusap daun telinganya karena suara bass Azka yang memekakan telinga.

"HEY. HALIMAH AZZAHRA! DIMANA LO? UDAH SE-JAM GUE NUNGGUIN LO. WOY HALIMAH AZZAHRA DIMANA LO??"

Seorang gadis berperawakan mungil itu menghampiri Azka, saat merasa namanya disebut, batinnya senang karena menyangka orang yang menjemputnya sudah datang. Yah walau dengan cara yang kurang etis.

"SEKALI LAGI HALIMAH AZZAHRA. LO DIMANA?"

Kembali Azka berteriak, rupanya orang-orang pun sudah kesal melihat Azka yang seenak jidatnya teriak mengganggu ketentraman bandara.

[1] Halimah, I Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang