27. Takdir

2.5K 198 2
                                    


Halimah melihatnya.

Halimah melihat sebuah gambar hitam-putih yang diberikan gadis, ralat, wanita di depannya. Hasil tes USG.

"Ka-kamu udah nikah, Key?" hanya 'iya' yang ingin Halimah dengar dari wanita tersebut, iya, Keyra Azkiya.

Key menggeleng lesu, "A-aku belum nikah, Ra." Halimah menghembuskan nafasnya mendengar penuturan Key.

"Kenapa bisa sih Key?"

Hanya gelengan yang mampu Key beri pada Halimah, karena ia juga tidak tahu, semuanya berlalu begitu cepat, ia tidak mengingatnya, atau mungkin tidak mau mengingatnya.

"Cowok itu mau nikahin kamu?" tanya Halimah, ia belum puas menginterogasi Key sepertinya, hey, hamil di luar nikah? Sangat lucu!

Halimah menghembuskan nafasnya, saat melihat Key mengangguk, "Ta-tapi papah gak ngizinin, Feri udah coba bujuk papah, tapi Ra, papahku itu orangnya keras, dia emang gak suka sama Feri."

"Tapi Key, dia itu ayah dari bayi yang lagi kamu kandung, masa papah kamu gak ngasih izin?"

"Gak tau Ra, setiap ditanya, pasti jawabnya, papah masih perlu waktu, mau sampe kapan coba? Sampe perutku udah gede? Dan jadi omongan orang-orang?" kesal Key, iya, ayahnya tak memberi restu pada Feri untuk mempersuntingnya, padahalkan kini ia tengah mengandung bayi dari pria itu.

"Emang sih Key, ayah mana sih yang rela ngelihat puterinya dikotori orang? Ayah kamu cuma butuh waktu, jangan pikir ayahmu cuma mikir rasa bencinya sama Feri, tapi percayalah, pasti ada hal lain yang membuat ayahmu ragu." Halimah dan kata bijaknya, membuat Key tenang dan membuatnya bisa mencoba memahami posisi ayahnya.

"Ini, cewek apa cowok? Foto burem gini, aku ndak ngerti loh." ujar Halimah berusaha mencairkan suasana.

Berhasil, Key menyunggingkan senyumnya.

"Cewek, katanya."

"Woah..aku bakal punya ponakan yang cantik kaya ibunya dong." canda Halimah.

"Bisa aja kamu, Ra."

Ceklek

"Mbak, kata dokter besok mbak udah bisa pulang." ujar Afifah yang baru masuk ke ruang rawat Halimah.

"Oh iya, heh Fah, sini! Ini kenalin Mbak Keyra." ujar Halimah memperkenalkan Key pada Afifah.

"Oh, Assalamualaikum, kak."

"Waalaikumsalam.."



●○●



Azka duduk termenung memperhatikan gadis di depannya, iya, beberapa hari belakangan ini Azka memang lebih dekat dengan Angel, dan Azka tak mau menyangkal jika berada didekat Angel membuatnya sedikit nyaman, ingat! Sedikit, karena kenyamanan sepenuhnya ada pada seseorang yang Azka tidak tahu entah sedang apa disana.

"AZKA!"

Azka tersentak ketika Angel meneriakinya.

"Gue gak budeg, Ngel." decak Azka tak suka, oh ayolah, bagaimana kalau Azka budeg sungguhan karena teriakan Angel barusan? Memang ada istilahnya cowok tampan nan keren sepertinya tuli?

"Gak budeg tapi dipanggil gak nyaut-nyaut." sarkas Angel.

Azka mengernyit, oh, jadi dari tadi Azka melamun?

"Iya-iya maaf, baperan amat si. Tadi lo ngomong apa?" ujar Azka mengalah, lebih baik mengalah daripada makin panjang urusannya.

"Gue mau pulang ke Indo, lo mau ikut?"

[1] Halimah, I Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang