16. Kepulangan Mama Azka

2.9K 270 3
                                    


Halimah saat ini tengah membaca buku 'Riwayat Nabi' ia duduk di belakang rumah keluarga Azka ditemani dengan kicauan burung yang enak didengar di telinga.

Air mukanya serius sekali, seolah-olah ia tengah berada di ruang hampa yang hanya ada dirinya disana, sendirian.

Atensinya beralih pada Bu Nur yang datang menghampirinya, dengan celemek ungu yang biasanya digunakan oleh Halimah saat memasak.

"Neng ternyata ada disini. Itu neng, nyonya pulang, dia nyariin neng." ujar Bu Nur pada Halimah.

"Tante Devi udah pulang yah bi? Kapan nyampe?" tanya Halimah seraya menutup buku bacaannya lalu menaruhnya di meja yang ada disitu.

"Barusan neng. Dia langsung nanyain neng, waktu nyampe." jawab Bu Nur.

Halimah berdiri lalu mulai melangkah bersama Bu Nur untuk menemui mamanya Azka.

"Tante nyari saya?" ujar Halimah pada saat ia menjumpai Devi sedang duduk di kursi ruang tamu dengan pandangan fokus pada ponsel seperti biasa.

"Ah? Halimah. Sini sayang!" ujar Devi menepuk kursi kosong disampingnya.

Halimah menghampiri Devi lalu duduk disampingnya sesuai perintah wanita 40-an itu.

Tanpa aba-aba Devi langsung memeluk tubuh Halimah, "Makasih. Makasih banyak, sayang." bisik Devi di telinga Halimah.

Halimah tersenyum diceruk leher Devi, ia membalas pelukannya. "Gak akan mudah tan kalo Azkanya gak berusaha. Semua ini juga berkat kerja keras dan kemauan Azka buat belajar, saya hanya sebagai perantaranya saja." ujar Halimah lembut.

Devi menguraikan pelukan mereka lalu tersenyum hangat kearah Halimah.

Devi mengambil tasnya yang berada di meja, lalu mengeluarkan amplop berwarna cokelat dari dalamnya, "Ini. Cuma sedikit, tapi tante mohon terima ya." ujarnya seraya menaruh amplop itu di tangan Halimah.

Halimah melebarkan matanya, "Eh? Ya ampun tante. Saya ikhlas kok. Gak usah." Halimah menolak sejumlah uang yang disodorkan oleh Devi. Oh ayolah, Devi tidak mengatakan apapun saat pertama kali Halimah menjejakkan kaki di rumah ini. Iya, Halimah ikhlas kok mengajari Azka. Toh, tidak memakan banyak tenaga juga.

"Kamu gak seharusnya nolak rezeki-kan? Terima, ini hak kamu." ujar Devi dengan nada yang tegas.

"E-euh kalo gitu, terimakasih, tante."

Devi dan Halimah terlibat obrolan santai, sampai terinterupsi saat Azka datang dengan wajah lelahnya, jangan heran kalau Azka masih berangkat sekolah karena sekolahnya mengadakan pensi rutinan, dan Azka diminta untuk mengisi acara dengan teman-temannya.

Azka dan teman-temannya memang pernah membentuk grup band jauh pada saat sebelum Azka mengenal Halimah, dan bandnya memang cukup terkenal dikalangan murid SMA Nusantara. Namun, pada saat Halimah hadir dalam kehidupannya, ia jarang sekali nge-band. Dan maka dari itu tadi ia latihan bersama teman-temannya agar tidak kaku pada saat pensi hari sabtu besok.

"Loh? Mama udah pulang? Kenapa gak ngasih tau aku, kan kalo mama ngasih tau aku bisa jemput di bandara." ujar Azka pada saat wanita yang berstatus ibunya itu tengah bersenda gurau dengan Halimah.

Melihat pemandangan itu Azka berasa melihat interaksi antara mertua dan menantunya, dan Azka sang suami yang baru pulang dari tempat kerja.

Azka tersenyum geli pada lamunannya yang terbilang ngarep itu.

"Yah terlanjur. Masa mama harus balik lagi ke bandara sih?" canda Devi yang dibalas kekehan Azka, lalu pemuda dengan kaos hitam namun memakai celana abu-abu itu menghampiri wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

[1] Halimah, I Love You [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang