Devilo

282 18 0
                                    

Sepertinya aku merasakan ada seseorang yang mengikutiku. Beberapa kali aku mencoba memastikan menoleh ke belakang, tapi hanya Axel dan Calvin yang menatapku penasaran. Aku melirik Alby, wajahnya gelisah. Seperti memikirkan sesuatu. Mungkin yang dirasakan Alby juga sama dengan apa yang kurasakan saat ini.

"Alby," panggilku dengan suara pelan.

Alby menoleh dan tersenyum, "Ada apa?" aku tau dia menutupi kegelisahannya.

"Aku tau jika kau merasakan sesuatu."

Senyum Alby hilang. Matanya kini menatap jalanan di hutan, "Aku hanya takut kehilanganmu."

Aku menggigit bibir bawah, menahan degupan jantung yang berpacu cepat. Alby tidak bercanda, raut wajahnya menunjukkan sikap serius. Dengan keberanian yang baru saja aku kumpulkan, aku menyentuh lengannya, untuk menunjukkan bahwa aku ada di sisinya. Tidak akan meninggalkannya. Juga tidak akan menghilang seperti apa yang dikatakan Alby.

"Aku disini, bersamamu."

Alby menatapku. Senyumnya kini mengembang lagi di wajah tampannya. Baru saja Alby membalas sentuhan tanganku, suara ranting terinjak membuat kami berdua menoleh ke belakang. Axel dan Calvin juga, mereka berdua mundur beberapa langkah untuk menghindari sesuatu yang bisa saja ini hewan buas.

Cahaya hitam menyilaukan mata kami. Setelah beberapa detik, cahaya itu hilang. Menampilkan sosok berjubah hitam lengkap dengan tudung dan pedang di tangannya. Devilo. Calvin mencengkram erat tanganku dan terus melangkah mundur. Aku melirik Alby, Ia menggeram marah dan maju beberapa langkah bersamaan dengan Axel yang mengikutinya.

"Kita bertemu lagi, kawan," Devilo membuka tudungnya, menampilkan wajah menyeramkan.

"Aku bukan kawanmu!" Alby berkata dengan suara berat.

Axel mencoba menenangkan Alby dengan cara menepuk-nepuk bahunya. Sepertinya gagal, Alby mengeluarkan pedangnya dan maju lagi beberapa langkah untuk menghampiri Devilo. Axel juga melakukan hal yang sama, tetapi Ia menyuruh Alby untuk mundur lagi.

"Kenapa kau tidak ingin menjadi pemimpin iblis saja? Kekuatanmu akan bertambah besar jika mau menerima tawaranku menjadi pemimpin iblis," Devilo berucap sinis.

"Sekali lagi kau memaksaku untuk menjadi pemimpin iblis, aku tidak segan-segan untuk membunuhmu!" Alby mengarahkan pedangnya tepat di depan wajah Devilo.

Aku menahan napas sebentar. Keringat dingin membasahi telapak tanganku, bulu kudukku berdiri. Seperti ada seseorang di belakangku. Aku melepas cengkraman Calvin, dan berbalik menghadap depan. Tidak ada siapa-siapa. Tapi semak-semak di depanku bergoyang, tidak mungkin angin yang meniupnya sekencang itu. Bahkan yang kurasakan tidak ada angin disini.

"Kau berani membunuhku? Silahkan saja! Tapi, jangan harap wanitamu itu akan selamat."

Aku membulatkan mata. Calvin kembali mencengkram erat tanganku dan mengajakku mundur beberapa langkah lagi. Saat aku berbalik menatap ketiga laki-laki itu, ada seseorang yang membekap mulutku. Saat Alby menghampiriku, Devilo dengan cepat menebaskan pedangnya ke arah Alby. Aku ingin beteriak, tapi tidak bisa.

"Alby, awas!" Axel berseru kencang.

Syukurlah, Alby bisa menghindar. Kini Ia harus mengangkat pedangnya untuk mencoba menyerang Devilo. Aku dan Calvin disini terus berusaha memberontak agar terlepas dari seseorang di belakangku ini. Beberapa kali aku mencoba berteriak, tapi hasilnya nihil. Itu percuma, karena setiap kali aku mencoba berteriak, ulu hatiku terasa sakit. Aku tidak tau penyebabnya apa, yang terpenting saat ini aku mengkhawatirkan kondisi Calvin yang sudah kehabisan tenaga mencoba melawan seseorang di belakangnya.

Orang itu sama seperti Devilo, memakai jubah hitam dan tudung yang menutupi sebagian kepalanya. Tapi tubuhnya masih kalah besar dengan Devilo. Bau anyir tercium di sekitarku. Aku memukul-mukul tangan yang membekap mulutku, juga menendang ke belakang agar seseorang tersebut melepaskanku.

Axel dan Alby terus bertarung melawan Devilo. Tenaga Devilo lumayan besar, dua laki-laki yang melawan sekaligus masih belum bisa menumbangkan tubuh Devilo itu.

"Semua penduduk di wilayah Custode sudah mencarimu," ucap Devilo sambil terus menyerang Alby dan Axel.

"Aku tidak peduli!" Alby menjawab tegas.

"Dan sebentar lagi, pemimpin iblis di wilayah Vandalo akan tergantikan olehmu," Devilo tersenyum licik.

Alby berteriak lalu menebas pedangnya ke lengan Devilo. Darah menetes perlahan. Devilo yang tidak terima segera membalasnya, tapi gerakan Alby cukup cepat. Sedangkan Axel berlari meninggalkan mereka berdua dan segera menyelamatkanku. Axel mencoba melawan seseorang di belakang Calvin. Berhasil. Sosok itu menghilang, tapi Calvin sudah pingsan.

Kemudian Axel beralih kepadaku. Ia mendorong sosok di belakangku dan memukulnya berkali-kali. Aku juga mencoba meronta, namun gagal. Aku tidak asal dari bau anyir ini, tapi yang pasti, tenagaku sudah banyak terkuras. Mataku mulai tidak kuat untuk terbuka, napasku tersengal. Yang terakhir kulihat adalah, Devilo dan sosok di belakangku menghilang.

Alby berlari, dan langsung memelukku. Lalu semuanya gelap.

Aventura Con Angel (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang