PART 17

42.7K 2.4K 34
                                    

Part 17

Sherine dan Sean sudah menghabiskan waktu selama dua jam untuk berwisata kuliner di jantung kota Batam, dan Sherine pikir sudah saatnya ia membebaskan diri, atau Nicholas akan menyadari kepergiannya, dan kesempatannya untuk melarikan diri, menguap.

"Omong-omong, Sean, aku ingin mampir ke rumah kakak sepupuku," kata Sherine saat ia dan Sean keluar dari sebuah rumah makan yang terkenal di batam.

Sean menatapnya sejenak seolah berpikir.

Untuk mengalih pikiran Sean, Sherine meraih tangan kekar itu dan mengajaknya menuju mobil sambil tersenyum manis.

"Hmm... baiklah, aku akan menemanimu," kata Sean akhirnya.

Mereka tiba di mobil sport mewah Nicholas yang terparkir di halaman rumah makan. Sean membuka pintu mobil untuk Sherine.

Sherine masuk ke dalam mobil dan menggumam terima kasih.

"Cukup antarkan aku saja, nanti sore saat Nicholas pulang kerja, dia yang akan menjemputku," kata Sherine saat Sean sudah duduk di balik kemudi.

"Itu bahaya, Cantik. Nick akan tahu aku membawamu keluar."

Sherine tersadar. Tapi kemudian ia tersenyum. "Dia tidak akan tahu, aku akan mengatakan sopir yang mengantarku dan pastinya juga dia tidak akan bertanya banyak."

Sean menyalakan mesin mobil. Dalam sekejap mobil sudah melaju di jalan raya.

Sherine menatap Sean dengan harap cemas. Sean tampak ragu, entah karena apa. Tapi kemudian dagu yang terangguk samar itu membuat Sherine diam-diam mendesah lega.

"Baiklah, Cantik, tapi kau janji jaga diri baik-baik. Aku tak mau terjadi apa-apa padamu."

Sherine tersenyum dan mengangguk semangat.

"Selain itu, jangan sampai Nick tahu kita menghabiskan waktu di luar bersama pagi ini, atau aku akan mendapat sangsi mengerikan."

Sherine menatap Sean cemas, ia tentu saja tidak mau Sean mendapat masalah dan hubungan kedua kembar itu semakin dingin. Tapi...

"Hei, jangan menatapku seperti itu, Sayang. Aku hanya bercanda. Kalau pun Nick tahu, dia hanya akan marah, tidak mungkin membunuhku, oke? Sudah kukatakan aku satu-satunya saudaranya." Sean tertawa renyah.

Sherine berusaha melemaskan otot-otot wajahnya, ia tersenyum sebaik mungkin.

"Baiklah."

Lalu Sherine menyebut sebuah alamat—yang sebenarnya hanya alamat acak, bukan rumah sepupunya—dan Sean mengantarnya ke sana.

"Kau tak perlu mengantarku ke dalam," kata Sherine saat akan turun dari mobil yang sudah tiba di alamat yang ia sebut. Mereka berada di depan pintu pagar sebuah rumah mewah.

"Kau yakin, Cantik? Aku tidak mau kau hilang diculik orang selagi berjalan ke dalam."

Sherine tertawa kaku. "Tidak akan ada yang menculikku. Sampai bertemu, Sean!"

Sherine membuka pintu mobil dan keluar. Sean mengangguk.

Tak lama kemudian mobil berlalu.

"Maafkan aku, Sean..." gumam Sherine pelan, lalu memulai pelariannya.

***

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komen ya dears.. thank you.


Versi tamat cerita ini tersedia di:

Google play buku

Karya karsa

PDF (harga lebih murah) - order di WA Evathink 08125517788


Ohya, btw saya menyediakan novel istri idaman sang duda versi cetak untuk teman2 yg ingin koleksi. 
Kontak saya utk order
Wa 08125517788
ig evathink

Untuk bersi ebook tersedia di google play buku

Untuk bersi ebook tersedia di google play buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istri Idaman sang Duda - REPOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang