Ketahuilah, saat pria mengusilimu terus-menerus. Itu berarti dia sedang mencari perhatianmu.
-Aldino Krastin Srendana-
r e p i t i e n d o
Suasana hening. Ulangan mendadak yang diberikan Bu Dina benar-benar menguras isi otak Melody. Ditatapinya satu persatu wajah serius teman-temannya. Ada yang menulis. Ada yang berusaha mengingat-ingat materi sejarah. Ada yang gelisah. Ada yang bertukar jawaban. Dan ada juga yang tertidur seperti pria di sebelah Melody. Ia melipat kedua tangannya. Lipatan itu dijadikan bantalan oleh kepalanya yang menghadap ke arah Melody.
Dengkuran halus yang keluar dari mulut cowok itu membuat Melody menghela nafasnya malas. Kalau sudah begini rasa tidak teganya selalu muncul. Melody sengaja menegakkan buku ulangan Aldi untuk menutupi cowok itu.
"Perasaan nih anak tidur mulu di kelas." Melody menatap cowok berkulit putih di depannya dengan saksama. Jika tidur begini dia jadi mengingat Aldi kecil.
"Lima menit lagi kumpul."
Perintah Bu Dina yang menggema di ruangan kelas. Suasana kelas jadi lebih berisik. Tidak lagi ada hening. Melody buru-buru menjawab soal yang satu lagi masih kosong dengan modal bertanya pada Ayna yang duduk di depannya. Ia menendang kursi Ayna, membuat gadis itu menoleh ke belakang.
Dari arah depan Ayna menegakkan bukunya. Melody pun dengan leluasan menulis jawaban milik sahabatnya. Karena tidak panjang, punya dia sudah selesai. Kini ia beralih pada buku ulangan milik Aldi yang masih kosong tanpa jawaban. Ia hanya bisa geleng-geleng. Tidak ada waktu untuk menjawab satupun soal disana. Ah tunggu! Masih ada dua menit untuk menyalin jawaban nomor terakhir. Daripada tidak ada sama sekali.
"Oke!" Bu Dina berdiri dari duduknya dan berjalan mengambil buku ulangan para murid. Entah mengapa kali ini dewi fortuna tidak berpihak pada Aldi. Belum saja sempat Melody membangunkan pria itu, Aldi sudah terciduk duluan oleh Bu Dina.
Melihat Aldi yang tertidur disaat ulangan memancing emosi Bu Dina. Namun ia dapat meredam karena sedang hamil muda. Takut anaknya menjadi pembangkang nanti.
"Aldi...Bu Dina!"
"Nghh..." tubuh nya menggeliat sebelum kembali pada posisi enaknya. Tiba-tiba saja ia refleks terbangun ketika nama Bu Dina disebut.
"Iya Bu! Dikit lagi siap!" ucap Aldi spontan. Ia tak sadar bahwa kini Bu Dina pun sudah ada di depannya. Beberapa saat ia tersadar karena tawa dari teman sekelas.
Aldi hanya nyengir ketika melihat Bu Dina sedang bersidekap dada dan menatap tajam kearahnya, "Kenapa kamu tidur saat ulangan?" tanya Bu Dina dengan nada yang dingin.
"Ngantuk bu. Saya bergadang semaleman untuk belajar sejarah, karena tau hari ini ujian." jawabnya beralasan.
"Darimana kamu tau ulangan, sedangkan saya ngasih ini aja mendadak?" nada bicara Bu Dina lebih horor dari yang tadi.
Bagaimanapun Bu Dina adalah orang kepercayaan papanya untuk mendidiknya menjadi lebih baik. Bukan tanpa alasan Aldi dipindahkan ke kelas ini. Sedikit saja dia ketahuan melanggar di depan Bu Dina, kartu kreditnya pasti terancam.
"Saya..saya ga suka pelajaran sejarah, Bu. Kata nenek saya yang di Spanyol, no deberíamos pensar demasiado sobre el pasado." (kita seharusnya tidak terlalu memikirkan masa lalu)
Semua yang ada di kelas terpelongo mendengar bahasa yang baru diucapkan Aldi. Melihat itu, pria itu menggaruk tengkuknya sambil meluruskan. "Maksudnya, kita ga boleh mikirin masa lalu. Kan sejarah itu masa lalu, udah lewat. Kita ga boleh mikirin lagi, Bu. Biarkanlah Maha Raja Mulawarman dan keluarga kerajaannya tenang."

KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]
Teen Fiction"Kamu adalah lirik terindah sekaligus nada termerdu yang pernah mengalun di dalam telingaku." ---------------------------------------------------- Pernahkah kamu merasa waktu mempermainkanmu? Disaat kamu sudah berusaha melupakan tiba-tiba hal yang d...