31: IMAGINATION

1.8K 118 3
                                    

Musik adalah caraku mengungkap rasa.
Nada adalah degupku.
Melodi mewakilkan emosiku.
Dan liriknya berisi kamu, isi hatiku.

-Irama Melody Clasininda-

r e p i t i e n d o

Malam ini hujan turun dengan derasnya. Banyaknya rintik yang turun mewakilkan banyaknya rasa khawatir yang timbul di benak Melody. Dia masih setia duduk di samping jendela kamarnya dengan mata yang tidak lepas dari dua hal yaitu handphone dan arah pagarnya.

Ini sudah hampir jam setengah sembilan malam dan kabar dari pria itu tak kunjung juga ia dapatkan. Sejenak ia tertegun, apakah pria itu sudah tidur di rumahnya dan lupa untuk mengabari Melody. Lagian siapa dirinya yang harus dikabari setiap waktu.

Sadar diri dong. Itu jelas suara logikanya. Namun suara itu berbanding terbalik dengan hatinya yang memerintahkan agar ia tetap menunggu kabar dari Aldi.

Melody tidak tau dia memiliki kecepatan berlari dari mana. Setelah mendengar bel berbunyi ia tiba-tiba sudah sampai di depan pintu rumah dan siap membukakan pintu untuk orang di luar sana.

"Ya ampun!" Melodi menangkup kedua pipi Aldi yang lebam. Tanpa ada kata lagi ia membawa Aldi masuk ke dalam rumah dan mendorong pria itu pelan agar duduk di sofa miliknya.

Melody langsung bergerak ke kotak P3K yang terletak di dekat dapur. Tidak lama dia kembali dengan obat biru dan kompresan air dingin.

Tidak ada percakapan yang terdengar melainkan suara ringisan kecil yang keluar dari mulut Aldi. Tidak ada yang koyak hanya saja banyak lebam biru yang tercetak di wajah tampan milik pria itu.

"Tujuan hidup lo apa sih?" tanya Melody serius.

"Bahagia." jawab Aldi singkat.

"Bahagia? Lo bahagia muka lo lebam gini?"

"Lumayan."

Karena kesal, Melody sengaja menekan handuk dingin itu ke lebam di wajah Aldi agar pria itu kesakitan. Tepat sekali sekarang Aldi meringis kesakitan. "Makan noh bahagia."

Aldi tersenyum tipis. Diambilnya tangan Melody yang sedang berada di pipi kirinya. Ia kini menatap Melody dengan tatapan serius. "Lo tau apa lagi kebahagiaan gue?"

Melody menaikkan sebelah alisnya. Ditatap seserius itu oleh Aldi membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Apa?"

"Lo."

r e p i t i e n d o

Tentu saja setelah pernyataan konyol yang dilontarkan Aldi menjadikan suasana canggung diantara keduanya. Aldi hanya berniat menggoda Melody namun dengan pernyataan yang jujur dari hatinya. Bukankah itu tidak salah?

"Jadi gak ke toko alat musik?"

Suara itu berasal dari pria yang baru saja berganti pakaian. Aldi kini sudah memakai kaos putih polos milik Jaztin. Demi apapun, Melody hampir meleleh melihat pria yang berada di depan pintu kamarnya. Bukan mitos kalau misalnya lelaki bakalan bertambah kadar kegantengannya kalau memakai baju putih. Dari banyak lelaki berkaos putih yang Melody jumpai, semuanya terlihat begitu tampan dari biasanya.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang