"Kita harus stop disini. Awalnya kita cuma bales dendam aja kan niatnya."
Suara Kavin menggema di seluruh ruangan di rumah besar ini. Ia memijat pelipisnya tidak habis pikir dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Bales dendam apa yang udah kakak lakuin. Kakak bahkan anteng disana dan gak ngelakuin apapun." ujar gadis itu menatapnya dengan tatapan kecewa.
Kavin gusar. Ia menatap gadis itu dengan seksama lalu memegang bahunya. "Gue bisa, Na. Cuma gue gak sanggup. Dia itu terlalu baik untuk dijahatin. Plis kita sampe sini aja ya, jangan ngelakuin yang lebih. Kasian dia. Gimanapun juga gue punya hubungan darah sama dia.
Gadis itu berdecih lalu menepis tangan Kavin dari bahunya. "See, semua orang bahkan sayang sama dia. Setelah semuanya bahkan kakak juga jatuh ke dia. Kakak gak inget sama kesalahan ibunya? Fine then, aku rasa hubungan kita juga sampai disini aja." ancam gadis itu. Sorot matanya kini tampak sangat kecewa. Setelah beberapa usaha ia tidak menyangka Kavin akan berhenti di tengah jalan.
Kavin tidak terpengaruh. Ia menatap gadis itu tajam. "Mati bukan urusan main-main. Dia gak bersalah sama sekali. Kalo kakak mau kakak harusnya balas dendam ke mama bukan ke dia. Oke, kalo itu yang kamu mau. Kita sampai sini." Kavin mengangkat tangannya lalu pergi keluar dari rumah itu.
r e p i t i e n d o
S
ejak kecil, Kavin tidak pernah jumpa dengan sosok ibu. Ia dibiarkan tinggal bersama neneknya. Kasih sayang yang ia dapat dari ayahnya sendiri pun tidak sebesar yang diberikan neneknya. Dia dititipkan lalu diasingkan dari keluarganya sendiri. Bahkan ia tidak tahu siapa ibunya.
Baginya dulu ibu cuma angan-angan. Rindu yang tidak pernah putus selalu terasa menyedihkan setiap kali diingat. Siapa yang dia rindukan sebenarnya? Sosok ibu yang bahkan wajahnya tidak pernah ia kenali. Yang bahkan tidak perduli meski ia berulang kali sakit hati.
Seiring berjalannya waktu Kavin tumbuh besar. Ia tumbuh menjadi anak yang kuat. Sangat kuat. Fisiknya bagus karena Kavin suka berolahraga. Dia tumbuh menjadi seorang anak yang berbakat di bidang olahraga. Tapi menolak untuk menjadi atlit. Dari kecil ia punya cita-cita yang mulia. Kavin ingin menjadi guru.
Guru adalah sosok yang menginspirasinya. Baginya dulu guru adalah malaikat. Guru pertama yang mengajarinya adalah neneknya. Kavin tidak pernah merasakan bagaimana rasanya bermain di taman kanak-kanak. Neneknya yang mengajarinya baca tulis sebelum ia masuk ke sekolah dasar.
Akhirnya Kavin punya mimpi untuk menjadi guru. Ia meminta izin kepada neneknya untuk menuntut ilmu di Jakarta. Tempat dimana ayahnya tinggal. Meski berat untuk mengizinkan tapi neneknya akhirnya memberi izin. Membiarkan Kavin mengejar impiannya.
Sampai di Jakarta, Kavin merasa sangat senang. Ayahnya menganggapnya. Dia punya seorang ibu. Sampai akhirnya ia tahu dari seorang adiknya sendiri bahwa ia bukan anak dari ibunya yang itu. Mereka satu ayah tapi berbeda ibu.
Kavin kembali berpikir. Dimana ibunya yang sebenarnya. Apakah sosok itu masih ada? Apakah sosok itu memikirkannya atau tidak. Bagaimana rupanya. Karena rasa penasaran ia mencari tahu sampai akhirnya ia menemukan ibunya.
Ibunya disana sedang memperhatikannya. Hati Kavin hancur sehancur-hancurnya. Sorot mata seorang wanita paruh baya itu sangat sendu. Ia tidak menyangka bahwa wanita itu masih memikirkannya. Setiap hari di Jakarta ia merasa kalau ia selalu diperhatikan. Itu adalah ibunya. Ibu kandungnya masih memerhatikannya .
Namun amarah lebih dominan di hati Kavin. Kenapa sekarang ia baru perduli. Kemana dulu wanita itu disaat ia butuh kasih sayang. Dengan memberanikan diri akhirnya ia balas mengikuti wanita itu diam-diam. Kavin sangat sakit hati saat melihat wanita itu merawat seorang anak gadis dengan begitu baiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/123687565-288-k179120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]
Teen Fiction"Kamu adalah lirik terindah sekaligus nada termerdu yang pernah mengalun di dalam telingaku." ---------------------------------------------------- Pernahkah kamu merasa waktu mempermainkanmu? Disaat kamu sudah berusaha melupakan tiba-tiba hal yang d...