Setelah kejadian di toilet perempuan seminggu yang lalu. Setiap Valerie melewati Melody ia hanya diam sambil sesekali mendesis. Tatapan gadis itu masih kesal namun dia benar-benar tidak berani melakukan apapun kepada Melody.
Setidaknya Melody merasa cukup lega karena gangguan di hubungannya berkurang. Melody dan Ayna berjalan menuju kembali ke lapangan setelah kembali dari kantin. Ditentengnya plastik berisi enam botol air mineral. Setelah hampir sampai di pinggir lapangan ia dan Ayna terpaksa harus berpisah karena temannya itu sedang melancarkan aksi pendekatannya.
Aldi yang baru saja akan melakukan shooting tiba-tiba berhenti saat melihat gadis dengan plastik biru di tangannya datang dari arah utara. Ia dengan cepat melakukan shooting dari jarak jauh. Bola itu masuk membuat banyak gadis yang menonton meneriakinya. Aldi tak memperdulikan itu, ia malah berlari cepat ke luar lapangan basket bahkan sebelum Melody masuk ke pinggir lapangan.
Aldi yang datang langsung mengambil plastik yang dipegang Melody. Setelah itu ia langsung membawa gadisnya duduk di pinggir lapangan.
"Banyak banget." tanya Aldi sambil membuka tutup air mineral miliknya lalu memberikannya pada Melody. Setelahnya ia membuka lagi tutup air mineral untuk dirinya sendiri.
"Kamu satu. Sisanya untuk yang lain."
Tunggu..
Apakah Aldi tidak salah dengar?
"Hah? Punya siapa? Kamu siapa?" goda Aldi. Dalam hatinya ia sangat senang karena akhirnya Melody mau memanggilnya dengan embel-embel kamu.
Melody memerah. "Ih punya kamu lah siapa lagi. Ini sisanya untuk yang lain."
Yang dimaksud Melody yang lain adalah anak Asrendana. Tidak lama setelah dibicarakan mereka pun ikut bergabung.
"Eh, ibu negara bawa minum untuk pacarnya ya? Untuk kit---"
Sebelum Adrian menyelesaikan ucapannya Aldi telah lebih dulu melemparkan satu botol air mineral kepada Adrian yang untung saja ditangkapnya.
"Anjir gak ikhlas banget pacar lo, Mel. Ntar gue muntah muntah karena minum ini gara-gara dia gak ikhlas."
Meski berkata begitu ia tetap meminumnya.
Ares hanya memutar kedua bola matanya lalu mengambil satu air mineral. "Makasih ya. Ini gak usah gue ganti kan?"
"Enggak usah. Gue emang niat beli buat kalian."
Ares tersenyum senang. "Emang paling bener ya cuma lo doang. Gue setuju nih sampe mati gue akan menunggangi kapal Aldi-Melody anti karam."
"Oh ya. Gue juga dukung nih. Lo tenang aja Mel, kalo dia macem-macem ke lo gue tonjok." sambung Adrian.
"Kayak berani aja lo." timpal Arnold.
Adrian hanya mengeluarkan cengirannya lalu duduk menjauh dari Aldi dan Melody. Kepergian Adrian diikuti yang lainnya yang paham terhadap situasi. Kini tersisa Aldi dan Melody di pinggir lapangan. Tentu saja dengan tatapan dari siswi-siswi yang tadi menonton Aldi bermain.
"Kamu malam ini mau kemana?" tanya Aldi tiba-tiba.
Melody menghendikkan bahunya. "Kayaknya dirumah aja."
"Aku jemput ya. Malem ini kerumah aku. Ada yang mau aku kasih liat."
Melody berfikir sejenak. "Rame dirumah kamu?"
"Pasti. Besok kan minggu."
Melody menunduk sejenak menatap ponselnya membuat poninya yang panjang jadi jatuh ke depan menutupi wajahnya. Dengan kedua tangannya Aldi menangkup wajah Melody. Menyampirkan kedua sisi poninya ke belakang telinga. Membuat Melody yang tadinya tertunduk menjadi kaget.
![](https://img.wattpad.com/cover/123687565-288-k179120.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]
Подростковая литература"Kamu adalah lirik terindah sekaligus nada termerdu yang pernah mengalun di dalam telingaku." ---------------------------------------------------- Pernahkah kamu merasa waktu mempermainkanmu? Disaat kamu sudah berusaha melupakan tiba-tiba hal yang d...