Don't be sad! Because every time you hurt, my heart feel the pain.
-Irama Melody Clasininda-
r e p i t i e n d o
Aldi bisa saja sekarang juga mematahkan semua tulang yang melekat dan menjadi penunjang tubuh pria di hadapannya. Kekesalannya ia tahan saat mendengar seorang gadis meronta agar ia memberhentikan aksinya memukuli pria di depannya.
"Berapa kali gue bilang untuk jangan pernah sentuh apapun milik gue!"
Dadanya naik turun. Nafas Aldi terengah-engah. Ia masih setia mencengkram erat pria yang sudut bibirnya sudah terluka di depannya. Sesaat ia menatap Juna yang masih dengan wajah ketakutannya. Tidak biasanya Juna dapat terdiam. Aldi tersenyum sinis lalu menatap Juna dengan sebelah alisnya yang terangkat, "Lo ga laku?"
Juna menghela nafasnya lalu dengan kekuatan yang tersisa mendorong Aldi dengan cukup keras hingga pria itu sedikit terpental jauh dari arahnya.
Melody yang melihat itu hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia tidak bisa melakukan apa-apa selain meneriakkan nama Aldi agar berhenti berkelahi dengan Juna.
Sama seperti Melody. Kini gadis yang menjadi biang semua keributan tengah malam seperti ini juga terdiam. Merasa bodoh dan ketakutan di sisi lain. Ia tak henti-hentinya menunduk. Tak berani menatap ataupun meneriaki nama Aldi. Pandangan dari teman-teman Aldi terlebih Allen juga sangat ia hindari.
Bicara soal Asrendana, mereka sudah berusaha memisahkan. Namun mendengar ucapan bahwa ini adalah urusan Aldi. Semuanya mundur, membiarkan keduanya menyelesaikan masalahnya sendiri.
Disini bukan cuma mereka berenam yang menonton. Ada Zahra, Sasha dan juga anak sastra yang tadi berdansa bersama Ares.
"Jangan selesaikan pake otot, lo berdua punya otak kan?" ucap Allen santai.
Aldi dan Juna saling menoleh saat mendengar ucapan Allen. Juna sedikit maju untuk bisa meraih kerah kemeja yang dipakai Aldi. Ia mengusap sudut bibirnya dengan tangannya lalu menampar pelan wajah Aldi.
"Seharusnya lo bilang terimakasih sama gue. Sebagai sepupu lo, gue menjauhkan lo dari cewe kaya dia," tunjuk Juna pada Valerie yang masih menunduk.
Harusnya semua orang disini terkejut saat mendengar perkataan Juna. Tapi tampaknya yang terkejut hanya Valerie dan Melody. Tidak dengan anak-anak Asrendana.
"Lo seharusnya mikir disaat gini. Bukan gue yang salah kalo cewe lo mau dicium sama gue. Disitu letak kesalahannya di dia, yang dateng gitu aja. Al, gue emang ga suka sama lo karena lo lebih segalanya. Lo punya semuanya. Lo ambil semua yang gue inginkan dari dulu. Termasuk juga itu cewek. Dari kita masih berhubungan baik sebagai sepupu dan sampe sekarang, gue ga ada niatan ngambil cewe lo buat dijadiin pacar. Yang ada untuk balas dendam doang! Cewe lo dateng sendiri ke gue, dan dia menyerahkan dirinya. Salah siapa?" perjelas Juna.
Valerie membulatkan matanya mendengar perkataan yang baru saja Juna katakan. Dia kira Juna akan membelanya, namun ternyata perkiraannya salah sasaran. Dengan perlahan, Valerie mundur untuk mencari jalan keluar dari gang yang sepi ini. Sedikit lagi ia menjangkau ke arah lingkaran yang dibuat oleh Asrendana yang juga ada Melody, tiba-tiba lengannya di cekal oleh seseorang.
"Mau kemana?" tanya Ares dengan wajah lelahnya.
Valerie terdiam.

KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]
Novela Juvenil"Kamu adalah lirik terindah sekaligus nada termerdu yang pernah mengalun di dalam telingaku." ---------------------------------------------------- Pernahkah kamu merasa waktu mempermainkanmu? Disaat kamu sudah berusaha melupakan tiba-tiba hal yang d...