Suara ketukan pintu berulang-ulang membuat gadis yang tengah bersenandung ria dikamar mandi itu harus menyudahi kegiatan mandinya. Melody memakai kimono mandinya lalu keluar dengan rambut yang masih terlalu basah. Saat ia membuka pintu, mama nya sudah menatapnya dengan tatapan penuh kilatan.
"Kamu ini udah berapa kali mama bilang, kalo di kamar mandi itu ga boleh nyanyi! Dosa udah gitu lama. Cepet kamu pakaian udah ada yang nunggu kamu di bawah."
Melody sudah biasa mendengar kata-kata itu setiap harinya dari mulut mamanya. Namun ada yang tidak biasa dalam kalimat hari ini. "cepet kamu pakaian udah ada yang nunggu kamu dibawah.". Melody mengangguk saja lalu menuju ke lemari bajunya. Paling juga kedua teman rempongnya.
"Cepet ya sayang, sarapan udah siap." Dyan a.k.a mama Melody keluar dari kamar anak gadisnya.
Melody mengambil seragamnya. Setelah ia memakai seragamnya ia berjalan menuju meja riasnya. Ditatapnya dirinya di cermin, mata coklat nya yang teduh adalah hal paling menarik saat ia menatap cermin. Melody menjelajahi setiap sudut wajahnya, dia sudah cantik namun bibirnya yang merah itu sedikit putih pucat. Melody mengambil lipbalm di laci meja riasnya. Lipbalm ini adalah pemberian Ayna minggu lalu saat mereka ke mall. Dipoleskannya sedikit untuk memberi kesan segar lalu ia pun turun kebawah.
Suara tawa mamanya terdengar jelas dari tangga yang Melody pijak. Dia makin penasaran, apakah Viola memainkan lawaknya hingga mamanya tertawa seperti itu. Mendengarnya membuat hati Melody tenang saja. Gadis itu mempercepat langkahnya hingga ia sampai ke dapur.
"Eh sayang. Lama banget udah ditungguin." ujar Dyan.
Melody tersenyum kearah mamanya lalu melirik seseorang yang duduk di depan mamanya dan kini membelakanginya. "Aldi?" pria di depannya menoleh dan benar saja. Itu Aldi! Bukan Viona maupun Ayna. Bagaimana mungkin makhluk ini berada disini.
"Duduk heh, kamu udah ditungguin daritadi sama Aldi." Dyan menarik kursi untuk anaknya. Melody dengan tatapan tak percayanya duduk di kursi sebelah mamanya. Dyan meletakkan sepiring nasi goreng dan susu di depan anaknya. Tatapan Melody masih mengarah ke pria yang kini tengah menyendok nasi goreng ke mulutnya.
Pandangan mereka bertemu. Aldi tampak menjeda untuk memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya saat pandangannya beradu dengan gadis di depannya.
"Eh! Kalian kok, ayo dimakan Ody. Nanti telat, kamu ga liat jam ya." ucapan Dyan membuat pandangan tadi terputus. Aldi menyendokkan nasi gorengnya begitupula dengan Melody.
"Kamu kok ga bilang kalo satu sekolah sama Aldi. Kalo gitu kan setiap hari mama ga usah repot-repot nganterin kamu karena sekarang kamu bakalan pergi sama Aldi."
"Uhukk!" Melody terbatuk. Perih rasanya, ia segera menuangkan air putih lalu meminumnya. Melody menatap Aldi tajam lalu menatap mamanya, "Kok sama Aldi sih. Melody kan maunya pergi sama mama." rengek Melody.
"Aduh sayang. Kamu kan tau mama pagi-pagi harus ngurusin butik juga. Mumpung searah dan Aldi berbaik hati kenapa engga."
"Ya tapi kan gak enak sama Aldinya mah." Melody melirik Aldi sekilas. Pria itu hanya menatap kedua wanita di depannya sambil terkekeh di dalam hati. Mampus!
"Aldi kamu keberatan?" tanya Dyan.
Aldi menggeleng, "Sama sekali enggak. Dengan senang hati Aldi bakalan anter dan pulang bareng Melody." Aldi memasang senyum kemenangan kearah Melody lalu meminum sisa susunya.
"Tante udah jam tujuh nih. Aldi pamit ya." Aldi menyalami mama Melody lalu keluar dari rumah gadis ini. Ia mengambil helm nya lalu memasang ke kepalanya. Tak lupa pula ia memberikan helm untuk Melody. Gadis itu hanya diam sambil menatap helm itu dengan sebelah alis yang terangkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]
Dla nastolatków"Kamu adalah lirik terindah sekaligus nada termerdu yang pernah mengalun di dalam telingaku." ---------------------------------------------------- Pernahkah kamu merasa waktu mempermainkanmu? Disaat kamu sudah berusaha melupakan tiba-tiba hal yang d...