harapan..

81 11 0
                                    

Teh ditambah gula rasanya akan nikmat,  namun jika sesuatu itu yang harusnya diberi garam dan diganti gula maka rasanya akan aneh.

Intinya tempatkan sesuatu pada tempatnya agar pas.

Mike mendekat ke Echa,  entah apa yang diperbuat kali ini,  dapur Mike yang semula cantik jadi berantakan,  beberapa piring pecah berada di tempat sampah masih ada beberapa pecahan yang jika diinjak akan berdarah.

"aku hanya mencoba jadi pasangan hidup idaman" lirihnya dengan nada cemas sambil menyatukan kedua tangannya dan jempolnya saling menggosok,  kepalanya tertunduk takut menatap Mike.

'Mike akan marah' pikirnya.

"kenapa Reza ingin pandai memasak?" tanya dengan nada halus,  karena jika Mike menambah satu oktaf saja suaranya,  yakin dan percaya catatat baik-baik,  Mike akan yang salah dan Mike yang akan menyusun rapi kamar Echa.

"ingin jadi berguna,  itu saja" cicitnya pelan sampai tidak terdengar, untung saja Mike selalu membersihkan kupingnya.

"siapa yang menyuruhmu harus pandai memasak sayang?" Mike melangkahkan kakinya ke arah Echa.

"aku sugguh minta maaf" kepala yang tadi tunduk kini mendongakkan ke atas menatap jodoh hidupnya.

"sini biar aku ajari memasak" Mike mengambil apron dapur berwarna biru dengan gambaran bunga-bunga di pinggiranya yang makin ke tengah makin besar bungannya, bunga itu berwarna biru senada dengan apron itu,  tapi walaupun bunga itu sama dengan apronya tapi bunga itu tetap muncul.

"pertama kau harus menggunakan ini" Mike seakan memeluk Echa karena mengikat talinya dari depan sehingga tangan Mike masuk di sela tangannya dan pinggangnya.

"geli oyong" ucap Echa menahan tawanya karena dengkuknya tertiup saat Mike bernafas.

Mike mengajari Echa memasak dari membedakan garam, gula dan penyedap rasa.

Sampai cara memotong wortel.

"kenapa harus kecil-kecil oyong?" sela Echa sambil menatap ke arah Mike yang sedang mengupas kentang.

"saat kau memotong wortel, jangan menatap ke sembarang......"

"auhhhhh" baru juga Mike mau bilang tanganmu akan terpotong, tapi yah sudahlah toh sudah terjadi.

"ini mengapa aku tak ingin kau memasak" suara itu naik satu oktaf.

"hiks..... Mike" Echa itu paling benci melihat darah keluar dari badanya.

Segera Mike mengambil tangan Echa  dan memasukkan ke mulutnya dan nenghisap darah yang keluar dari jarinya.

"untung jari kamu tidak putus Za" Mike merogoh kantong celananya dan mendapati plester berwarna pink.

"aku tak suka warna itu Mike" Echa sedikit menarik tangannya,  namun segera ditarik kembali ke hadapan Mike.

"kamu jangan rewel Za"

Akhirnya plester itu merekat di telunjuk kiri Echa.

"sebaiknya Reza duduk di kursi ini dan perhatikan caraku memasak,  oke" Membawa Echa ke tempat duduk yang dimaksudnya dan mendudukkannya dan kembali memasak untuk mereka berdua.

***

Dari tadi Echa berlatih mengenakan  high helsnya yang terlalu tinggi, seperti belajar berjalan saat masih kecil dulu.

Langkah pertama langkah kedua tidak jatuh Echa menarik nafas pelan kemudian kembali mengangkat kaki kanannya.

Bugh...

Jodoh HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang