MARI KITA MENIKAH (YANG SEBENARNYA)

37 5 0
                                    

Amarah itu seperti api, api bisa membakar segalanya sedangkan amarah bisa mengacaukan segalanya, sepertilah air yang jernih, indah tapi menghanyutkan orang-orang yang menatapnya.

Besok adalah hari yang paling berbahagia, harusnya untuk orang yang akan menikah, tapi bagaimana jika kamu mendapati pasanganmu itu malah berduaan dengan mantan kekasihnya, apa yang pertama kali kau pikirkan? Apalagi mereka berdua sangat mesra, mungkin kamu akan langsung mendabraknya dan mengeluarkan semua uneg-unegmu, tapi sekali lagi, amarah tidak akan menyelesaikannya.

Kenneth memejamkan kedua matanya sekarang ia terbaring di kasur yang sangat empuk, kedua tangannya mengelus perut ratanya, matanya masih ia pejamkan mulutnya terbuka seperti membisikkan sesuatu.

"Mika, bagaimana kabarmu sayang? Kuharap kau baik-baik saja di dalam sana!, Daddy kamu memang jahat Mika sayang!" Bisik Kenneth seakan anak yang di dalam sana bisa mendengarkan omongannya.

Ia melirik ke ponselnya dan benda itu dari tadi mengeluarkan cahaya sambil bergetar, itu adalah panggilan yang kesekian kalinya dari Joshua.

Braakkkkk.....

Pintu terbuka dengan nistanya menampilkan sosok pria tampan namun menjurus ke manis.

"Sampai kapan kamu di sini?, Joshua mencarimu!, kamu harus mendengarkan penjelasannya dahulu!" Bintang masih berpakaian kantor miliknya, Kenneth melirik ke arah sahabatnya itu yang satu jam yang lalu sudah berpamitan dengannya, kenapa sekarang ia datang ke sini?.

"Kamu jangan membuat Moodku hancur Tang!" Kenneth menghadap ke tembok dan membelakangi Bintang.

"Joshua ada di luar, kamu harus bertemu dengannya, aku akan ke kantor duluan, dan segeralah berbaikan!" Bintang membalikkan badannya, Kenneth membangunkan badanya dan melihata ke arah pintu sudah tidak ada orang lagi sampai Joshua menampilkan badannya.

"Baby Ken!" Joshua melangkahkan kakinya ke depan mendekati calon istri.

"Aku rindu denganmu, aku berharap kamu tidak rindu, karena rindu itu harus kuakui sangat berat, cukup aku saja yang rindu kamu, jangan!" Kenneth geli sendiri dengan pasangannya yang di depan, kenapa ia bisa menggombal terlihat sangat alay.

Kenneth terkekeh pelan.

"Kamu ketawa hehehe!" Kenneth langsung mendatarkan wajahnya lagi.

"Kamu tahu, kenapa semua orang ingin ke gunung atau ke tebing hanya untuk melihat matahari? Padahal di tempat datar mereka bisa juga melihatnya!" Kenneth memutar bola matanya jengah melihat orang yang ada di depannya.

"Karena di tempat tinggi semuanya akan indah kelihatan!" jawab Kenneth, ia hendak kembali tertidur sampai ia mendengar perkataan Joshua.

"Makanya wajah kamu jangan di datarin terus entar tidak indah, tersenyumlah dan buatlah sebuah gunung tinggi di pipi kamu agar terlihat indah" Joshua sudah sampai di kasur yang di tempati Kenneth, ia menyentuh bahu sanga kekasih yang hendak berbaring lagi.

"Apa kamu ingin tertidur lagi hanya untuk menunggu pangeran menciummu? Kamu tidak perlu tertidur, karena aku akan menciummu walaupun kau tidak memintanya!" wajah tampan Kenneth ia dekatkan dan mencium pipi cubby calon istri.

Kenneth membeku di tempatnya, ini adalah hal yang paling manis ia dapatkan dari Joshua selama ia tinggal bersama, ini adalah pertama kalinya Joshua menggombalinya, biasanya ia hanya akan berkata serius.

"Yang kamu lihat di Caffe kemarin emang benar, Nikita menciumku...." Entah kenapa mendengar langsung dari perkataan Joshua, hatinya justru makin sakit, padahal kemarin ia melihatnya secara langsung, tapi tidak sesakit ini, Kenneth perlahan menunduk, tidak ada harapan lagi.

Jodoh HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang