Sudah sebulan sejak kecelakaan itu terjadi. Eunseo juga udah mulai sekolah sejak dua minggu lalu. Awalnya masih agak ribet karena ia hanya bisa menggunakan satu tangannya. Tapi karena ia memiliki teman-teman yang luar biasa baik, Eunseo agak terbantu dengan teman-temannya yang perhatian. Apapun yang Eunseo mau, maka akan dituruti oleh temannya.
Setiap hari Eunseo tertawa dalam hatinya karena merasa seperti seorang putri raja. Tapi tentu saja Eunseo pendam dalam-dalam, karena tidak ingin teman-temannya ngambek karena Eunseo seperti mencari kesempatan.
Setelah kecelakaan itu memang tidak ada yang mengganggunya kecuali sesuatu yang tidak ia percayai ada sebelumnya. Tadinya Eunseo terus mengelak, tetapi kini ia tahu kalau yang ia lihat itu memang nyata dan ada dimana-mana. Awalnya terasa sangat sulit dan nyeremin. Karena Eunseo memang tidak takut hantu karena ia tak mempercayai makhluk itu ada.
Tapi setelah melihatnya langsung, agak menakutkan. Selama ia tak melihat hantu itu melalui cermin, maka Eunseo tetap akan hidup tentram. Sebab jika ia melihat melalui cermin, akan terlihat rupa asli hantu itu. Entah yang mukanya rusak, berdarah-darah, dan macam-macam lainnya. Pengalaman pertama itu, ia dapati saat dirinya berada di kamar mandi. Setelah itu Eunseo meminta Papanya untuk mencopot semua cermin yang ada di dalam kamar mandi maupun di kamarnya.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, Eunseo sudah mulai terbiasa dengan mereka. Bahkan beberapa sudah mulai mengganggunya.
Kadang aneh-aneh permintaannya seperti kalau Eunseo ke kantin, hantu yang mengganggunya akan meminta sedikit apapun minuman yang dipesannya. Hanya minum. Karena katanya ia mati karena kehausan.
"Lo perasaan sekarang kalo mesen minum kenapa dua terus?" tanya Cheng curiga sambil menatap Eunseo yang sedang menikmati makanannya.
"Ya karena kurang," sahut Eunseo cuek. Ia tidak ingin memberitahu teman-temannya karena mereka semua itu penakut, terlebih lagi Yoojung yang mudah sekali menangis.
Mata Sinbi menyipit tidak percaya. "Bohong banget. Orang lo selalu ninggalin satunya nggak keminum."
Sontak Eunseo tertawa. Jika saja teman-temannya itu tahu...
"Yaudah sih gak pa-pa. Nanti juga abis sendiri."
Yoojung dan Doyeon saling bertatapan, hingga kemudian mereka saling menaruh telunjuk di kening masing-masing dan berkata pelan bahwa Eunseo sudah hilang akal.
Mereka hanya tidak tahu kebenarannya, jadi untuk apa repot-repot mempedulikannya? Toh jikalau Eunseo bilang, mereka juga tidak akan percaya.
She'll leave them be.
"Oh iya, Doy, gimana lo sama Kak Eunwoo? Jadi nggak?"
Eunseo menghela napasnya, bersyukur karena mereka telah mengganti topik pembicaraan mereka. Ia menoleh ke samping kirinya, tepat diantara dirinya dan Cheng ada seorang anak laki-laki yang sibuk meminum jus mangganya.
"Enak?" tanya Eunseo pelan.
Anak kecil itu mengangguk. "Besok beliin aku susu ultra ya, Kak. Kepengen ngeliat kakak tadi minum susunya."
Eunseo menganggukkan kepalanya pada anak itu. Anak yang dikenalnya dua minggu itu, ternyata sudah berkeliaran di sekolahnya selama 30 tahun. Ibunya adalah mantan guru di sekolahnya yang meninggal karena bunuh diri, bersama dengan anak itu.
"Sip."
•••
Ruang kantin memang akan selalu ramai dan sesak jika sudah jam istirahat seperti ini. Banyak anak yang saling berebut kursi padahal area kantin sangat luas, dan pasti akan kebagian. Cuma beberapa malas untuk menempati kursi yang jauh dari stand makanan.
Tetapi ada satu spot yang selalu dihindari oleh anak-anak RasBin; spot tengah. Seperti sudah menjadi kursi hak paten bagi anak-anak populer dari jaman dulu. Bahkan sebelum angkatan Sehun (kakak Jeno) sudah begitu.
Tempat itu kini ditempati oleh kelompok pertemanan anak-anak populer seperti; Jaehyun, Wonwoo, Mingyu, Jaemin, Jeno, Hoshi, Jun, Bambam, Deka (read: Dokyeom), Ten, Eunwoo, Winwin, Doyoung, Vernon dan lainnya. Jika ditotal mungkin ada 20 orang yang seperti wajib dikenal oleh anak-anak RasBin. Tapi yang paling banyak fansnya adalah Jaehyun, Eunwoo, Mingyu, Wonwoo, Mark, Jaemin dan Jeno. The Wonder Seven mereka menyebutnya, karena ketampanan mereka seperti yang sudah haqiqi.
Ditambah lagi mereka semua menjomblo, kecuali Wonwoo dan Eunwoo. Meski Eunwoo baru terlihat mendekati Doyeon, tapi mereka semua sudah mundur perlahan dan lebih memilih untuk mencari target lain. Kecuali beberapa yang masih terlihat bodo amat selama bendera kuning belum berkibar. Tipe yang bar-bar.
"Tau Eunseo nggak?" tanya Seungkwan tiba-tiba. Beberapa mengangguk dan beberapa lagi tidak. Yang tidak kenal diantaranya adalah Jaehyun, Rocky dan Daniel. Mereka memang terkenal dengan ketidak peduliannya terhadap sekitar. Kenal seperlunya aja.
"Kenapa emang lo tiba-tiba ngomongin Eunseo?" tanya Bambam acuh tak acuh. Pasalnya ia terlihat sangat menikmati makan siangnya itu, walaupun cuma nasi goreng yang ia makan setiap hari.
Seungkwan berbisik, karena jarak kursi mereka dengan kursi Eunseo tidak terlalu jauh. "Liat tuh," Ia menunjuk dengan dagunya, membuat teman-temannya yang lain bergantian melirik Eunseo sebentar. Tak terkecuali Jaehyun, Rocky juga Daniel. "Sejak kecelakaan sebulan yang lalu, gue perhatiin dia makin aneh."
"Dia yang biasanya berisik itu kan dimana-mana? Perasaan kalo udah bareng sama ceweknya Eunwoo sama Yoojung koar-koar banget," ucap Doyoung.
Rocky seakan ingat dengan Eunseo-Eunseo ini. Ia memang tidak mengenal nama, tapi wajah ia pasti tahu. "Oh, yang tinggi kedua setelah Doyeon, ye? Tau itumah gue."
"Iya, dia," sahut Vernon.
"Aneh gimana emang?" tanya Daniel, ikut kepo sekarang.
"Gue perhatiin ya, suka banget ngomong sendiri sekarang. Terus juga udah ngga seberisik dulu," jelas Seungkwan. "Tuh! Tuh, liat! Dia kek lagi ngomong sama orang disebelahnya kan?"
Jaehyun tertawa mendengar penuturan Seungkwan. "Lo salah lihat kali. Udahlah, nggak usah merhatiin orang."
"Dibilangin nggak percaya amat," Seungkwan mencebik.
"Tapi ya," Dino membuka suara. "Beberapa hari yang lalu, gue liat dia di belakang lab kimia emang lagi ngomong sendiri."
"Bisa liat setan?" tanya Winwin.
"Bisa jadi," Dino menganggukkan kepalanya.
"Gue pernah baca cerita, katanya emang ada kejadian kalo habis kecelakaan gitu bisa liat yang gaib," Jeno menyahuti.
Jaehyun yang tidak memercayai hantu itu ada hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia tak tertarik membahas sesuatu yang tak kasatmata. Bukan karena dia takut, tapi terlihat tidak logis. Dia sebagai anak terpintar di angkatannya, tentu saja lebih mengandalkan logikanya daripada hal-hal yang dianggap tak nyata.
Sebagai orang yang memiliki agama tentu Jaehyun percaya adanya surga dan neraka tetapi kalau urusan setan yang gentayangan ia tak percaya. Terdengar sangat tak masuk akal. Hal itu pula yang membuatnya tak menyukai film horror karena hanya menang mengagetkan saja daripada menunjukkan keseramannya.
"Makin ngaco ah kalian," kata Jaehyun beranjak dari duduknya. "Gue duluan ya, mau ketemu Pak Andar dulu."
Setelah Jaehyun pergi, Jaemin menyahut, "Bang Jaehyun mah ngga asik diajak ngomongin setan."
•••
Yawla jaemin:')) gue khilap liat jaemin cobaaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [Jaehyun]
FanfictionSeumur hidupnya, Jaehyun nggak pernah percaya sama yang berbau mistis, ghaib dan semacamnya. Sampai Eunseo, yang mengaku bisa melihat hantu menggangu Jaehyun dengan hal yang akhrinya membuat Jaehyun percaya hantu itu ada. ••• Rasi Bintang Project:...