Jiho ngambek.
Udah beberapa hari ini dia nggak mau ngikutin Eunseo pergi ke sekolah atau kemanapun. Yang biasanya ngintilin kayak anak ilang, sekarang hobinya diem doang di pojokan kamarnya Eunseo, god-knows-what.
Jiho ngambek sejak dua hari lalu, saat Eunseo bilang kalo Jaehyun minta Eunseo buat berhenti bantuin Jiho. Jiho nggak percaya kalo Jaehyun ngomong gitu, makanya dia beranggapan kalau Eunseo yang udah gak mau dimintain bantuan lagi sama Jiho.
Padahal Eunseo belum jelasin lagi selebihnya. Tentang niat dia yang tetep mau bantuin arwah-arwah yang butuhin dia sebagai jembatan penghubung. Eunseo belum sempet ngomong, tapi Jiho udah keburu marah dan ngerobek gulungan kertas yang memuat daftar Jaehyun di depan muka Eunseo.
Dengan menghela napas, Eunseo pungutin satu-satu robekan kertasnya dan dia berniat buat nyatuin lagi. Dia begitu karena menghargai upayanya Jiho. Dia niat banget nulis tentang Jaehyun sebanyak itu, masa Eunseo biarin aja?
Sekalian kan, ngelakuin pendekatan secara gak langsung sama Jaehyun. Jadi Eunseo tau gimana harus bersikap di depan cowok itu, biar urusannya Jiho juga cepet kelar. Dia harus paham apa yang suka dan yang nggak disuka sama Jaehyun.
Kedengarannya malah kayak Eunseo yang ngambil kesempatan buat deketin Jaehyun. Tapi nggak. Eunseo nggak ada rasa tertarik sama Jaehyun. Dia sendiri aja masih bingung sama hubungannya dan Jeka. Mereka putus atau ngga? Bagi Eunseo, harus ada salah satu dari mereka yang ngucapin kata putus itu, sekedar syarat doang sih biar menegaskan kalo mereka beneran udah nggak ada hubungan apa-apa lagi.
Omong-omong soal Jeka, Eunseo baru menyadari kalau nomor ponsel cowok itu udah nggak aktif lagi. Sosial media juga nggak ada yang update. Cowok itu bener-bener kayak ilang di telen bumi.
Hari ini, sepulang sekolah Eunseo berniat untuk mengunjungi kediaman Jeka. Rasanya agak mengganjal saat Eunseo tidak mengetahui kabar apapun soal pacarnya itu. Terlebih Eunseo sudah kenal dengan Ibu Jeka. Apa yang akan beliau katakan tentangnya yang tak pernah mengunjungi rumah mereka lagi?
Eunseo ingin mengajak salah satu temannya, dan jelas pilihannya bukan pada Sinbi. Yang ada cewek itu malah nyinyir terus. Doyeon juga nggak mungkin karena cewek tiang itu lagi nempel-nempelnya sama Eunwoo. Begitu pula dengan Yoojung yang sedang gencar mendekati Rocky setelah dapet pencerahan dari teman-temannya yang menyuruhnya untuk maju duluan.
Pilihan terbaiknya memang hanya Cheng Xiao, teman terdekatnya. Bisa dikatakan mereka memang lebih banyak berbagi satu sama lain ketimbang dengan tiga temannya yang lain. Meski mereka berlima tetap dekat, tetap ada satu dua hal yang hanya Cheng dan Eunseo yang tahu.
"Yakin mau kesana?" tanya Cheng kesekian kalinya.
Eunseo mengangguk mantap. "Mau naik busway aja ngga? Gue mau nyobain naik busway."
Mendengar pernyataan Eunseo, Cheng tersedak ludahnya sendiri. "Selama gue kenal lo, cuma hal remeh ini yang gue gatau. Sumpah, lo idup hampir 17 tahun gapernah naik busway?" Kepala Eunseo menggeleng membuat Cheng terbahak. "Ya ampun, Seo, makanya jangan sama abang gojek terus. Apalagi yang belum lo naikin di Jakarta?"
"Tau sendiri emak gue protektifnya kayak apa. Naik gojek juga baru SMA aja kan. Derita anak tunggal ya, begini, Cheng." Eunseo meniup poninya. "Berarti lo jadi pemandu tur gue. Kapan-kapan kita keliling Jakarta, naik krl, busway, angkot, bajaj, becak, serah dah apaan aja. Biar ngga dibilang norak gue."
Cheng terbahak. "Oke. Tapi lo mesti nyobain naik bajaj sih. Heboh pasti lo."
Setelah mengobrol ini-itu, akhirnya mereka tetap naik taksi online karena Cheng bilang jarak dari halte busway ke rumah Jeka lumayan jauh dan mereka nggak mungkin jalan setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [Jaehyun]
FanfictionSeumur hidupnya, Jaehyun nggak pernah percaya sama yang berbau mistis, ghaib dan semacamnya. Sampai Eunseo, yang mengaku bisa melihat hantu menggangu Jaehyun dengan hal yang akhrinya membuat Jaehyun percaya hantu itu ada. ••• Rasi Bintang Project:...