Sore itu Eunseo bener-bener capek banget. Dia pengen cepet pulang terus goleran di kasurnya. Karena ada ekskul, jadi hari ini dia pulang lebih lama dari biasanya. Sekolahnya memang libur hari Sabtu dan Minggu, tapi sebagai gantinya ekskul diadakan setelah pulang sekolah pada hari Jum'at. Hari yang seharusnya bisa pulang cepat karena yang laki-laki harus sholat jum'at, tetapi tidak berlaku di sekolah Eunseo.
Jika yang laki-laki sedang sholat Jum'at, maka yang perempuan akan ada kelas putri, yang mana sangat dibenci oleh Eunseo. Kelas tak berfaedah yang pernah ia temui. Eunseo nggak ngerti kegunaan dari kelas putri itu apa. Kelas yang bahkan lebih bosenin daripada sosiologinya Pak Mansyur.
Biasanya kalo orang capek terus digangguin, bawaannya pengen ngomel-ngomel aja. Sama kayak keadaan Eunseo sekarang. Dia udah capek, terus masih disuruh nungguin abang gojek di halte bus depan sekolahnya yang ngga dateng-dateng. Udah gitu, masih digangguin sama setan lampu merah yang suka ikut joget boneka matraman lagi. Gimana nggak kesel.
"Pergi, gausah gangguin gue," usir Eunseo bete. "Gue lagi nggak mood berurusan sama setan."
"Ya elah, si eneng galak pisan. Saya cuma mau numpang eneng aja naek mobil."
"Bodo ya, gamau," Eunseo bersikeras. "Uangnya mau gue tabung. Kalo naik mobil terus boncos gue. Gak ada uang nyisa."
"Sekali aja, neng," setan ibu-ibu itu memelas. "Saya kepengen naik mobil dari jaman ngidam bayi pertama saya. Nanti anak saya ngiler gimana neng."
Eunseo melirik sinis. Itu ngidam bayi pertama jaman kapan coba? Eunseo juga yakin kalo sekarang anaknya udah gede, nggak mungkin masih ngiler. Ini setan bisa banget modusnya.
"Bu Rahmi!" panggil seseorang yang membuat Eunseo menoleh. Disebrang jalan, ada seorang remaja cantik yang mengenakan celana jins dan kemeja agak kebesarannya. Meski terlihat sudah agak usang, tetapi kecantikan perempuan itu tetap terlihat. Walaupun Eunseo tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang hantu.
"Bu Rahmi ngga boleh gangguin orang sembarangan. Bu Rahmi kan kemarin udah naik mobil, kenapa bohong terus sama orang lain?"
Karena rahasinya kebongkar, setan bernama Bu Rahmi itu langsung mencebikkan bibir dan menghilang. Sosok hantu perempuan itu juga tersenyum minta maaf pada Eunseo.
"Maaf, beliau memang seperti itu," ucapnya.
Eunseo hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, tidak ingin berbicara karena yang ada dia makin bete.
"Aku Jiho," suara hantu itu lagi. "Kamu siapa?"
"Eunseo," jawabnya cuek. "Kalo mau minta tolong, jangan sekarang. Gue lagi nggak mood."
Jiho tertawa. "Nggak kok. Atau tepatnya belum sih, aku juga gak tau kamu bisa nolongin aku atau nggak."
Eunseo menghembuskan napasnya kasar. "Gue mau minta imbalan. Kalo akhirnya gue bisa nolongin lo, lo bayar gue gimana?"
"Hmm, aku nggak punya duit," gumamnya pelan. "Lagipula aku juga gabisa pegang uangnya."
Seakan ingat dengan kejadian tadi, akhirnya Eunseo berkata, "Ngelindungin gue aja dari setan-setan gak tau diri. Kayaknya pada takut sama lo."
•••
Jaehyun mendribble bolanya dengan sisa tenaganya. Ekskul hari ini bener-bener keluar keringet dua kali lipat, sebab dua minggu kedepan ada sparing dengan sekolah lain. Jaehyun nggak ngerti sih, baru aja masuk sekolah beberapa bulan, udah ada jadwal sparing aja.
"Time's up!"
Akhirnya, latihan selesai juga. Jaehyun berjalan ke pinggir ruangan lalu mengeluarkan botol minumnya. Ia menenggaknya hingga separuh, padahal itu botol berukuran 1 liter.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate [Jaehyun]
Fiksi PenggemarSeumur hidupnya, Jaehyun nggak pernah percaya sama yang berbau mistis, ghaib dan semacamnya. Sampai Eunseo, yang mengaku bisa melihat hantu menggangu Jaehyun dengan hal yang akhrinya membuat Jaehyun percaya hantu itu ada. ••• Rasi Bintang Project:...