11. Sempit

688 119 10
                                    

Yang orang bilang tentang dunia sesempit daun kelor itu emang bener. Satu dari sekian juta penduduk di Jakarta, kenapa Eunseo harus ketemu sama Jaehyun dimana-mana. Sebenernya, ada apa dengan kebetulan mereka yang terus berlanjut ini?

"Jaehyun?" gumam Eunseo pelan.

Cheng menyenggol bahu Eunseo. "Lo salah rumah nggak sih? Kok kak Jaehyun yang keluar?" bisiknya pada Eunseo saat dilihatnya Jaehyun sudah menghampiri mereka dan membukakan gerbang.

"Ya, bener. Tuh, jalan mawar blok N nomor 10." Eunseo menunjuk nomor rumah Jeka yang terdapat di tembok samping gerbang. "Mana gue tahu malah Jaehyun yang keluar."

"Jeka udah pindah kali, Seo?"

Pertanyaan terakhir Cheng tak terjawab begitu Jaehyun menatap bingung keberadaan mereka berdua.

"Cari siapa, Seo?"

"Kak Jaehyun tinggal disini?" tanya Cheng, tanpa memedulikan pertanyaan Jaehyun sebelumnya yang mengarah pada Eunseo.

"Nggak," Jaehyun menggeleng. "Wonwoo yang tinggal disini. Saya sama yang lain lagi diajakin nginep aja."

Entah kenapa Eunseo mendadak kesal karena bahasa yang dipakai Jaehyun ke Cheng jauh lebih halus daripada ke dia.

Lebih dari stranger my ass, cibir Eunseo dalam hati.

"Loh, berarti kak Wonwoo yang pindah kesini? Berarti rumah ini udah dijual?" tanya Cheng lagi, mewakili Eunseo.

Jaehyun tampak bingung untuk menjelasakannya, maka dari itu ia berkata, "Masuk aja deh. Nanti tanya sendiri sama Wonwoo. Gue bingung jelasinnya."

Akhirnya Cheng dan Eunseo mengekor di belakang Jaehyun masuk ke dalam rumah bercat abu-abu tersebut. Eunseo yakin betul ini rumah Jeka, dia nggak mungkin salah. Dia juga ngeliat mobil papanya Jeka tadi di garasi. Eunseo kan hapal plat nomornya. Hhh, segabut itu Eunseo sampe ngapalin plat nomor mobil orang. Apa kebucinan?

Saat mereka bertiga sampai di ruang tengah, yang menyapa mereka pertama kali adalah Mingyu.

"Jae, lo ngundang Eunseo sama Cheng nginep disini juga? Anjir ya, sempak banci satu ini."

Setelah ngomong begitu, Doyoung dan Bambam langsung menjeda game mereka dan melihat Jaehyun serta Cheng dan Eunseo yang masih setia berdiri di belakang Jaehyun bak bodyguard. Wonwoo yang baru saja keluar dari kamar mandi juga ikut terkejut melihat dua tamu dadakannya.

"Lho, Eunseo? Cheng? Cari saya?" tanya Wonwoo yang dibalas kompak dengan gelengan kepala mereka.

"Anu... sebenernya kita cariㅡ"

"Jungkook Ibrahim Diwangkari, kenal nggak kak? Ini rumahnya dia kan?" potong Cheng langsung.

"Ya, kenal," Wonwoo menjawab masih dengan kebingungan yang jelas di wajahnya. "Ada keperluan apa sama sepupu saya? Kebetulan anaknya lagi nggak disini diaㅡ"

"Lah anjir, selama ini si Jeka sepupunya kak Wonwoo?" selak Cheng lagi dengan mata melotot. "Kok lo gak tau sih, Seo?"

Eunseo baru hendak menjawab, namun lagi-lagi mesti diinterupsi oleh Doyoung yang menyuruh mereka untuk bicara sambil duduk aja. Katanya kalau sambil berdiri keliatan kayak rentenir nagih utang. Hubungannya apaan sih?

Namun tetap saja mereka melakukan apa yang disuruh oleh cowok kurus itu. Cheng dan Eunseo duduk berdampingan di sofa sebelah sofa yang diduduki oleh Wonwoo dan Jaehyun. Sementara Doyoung, Bambam dan Mingyu tetap duduk di karpet bawah.

"Jadi, kenapa cari Jeka? Kenal sama Jeka?" tanya Wonwoo, memulai pembicaraan.

"Jeka ini pacarnya Eunseo, kak," jelas Cheng sementara Eunseo udah nunduk malu. Entah kenapa dia malu karena kepikiran soal statusnya dengan Jeka yang sekarang ngga jelas ini. "Eunseo penasaran karena udah lebih dari tiga bulan Jeka nggak ada kabar. Bahkan pas Eunseo kecelakaan aja Jeka nggak nengokin. Makanya kita kesini karena pengen tahu, sebenernya kemana si Jeka."

Fate [Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang