0. epilog

1K 100 12
                                    

Happy Birthday, Park Chanyeol, suamiku yang kedua setelah Mas Jongin!!! 🎉💕

•••

Percayalah kalau LDR itu sulit. Dan untuk ukuran setahun aja rasanya udah berat banget. Apalagi selama Jaehyun kuliah di Bandung, Eunseo sering dapet laporan dari Kak Luda (yang kebetulan satu kampus dan satu jurusan sama Jaehyun) kalau banyak kating yang berusaha mepetin Jaehyun.

Kalau aja Eunseo nggak sibuk mikirin ujian-ujian di depan mata, mungkin saat itu juga Eunseo nyamperin Jaehyun ke Bandung dan nyolokin mata katingnya Jaehyun satu-satu biar nggak jelalatan. Enak aja, Jaehyun-nya dipepetin. Cih, ngimpi aja.

Untungnya masa-masa itu telah berakhir, dengan Eunseo yang sudah lulus dan mengikuti Jaehyun untuk kuliah di Bandung (sekalian jadi pawangnya Jaehyun, biar nggak ada ular yang berani ngerayu kecuali kalau dia siluman). Walaupun tadinya nggak diijinin sama Papanya karena jauh dari rumah, tapi Eunseo berhasil ngeyakinin Papanya kalau dia bakalan baik-baik aja. Lagipula dia di Bandung nggak sendirian karena ada Sinbi juga. Jaehyun pun ikut andil dalam meyakinkan Papa Eunseo untuk mengijinkannya kuliah di Bandung.

Sebenarnya, semenjak mereka jadian yang kedua (ini Jaehyun yang kekeuh bilang jadian kedua, bukan balikan) Jaehyun udah mutusin buat tetep di Jakarta. Tapi Eunseo nggak mau semakin menjauhkan Jaehyun dengan Krystal yang udah jadi Ibu Rumah Tangga sekarang. Eunseo tahu kalau Jaehyun merasa lebih seperti di rumah kalau bersama kakak perempuannya itu.

Eunseo merasa egois kalau meminta Jaehyun untuk tetap di Jakarta. Maka dari itu Eunseo membolehkan Jaehyun untuk kuliah di Bandung, dengan syarat nggak tengok kanan-kiri. Kalau Jaehyun sampe selingkuh, ya liat aja, Eunseo azab Jaehyun ketabrak bis tayo.

Sekarang Eunseo tidak perlu cemas lagi, karena Jaehyun ada dalam jarak pandangnya. Apalagi Eunseo juga udah tinggal sama Jaehyun di apartemen bekas Kak Kai dan Kak Krystal. Setelah mereka menikah beberapa bulan lalu, dan sekarang tinggal di rumah orang tua Jaehyun yang ada di Bandung, kini apartemen itu ditinggali oleh Jaehyun dan Eunseo. Jaehyun yang maksa sih, karena nggak mau jauh-jauhan lagi sama Eunseo.

Akhirnya uang yang tadinya buat bayar kosan, jadi Eunseo tabung.

"Jaeee, bangun!!"

Udah dari 15 menit yang lalu Eunseo membangunkan Jaehyun, tapi nggak ada tanda-tanda mau bangun. Cuma ham-hem doang daritadi, bikin Eunseo kesel.

"Katanya mau jalan, ih!" teriak Eunseo lagi.

"Iya, Yang, nanti," jawab Jaehyun dengan suara serak khas bangun tidur. Tetapi matanya sama sekali nggak melek.

"Udah siang, Ya Tuhan!" Eunseo menggaruk kepalanya sendiri karena kesal. "Kamu makin kebo, ya, makin kesini."

"Ya, kan ngantuk, Yang."

"Makanya bergadang aja terus main game."

Eunseo sebel, karena Jaehyun selalu susah bangun karena malamnya bergadang main game sama teman-temannya Jaehyun. Apalagi kemarin mereka semua berkumpul disini dan main dari pagi sampe larut. Kalo aja nggak Eunseo usir mungkin mereka masih disini. Mentang-mentang lagi libur semesteran, jadi ngegame terus.

"Aku tinggal nih!"

"Iya, iya, bangun nih."

Jaehyun bangun, duduk dengan rambut acak-acakan, dan mata yang masih mengerjab-erjab. Dilihatnya Eunseo yang sedang berkacak pinggang di samping tempat tidur. Dengan iseng, Jaehyun menarik Eunseo hingga cewek itu jatuh di pangkuannya.

Jaehyun menarik bibir Eunseo gemas dengan tangannya.

"Pagi-pagi udah ngomel aja. Berisik tau."

Eunseo mecebikkan bibirnya. Jaehyun tak kuasa menahan dirinya untuk tidak mengecupi wajah Eunseo, dan berakhir mengecup bibirnya singkat.

"Jae."

"Hmm."

"Aku jadi keinget deh, kalo sampe sekarang kamu nggak pernah bilang 143 ke aku."

"Hah?" Jaehyun seketika melek. Pagi-pagi Eunseo udah bikin otaknya kerja keras. "143 apa sih?"

"Masa nggak tahu? Jangan norak deh."

"Apasih? Aku nggak ngerti bahasa kekinian versi kamu."

"I love you, ish."

"Iya, aku juga."

Eunseo kesal, dan hendak beranjak dari pangkuan Jaehyun. Namun Jaehyun malah terkekeh, dan menahan Eunseo agar tetap di tempatnya.

"Jangan ngambek," kata Jaehyun, "besok aja aku bilangnya."

"Kenapa mesti besok sih? Dari dulu juga ngomongnya gitu."

"Karena cinta aku ke kamu kan sama aja kayak besok, will never die."

"Aku tabrak juga kamu pake tayo."

•••

FINISHED!!!

gue merasa harus menutup buku ini dengan yang manis-manis, so here it is. Sori ya, kalo kurang. Abisan gue bingung bikin yang romantis bijimana:')

Terima kasih pada para pembaca yang setia dengan buku ini sampai selesai. LOP YU TU DE MUN EN NEPER KAMING BEK GAIS!

Dan juga karena drakor yang menjadi inspirasi gue menulis ini dengan versi gue sendiri (lebih bonto keknya) terutama Oh My Ghostess dan Master Sun.

See you guys!!!

•••

Numpang promosi

Rasi Bintang Project: Book II

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasi Bintang Project: Book II

Menentang keinginan ayahnya untuk menikah lagi, memang terasa benar untuk Mingyu. Dia tidak ingin memiliki mama baru yang usianya hanya terpaut 8 tahun diatasnya. Dan calon tante tirinya adalah teman seangkatannya sendiri? Gila kali!

Sialnya calon tante tirinya itu adalah Yuju, cewek yang membuat Doyeon memutuskan Mingyu dulu.

Fate [Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang