Enam Puluh Sembilan

8.5K 338 4
                                    

Tasya pov

Hari ini aku amat senang..
Aku senang dia kembali..
Aku senang menatapnya lagi..
Tapi aku sedih, dia tak mengingat ku lagi..

Andai ku bisa mengulang waktu, aku tak ingin itu terjadi..
Mengapa bukan aku saja yang berada dalam mobil itu...

Tapi skali lagi kukatakan bahwa aku bahagia..
Dia kembali..

Ku berjalan menuju rumahnya,kupandang rumah mewah itu yang selalu tertutup...
Aku sedih semuanya berubah..

"Tasya?" Ujarnya memanggilku

"Ka..kak arka?" Sentakku yang dipanggil,aku kembali ke dunia kulagi setelah beberapa lama ku melamun.

"Kak.tasya bawain makanan buat kakak,kakak belum makan kan?" Tanya ku mendekati pria yang ada dipagar rumahnya itu.

"Ayo masuk" ajaknya.

Setiba didalam rumah itu,ku sediakan makanan yang kubawa di atas meja dan ia menandangku lekat saat aku menyalin makanan itu ke dalam piring.

"Sya.." Panggilnya lembut.

"Kenapa kak?" Jawab ku.

"Seberapa besarnya cinta kamu dulu sama aku sampai sampai kamu bisa nunggu selama 3,5tahun ini?" Tanya pria itu hangat.

Mendengar pertanyaan itu dengan kata aku kamu sebernar nya aku amat senang pria itu sudah menggunakan panggilan itu,tapi aku sedih..

Sedih mengapa ia melupakan semua kenangan dan perjuangan kami bisa bersama..

Aku tersenyum padanya dan duduk disebelahnya, "kak arka makan ya.. Nanti makanannya keburu dingin" elak ku,padahal aku tak bisa menahan panasnya mataku yang sebentar lagi akan ada butiran yang akan jatuh.

Pria itu menuruti apa kata ku, ini sudah satu minggu aku kembali melihatnya,aku memandangnya lekat.. Sudah lama aku tak melihat senyum itu,senyuman hangat yang ia berikan padaku saat ini..

Tak sadar aku memandang ia makan,air mataku menetes dengan sendirinya tanpa seizinku.. Aku segera menyekanya agar pria itu tak melihat..

Sayangnya? Pria itu sedari tadi melihat aktivitasku..

"Jangan nangis.." Ujarnya memberiku satu lembar tissu.

Yatuhan.. Aku tidak sanggup melihatnya seperti ini..

•••

"Kak arka istirahat ya.. Besok aku akan datang lagi.." Lirih tasya keluar dari gerbang rumah arka.

"Makasih ya.. Aku akan berusaha mengingatnya lagi dengan apa yang kamu ceritakan tadi.." Jawab pria itu tersenyum hangat pada tasya.

Tasya menuduk,ia menahan matanya yang tak mampu menatap pria itu..ia terpukul..

Tasya sadar akan perubah pria itu, dulu arka tak akan mau menyuruhnya pulang sendirian walaupun itu dekat, tapi sekarang? Ia dengan begitu saja mengantar tasya keluar rumahnya tanpa ajakan pulang apapun.

"Tasya pamit.." Ujar gadis itu tersenyum miris pada arka..

"Sya?" Panggilnya membuat langkah tasya berhenti,gadis itu membalikkan lagi posisinya menghadap arka.

"Kamu bisa datang kan 3minggu lagi? Acara pernikahan kak raka sama kak puja,kamu pasti kenal mereka kan?" Ajak pria itu berwajah polos,walaupun masih terlihat datar.

Tasya tersenyum hangat, "iya kak..tasya pasti datang" jawab nya seiring taxi yang ia pesan datang,lalu gadis itu melambaikan tangannya pada arka..

Dan segera pergi...

"Maaf.."lirih arka melihat taxi yang tasya tumpangi itu pergi.

Ia tak sanggup lagi melihat tasya semenderita ini.. Cukup!

Sekarang ia yakin,tasya memiliki cinta yang tulus..

•••

Taxi yang tasya tumpangi berhenti didepan rumah luna. Sesuai janji mereka malam tadi bahwa mereka akan bermain dirumah luna sore ini.

Disana ada lia,gladys,luna dan aurel, tasya tanpa memencet bel ia masuk saja dengan suasana wajah yang melamun berjalan lurus keruang tamu luna.

"Gimana kalau kita samaan belinya yang ini kak? Kan warna nya beda tapi modelnya samaan?" Ujar aurel pada lia sambil melihatkan produk sepatu yang ada diponselnya.

"Boleh tu,aku yang soft blue,kamu yang softpink,gimana?" Ajak lia lagi angguki oleh aurel

"Gladys lo yang navy ini cocok lo bajunya,kan kulit lo kuning langsat,jadi kayak glamor glamor gimana gitu" ujar luna melihatkan warna baju yang ada diponselnya pada gladys.

"Boleh tu, gue ambil yang itu aja, tapi gue mau tas sama sepatunya navy juga,soalnya alfa pakai dresscode hitam juga pas pernikahan kak raka nantinya" jelas gladys diiyakan oleh luna.

"Gue yang mana ya?" Ujar gadis itu mencari untuknya.

Tasya datang dengan tatapan datar dan tak bersemangat,gadis itu menduduki tubuhnya dikursi sebelah luna.

"Nahhhh nihh yang kita tunggu tunggu udah datang, jadi lo mau beli baju yang mana buat ke pesta kak raka sya?" Tanya gladys yang menyadari tasya baru sampai.

"Iya sya, gimana kalau yang--"

"Sya? Kamu nangis?" Ujar lia yang mendekatkan duduknya pada tasya yang melamun.

Tasya tersenyum sambil menggeleng.

"Tasya sedih kak.."

"Arka?" Tanya luna to the point.

Tasya menjawab iya dengan meneteskan buliran airmatanya.

"Tasya sedih liat keadaan kak arka sekarang.." Lirihnya lalu lia mengelus ngelus bahu tasya.

"Kamu sabar ya sya..semua akan berubah seperti semula seiring berjalannya waktu.." Ujar lia.

"Iya sya, lo harus semangat ingatin arka tentang kenangan kalian.." Ujar aurel lagi.

Tasya membuang pandangannya kesembarang arah,ia tak bisa lagi menahan air mata itu..

"Apa sebaiknya aku mundur? Dan biarin kak arka dapatin kenangan baru?" Tanyanya lirih..

"Nggak! Jangan! Lo nggak boleh lakuin itu." Ujar gladys membantah.

"Semua nggak akan bisa seperti dulu walaupun kak arka udah ingat sebagiannya.." Lirih tasya.

Suasana disana mendadak menjadi hening,semuanya sudah membohongi tasya dengan memakai topeng purapura tak tau.

Sebenarnya mereka tak juga ingin melakukan ide gila para lelaki itu, tetapi ini demi kebaikkan tasya dan arka..

Mereka hanya ingin yang terbaik untuk tasya dan arka..

Agar keduanya benar benar bisa berjuang..

TBC

Dia Arka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang