Enam Puluh Tiga

8.5K 317 5
                                    

Satu minggu kemudian...

Tasya menyibukkan dirinya dengan ikut les private sepulang sekolah,ia sudah seminggu ini sudah tak bertemu arka sekali pun,walaupun perasaannya masih hancur.

Dengan adanya bayu sebagai anak baru di FORNIA,tasya lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk belajar bersama bayu.

Tasya tak peduli lagi akan hatinya yang terluka,ia malahan sudah mengganti nomor hpnya.

"Kalau integral tak tentu, x nya jadiin satu,trus pangkatnya ditaruh dibawah per lalu ditambah satu, trus yang x nya ini kamu tambah juga seperti yang dibawah seper ini ya" ujar bayu menjelaskan pelajaran integral pada tasya.

"Oh,trus kalau ini angka atas sama bawahnya sama sama genap,dibagi bisa kan kak?"

"Kalau aku ga mau di bagi gimana?" Goda bayu mencubit hidung tasya.

"Hih kan bukan kak bayu, ini angkanya!" Jawab tasya ngambek sambil mencubit kecil pinggang bayu.

"Heheheeh,becanda tauu,ngambekan" balas bayu mengacak lembut kepala tasya.

"Yaudah habisin dulu 5 soal ini"

Tasya mengangguk,ia menyelesaikan soal matematika yang diberi bayu masalah integral itu.

"Eh udah bel sya, lanjutin nanti aja. Kita ke kantin yuk?"

"Yaudah" Ujar tasya memberesi buku bukunya lalu keduanya keluar dari perpustakaan itu.

Dipertengahan perjalanan menuju kantin,tasya diberhentikan oleh gladys dengan tatapan amat marah padanya.

"Gladys? Kamu kenapa?"

PLAKKK

Tepat satu tamparan yang diberikan gladys pada tasya,gladys juga bersekolah di fornia satu minggu terakhir.

"Eh lo kena--"

"Kak bayu" henti tasya meminta bayu untuk dian saja walaupun gadis ini memegang pipinya karena tamparan gladys.

Nafas gladys tak beraturan dengan bahunya yang naik turun, "lo pengecut yang nggak tau diri!" Bentak gladys mengatakan kata itu pada tasya.

"Mak-maksud kamu ap--"

"Iya kan? Lo pengecut yang melarikan diri setelah semuanya lo bilang berakhir!" Tegas gadis itu dengan tangisannya yang keluar.

"Dimana hati lo? Dimana perasaan lo hah?"

"Glad,udah glad" tahan talia yang baru datang.

"Nggak!" Ujar gladys melepaskan tangan talia dari tangannya. "Dan lo sekarang nggak tau kan kesalahan lo?"

Tatapan gladys menjadi sinis,air matanya tak terbaca mengapa air mata itu jatuh.

"Aku salah apa glad?"

"Lo nggak ngerti salah lo apa? Dan lo mau tau apa salah lo? Iya?"

Tasya mengangguk pelan dengan menatap lekat mata gladys.

Gladys semakin mengepalkan tangannya pernafasan gadis itu tak bisa diatur,bahu nya tampak naik turun. Beberapa murid sudah banyak yang melihat pertengkaran itu.

"P E N G E C U T! Lo nggak harus tau salah lo apa" ujar gladys mengeja kata itu lalu ia pergi.

"Glad,tunggu,apa salah aku glad? Jawab!" Pinta tasya mengejar gladys dengan menahan tangan itu.

Dia Arka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang