Tujuh Puluh Delapan

6.6K 253 4
                                    

Brakkk

Memang kebiasaan raka yang masuk kekamar arka tanpa izin dan menghempaskan tubunya dengan begitu saja ke kasur big size arka.

"Ngapain lo kesini?" Tanya pria itu yang selalu saja menjutekin raka.

"Tau nggak lo?"

"Nggak!" Jawab arka cepat,pria itu tampak sibuk menggaris garis dokumen diatas meja yang ada dikamarnya.

"Itu tuhh.. Gue kan habis jemput sepupu puja bareng dia dibandari tadi" ujar raka mengambil ancang ancang untuk curhat.

"Ga nanya" jawab arka tanpa menghiraukan raka yang ingin membunuhnya kali ini.

"Sepupunya dari ausiee loh ka, gue kira nggak secantik itu,ternyata wahhhh! Nggak beda jauh dari puja,nyaris gue dibuat batal kawin nih!" Jelas raka antusias

"Mending lo keluar deh,ga berbobot banget cerita lo" semprot arka lagi lagi raka mencengkram selimutnya untuk melampiaskan kemarahan yang pria itu tahan.

"Lo nggak niat nyamperin gitu? Dia lagi dibawah, oh iya maksud dan tujuan gue kesini,papa suruh lo kebawah,kita akan makan malam bersama menyambut kedatangan dia" jelas raka lagi,lagi lagi arka menghentikan aktifitasnya dan memutar kursi yang ia duduki begitu saja,pria itu menjalankan kursi yang beroda kecil itu ke arah raka.

"Gue kenyang,bilangin papa!" Jawab arka penuh penekanan lalu menjalankan kursi bak direktur itu kembali ke mejanya dan pria itu mulai menggaris lagi.

"Woi! Ini makan malam sebelum lo berangkat ke italya besok tai!" Semprot raka yang tak bisa menahan kesabarannya,pria itu turun dari tempat tidur itu dan menoyor kepala arka.

Lalu raka mendekati arka dan mencekal leher arka dengan lengannya membuat arka tak bisa apa apa.

"Tanpa bantahan! Ayo ikut gue!" Ujar raka menarik paksa adiknya itu dengan lengan yang ia jepitkan pada leher arka.

"Arrrrrrrrgggg!" Guman arka,kalau bukan ini makan malam pelepasan ia berangkat besok,sepertinya raka tak akan dalam keadaan baik baik saja dalam acara penikahannya esok.

Setiba mereka di bawah,raka sesegera mungkin menepis lengkungan lengan raka dilehernya.

"Pihhh! Lepasin gue!" Ujar pria itu melepaskan tangan raka dengan kasar.

"Arka,kenalin dulu ini sepupu puja dari ausiee" ujar papanya,arka hanya melihat arah papanya tanpa melihat ke arah gadis itu.

Arka lebih memilih memainkan ponselnya dari pada harus berkenalan dengan gadis yang sedang berbincang dengan puja dan mamanya itu.

"Ayo kenalan" ujar papanya menarik ponsel raka.

"Arka--" seketika arka tediam dengan juntaian tangan yang ia berikan untuk gadis itu.

Gadis itu pun terdiam melihat wajah arka yang menandang datar padanya itu.

Seketika tangan gadis itu membalas jabatan arka,sesegera mungkin arka melepasnya.

"Aini.."

2 jam kemudian...

Arka meneguk air minumnya seketika ia tak menghabiskan makanan itu.

"Arka? Sayang? Kenapa nak? Habisin tuh makanannya,sayang loh mubazir" ujar mamanya yang melihat arka menghentikan setengah makanannya.

"Kenyang ma" jawab pria itu cuek.

"Kamu mau kemana arka?" Tanya papanya lagi saat melihat arka yang ingin pergi meninggalkan meja makan.

Dia Arka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang