Aku, ialah sajak kusut yang siap larut beriringan dengan air mata yang surut
.
.
***
Seorang pria terdiam duduk memangku wajahnya, menatap kosong ke arah jendela kamar yang menunjukkan langit yang sangat gelap dan udara dingin yang menembus kamarnya, menunggu kedatangan sang pengisi hati yang sudah menempati hatinya sejak lama.
Sudah hampir 5 hari terakhir ini dirinya selalu melakukan rutinitas seperti ini, menunggu dan menunggu. Tak ada kata lelah dihatinya namun tidak bagi tubuhnya yang dibiarkan begitu saja angin malam selalu berhembus masuk ke dalam pori-porinya dan membiarkannya menyapu kering air matanya yang selalu jatuh disetiap kali dirinya dalam keadaan seperti ini.
Mengabaikan kesehatan tubuhnya yang semakin memburuk, yang dilakukannya hanya merapalkan doa-doa, memohon agar suaminya untuk malam ini pulang kerumahnya, memohon agar membiarkanNya melindungi suaminya dimana pun dia berada saat ini, memohon agar Tuhan segera bisa membuaka dan mengetuk pintu hati suaminya selama ini.
Memang kedatangannya siapapun tidak akan ada yang menduganya, termasuk dirinya yang sudah menjadi istri dari pria itu. Well, istri dari pria yang selama ini tidak pernah menganggap keberadaan dirinya dan menganggapnya seorang istri walaupun ia selalu melakukan yang terbaik tugas-tugas sebagai seorang istri. Namun tidak pernah terbayangkan dibenaknya jika rumah tangga yang dibayangkan indah sebelumnya akan berbanding sangat jauh dari kenyataan.
Ceklek ~~
Bunyi pintu rumah yang terbuka secara kasar seketika membangunkannya dari lamunan kosongnya selama seharian ini. Ia pun segera menghapus jejak airmata diwajahnya yang masih tertinggal dengan cepat. Lagi-lagi pria cantik ini sudah menduganya, kejadian seperti ini akan terjadi disetiap sosok pria yang ditunggunya pulang akan dalam keadaan seperti ini.
Pria cantik ini segera beranjak berdiri dan berjalan menghampiri pria yang sudah ditunggunya selama ini tanpa kabar, dan kembali memerankan perannya sebagai istri yang akan menyambutnya dengan senyuman yang sudah ia persiapkan setiap kali pria ini pulang kerumah mereka.
"Akhirnya kau pulang Yunho-ah", ucap Jaejoong lembut menekan kegetiran hatinya, mengambil tas kerja yang sedari tadi dipegang sang suami dan menatapnya lamat yang sebenarnya dengan penuh rasa kekhawatiran dan ketakutan.
Yunho mendesah panjang, menepis tangan Jaejoong dan mengeraskan rahangnya, tangannya pun sudah terkepal sejak ia memasuki rumah ini. Rumah yang penuh dengan tipu daya, amarah dan kebenciannya yang mendalam pada sosok pria yang kini sedang menatap padanya.
Bruukkk ~~
"Terdengar ada terkejut sepertinya. Apa kau kecewa aku pulang? Apa kau memang mengharapkan aku tidak pulang selama-lamanya? Jika kau memang mengharapkan hal seperti itu maka bunuhlah aku, dengan begitu kau akan terbebas dari peranmu sebagai istriku dan segera bisa menguasai semua hartaku", pekikan penuh amarah yang terpendam dan rasa frustasi itu sangat menggema ke seluruh ruangan dimansion besar ini, belum lagi suara pecahan frame foto pernikahan mereka yang dibanting begitu saja dengan kasar kelantai oleh pria yang masih menjadi suaminya ini.
Jaejoong hanya bisa menekan dadanya dengan kuat-kuat, menggigit bibir bawahnya dan berusaha membuat dirinya kali ini tidak melepaskan tangis didepan suaminya, ya suami yang sudah dinikahinya selema 1 tahun tanpa adanya cinta dan kasih sayang yang diberikannya untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
FanfictionYunJae / Yaoi / Boy x Boy / Angst / Hurt / Mpreg/ Romance Bukankah akan sia-sia mencintai seseorang yang tak pernah menyadari, dan itu akan membuat hati kita begitu perih, seperti tersayat pisau karatan lalu menghujam perlahan di ulu hati yang terd...