Bab.6

8.7K 356 2
                                    

"Assalamualaikum" ucapaku dan Angga bersamaan yang kini sudah di depan pintu rumah Angga, hatiku semakin dag dig dug ketika kudengar ada yang menjawab salam dari dalam.

"Wa'alaikumsalam, eh den Angga, dan ini pasti mbak Alya ya kan" ucap bibi jum yang tak lain pembantu rumah tangga di rumah Angga, aku menggangguk dan tersenyum.

"Iya bi dia calon aku, gimana cantik kan" tanya Angga pada bibi jum itu dan menoleh kearah ku dengan mengerling kan matanya yang sontak membuat pipiku bersemu merah, duh kan jadi malu.-_-

"Oh pasti nya den sama persis yang aden sering bilang,, memang begini" jawab bibi jum yang mengacungkan dua jempol nya sambil tersenyum dan mengedipkan matanya berkali kali yang berhasil membuat ku dan Angga tertawa.

"Mama sama papa mana bi?"

"Ada den di taman belakang aden dan mbak sudah di tunggu dari tadi"

"Oh iya sudah kita ke belakang dulu ya bi, nggak usah buat minum kita bentar aja kok" ucap Angga yang kini menarik ku ke taman belakang.

"Kamu cerita apa aja sama bibi kok dia bisa bilang gitu tadi?" tanya ku di sela langkah kami menuju taman belakang rumah Angga.

"Nggak banyak kok" jawab Angga singkat.

"Awas kalau kamu cerita yang nggak nggak tentang aku ya?" Angga tak menjawab tapi dia hanya tersenyum manis dan sedikit mengacak rambutku.

"Assalamualaikum" ucap Angga yang kini sudah di taman, mama dan papa Angga menoleh kearah ku mama Angga terlihat tersenyum lebar dan langsung menghampiriku.

"Ehh... Mantu mama sudah datang" ucap mama Angga ceria yang langsung kucium tangan beliau.

"Calon ma" interupsi papa Angga.

"Makanya Ngga cepat halalin dong biar mama bisa panggil mantu" protes mama Angga.

"Sabar dong ma Angga mau pergi dulu bentar nanti habis balik dari sana kita persiapin semua" jawab Angga yang kini dia sudah duduk di sebelah papanya.

"Lama ah!" jawab singkat mama Angga dengan expresi yang menurut ku lucu, tapi seperti nya benar lucu karena Angga dan papa nya kini sedang tertawa.

"Ma, pa aku pulang hanya sebentar soalnya bentar lagi pesawat ku akan berangkat"

"Yahhh padahal mama masih mau ngobrol dengan mantu mama, atau kamu nggak usah ikut ke bandara ya sayang"

"Nggak bisa nggak bisa,, pokok nya mbak Alya harus ikut" usul mamanya yang di tolak dengan cepat dasar Angga nggak mau mengalah, tapi nggak apa apa deh kan aku juga mau nganter dia sebelum berangkat.:D

"Besok aku kesini lagi aja tante"

"No no,,, jangan panggil tante, tapi panggil mama" protes nya

"Iya tan,, eh mama maksud aku" jawabku dengan gugup, kulirik Angga hanya tersenyum sambil memandang ku, sementara mamanya terkekeh melihat tingkah ku, duh makin malu aku,-_-

"Ma,Pa aku pergi dulu" ucap Angga pada orang tua nya

"Iya kalau sudah selesai cepat pulang biar cepat urusin pernikahan mu" ucap papa Angga yang membuat ku tersenyum.

"Hahaha.. Papa bisa aja, tapi papa tenang aja itu sudah pasti, aku minta doa papa mama semoga lancar dan cepat urusan ku di sana"

"Amin,," jawab mereka bersamaan, dan ku amini dalam hati.

"Iya sudah aku pergi assalamualaikum"

"Walaikumsalam" jawab orang tua Angga dan melambai kan tangannya kearah ku dan Angga.

Selama di perjalanan Angga terus menggenggam tangan ku, dengan kedua tangan nya karena aku dan Angga duduk di jok penumpang belakang kami di antar sopir pribadi keluarga Angga ke bandara, ku pandangi wajah Angga yang kini juga memandangi ku.

"Nanti kamu selama aku nggak ada jangan nakal ya" ucap yang membuat ku bingung.

"Nakal? Emang aku nakal kenapa?"

"Iya nakal lirik lirik cowok lain" jawab Angga dan mengepot kan bibir nya Angga terlihat lucu aku tertawa melihat nya.

"Hahahaha.... Emang selama kamu kenal aku, kamu pernah lihat aku jalan atau dekat dengan cowok lain?"

"Iya nggak pernah sih sayang,, cuma kamu tau nggak kalau kamu sering di perhatiin sama cowok cowok di kantor kamu?"

"Oh iya siapa? Kapan emang?" tanya ku heran masa iya ada seseorang yang memperhatikanku di kantor, apa aku saja yang tak tahu.

"Ada pokoknya, aku nggak tau namanya tapi setiap kamu pulang dia selalu ngelihatin kamu terus bahkan kemaren pas aku jemput kamu yang kita  sempat pelukan sebentar dia terlihat nggak suka gitu"

"Ih itu pasti dia nggak suka lihat kita berpelukan di tempat umum, lagian kamu main peluk peluk aja" jawabku yang mungkin di lihat Angga benar dia lihatin kami pelukan di depan umum makanya cowok itu nggak suka.

"Lah,, kamu kok jadi nyalahin aku? Lagian yang nerima aku peluk kemaren siapa?" tanya balik Angga yang sedang senyum mengejek.

"Tauh ah kamu nyebelin" jawab ku ketus dan membuang muka ke arah jendela, ku dengar Angga tertawa puas. Dasar brondong tengil nyebelin.-_-

Ketika sudah di bandara aku masih diam karena aku masih sedikit kesal dengan Angga, kami berjalan menuju pintu masuk karena sebentar lagi Angga akan chek in. Sudah dekat dengan pintu Angga berhenti aku pun juga karena dari tadi dia terus mengandeng ku dan sebelah tangan nya menyeret koper, kini berdiri di hadapan ku tapi aku hanya menunduk.

"Jadi aku mau pergi kamu marah sama aku?" tanya Angga aku diam saja, kurasakan Angga menyentuh daguku dan mengangkat kepala ku agar aku melihat wajah nya

"Kamu yakin nggak mau peluk?" tanya nya lagi dengan tersenyum sangat manis, aku menyerah aku tak tahan melihat pesona nya akhirnya aku luluh juga Angga langsung kupeluk dengan erat kurasakan dia memeluk ku juga dengan membelai rambut ku.

"Nggak papa peluk pelukan di tempat umum" ucap Angga yang lebih seperti mengejek ku, kupukul ringan panggung nya, dia terkekeh dan semakin memeluk ku.

"Kamu hati hati ya di sana"

"Iya sayang"

"Jangan lupa makan, dan sholat"

"Iya"

"Baik baik di sana kalau sudah sampai cepat kabarin aku"

"Iya sayang ku" jawab Angga yang sepertinya gemas dengan ucapan ku, dia melepas pelukan kami dan menangkup kedua pipi ku.

"Kamu juga baik baik ya selama aku pergi, ingat jangan nakal bentar lagi kamu jadi milik aku seutuhnya" ucap Angga tegas tapi lembut, aku terkekeh dan mengangguk, kurasakan Angga mencium kening ku lama dan memandang wajahku lagi dengan tersenyum lembut.

Angga menyeret kopernya menuju pintu untuk masuk ketika sudah mau masuk dia melihat ku dan melambaikan tangannya kearah ku dan ku balas lambaiannya dan kini dia sudah benar benar masuk untuk chek in, Ahh baru begini saja sudah rindu rasanya,:( ya allah lindungi dia dalam perjalanan nya mudahkan urusan nya, Amin.

Cinta Tanpa Batas (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang