Bab.9

8.7K 301 4
                                    

Aku terbangun pukul 04:15 aku ingin bangun dan siap siap untuk sholat shubuh tapi kurasakan ada yang berat di perutku dan ku lirik sebuah tangan kekar melingkar di pinggang ku, aku baru sadar jika sekarang aku tidur tak sendiri lagi, ku pandangi sosok yang akan terus bersama ku ini, wajahnya semakin tampan jika tidur begini, aku menyentuh pipinya yang lembut tak ada sama sekali bulu bulu halus yang biasa pria punya, aku beralih menyentuh hidung mancung nya punya ku kalah mancung oleh nya, Angga menggeliat akibat ulah ku, Angga meraih tanganku dan di kecup nya, aku tersenyum melihat Angga melakukan itu.

"Pagi sayang" sapa Angga yang masih memejamkan matanya dan dengan suara serak khas bangun tidur.

"Pagi, ayo bangun kamu sholat shubuh di masjid kan?"

"Iya sayang, ya sudah aku mandi dulu" ucap Angga yang langsung duduk,

"Tunggu sayang" cegah Angga ketika aku ingin berdiri.

"Kenapa?" tanya ku bingung. Angga tak menjawab tapi justru menunjuk bibir nya dengan tersenyum, duh aku paham maksudnya mau tak mau harus melakukannya biar cepat dan lekas mandi.

Cup!

Aku mencium sekilas bibir Angga, setelah itu Angga mengacak rambut ku.

"Terima kasih morning kiss nya sayang" ucap Angga sambil mencium kening ku dan langsung menuju kamar mandi, aku hanya diam tak berani melihat wajah nya karena aku benar benar malu.

Selagi Angga mandi aku menyiapkan perlengkapan untuk sholat, aku membuka koper dan memilih baju yang cocok oleh nya, aku dan Angga memang menginap di hotel sedang kan yang lain sudah pulang kerumah, kamar hotel ini hadiah dari papa mertua katanya biar cepat dapat cucu jadi menginap saja di hotel biar puas katanya, puas bagaimana aku dan Angga saja belum melakukan apapun, karena aku memang belum siap, aku belum siap karena bukan aku belum mencintai Angga tapi memang aku takut, aku masih menata hatiku untuk melakukan nya, dan syukurlah Angga mengerti.

Kulihat Angga sudah keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk di pinggang nya tampak badannya yang kekar dan ada bulir bulir air turun membuat ku terpana, duh kenapa aku jadi deg deg an begini, ku alihkan tatapaku agar Angga tidak melihat bahwa aku memperhatikan nya.

"Kalau mau lihat, lihat aja sayang kan aku sudah milik kamu" Deg! Jadi tadi Angga tau kalau aku memperhatikan dirinya, duh makin malu aku.

"Nggak cuma dilihat di pegang juga nggak papa" ucapnya lagi yang membuat ku makin malu, aku tak menjawab tapi langsung lari ke kamar mandi, kudengar Angga tertawa dasar Angga nyebelin, tapi cinta sih,, Ehh!

Aku sudah selesai sholat ku lipat mukena ku tiba tiba kudengar pintu terbuka kulihat Angga masuk dan mengucapkan salam, kujawab salam nya lalu kucium tangan nya tanda baktiku kepada suami, yang di balas dengan mencium kening ku.

"Sayang siap siap ya beresin semua barang barang kita, nanti kita sarapan di luar aja" ucap Angga yang sedang melepas baju koko nya tanpa menoleh kearah ku.

"Lho memang nya kita mau kemana?" tanya ku, Angga menghampiri ku dan memelukku dan berbisik.

"Rahasia" ucapnya dan langsung mencium pipiku.

setelah aku membereskan semua barangku dan Angga, aku menunggu jemputan kami di loby tampak Angga menelpon seseorang yang jelas sampai saat ini aku tidak tau Angga akan membawa ku kemana, setelah selesai telepon Angga menghampiri ku yang langsung meraih tangan ku untuk di genggam.

"Kamu beneran nggak mau kasih tau aku kita mau kemana?" tanya ku lagi karena aku sangat penasaran, Angga hanya tersenyum dan mmenggeleng.

"Kalau aku ngambek gimana?" tanyaku polos, duh pertanyaan apa itu Alya! Angga justru tertawa mendengarnya, lalu dia menarik ku lebih dekat dengan nya.

Cinta Tanpa Batas (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang