Bab.13

7.3K 267 1
                                    


Aku mengerjapkan mataku pusing yang kurasa, aku melihat sekelilingku berwarna putih kutebak pasti sekarang aku berada di rumah sakit, aku ingat sekarang apa yang terjadi kepadaku, kutoleh kesamping ada Angga sedang tidur sambil menggenggam tanganku, kuelus lembut kepala nya aku yakin pasti dia lelah, Angga mengeliat seperti nya aku telah mengganggu nya dia menatapku aku membalas tersenyum kepadanya dia kaget dan langsung sedikit membungkuk kearahku.

"Sayang kamu sudah sadar? Kamu nggak papa kan? Mana yang sakit? Aku panggil kan dokter ya?" cerocos Angga bertubi tubi.

Aku menangkup pipi nya dan menggeleng. "Aku nggak papa, kamu jangan pergi, kamu di sini aja jangan tinggalin aku" ucapku lirih tanpa sadar air mataku sudah menetes  aku teringat kejadian yang menimpaku, aku takut Hendra akan balik lagi.

"Aku nggak akan kemana mana sayang, aku selalu bersamamu, jangan nangis" ucap Angga menghapus air mataku lalu mendekapku, aku membalas dekapannya begitu erat, sungguh saat ini aku tak ingin jauh dengan Angga, semoga kedepannya akan baik baik saja, aku sudah sama sekali tidak mencintai Hendra apapun alasan nya dia menikahi wanita itu aku tak perduli, aku hanya ingin bersama suamiku.

"Maafkan aku sayang" bisik Angga sambil mencium keningku berkali kali.

Aku melepaskan pelukan kami dan menatapnya, "Gara gara aku kamu kaya gini sekarang" ucap lagi Angga dari tatapannya tersirat sekali penyesalan, pasti dia mengira bahwa aku begini karena tertabrak olehnya.

"Hubby kamu nggak salah, luka ini juga bukan karenamu, tapi luka ini karena,,," aku berhenti sejenak, apakah aku harus menceritakan nya?.

"Karena apa sayang?"

"Karena Hendra" jawabku sangat lirih, kulihat Angga terkejut.

Mau tidak mau aku harus menceritakan semuanya aku tak ingin ada yang di sembunyikan antara aku dan Angga, setelah aku menceritakan nya wajah Angga berubah kulihat sepertinya dia marah sekali.

Aku menggenggam tangannya yang mengepal kuat menahan amarah nya. "Hubby, apapun yang terjadi, dan apapun yang dia katakan suatu saat nanti kamu harus percaya sama aku, kalau aku nggak akan ninggalin kamu, aku sudah tidak peduli lagi dengan dia, aku sudah nggak cinta lagi sama dia, yang aku mau sekarang cuma sama kamu dan cintanya aku cuma buat kamu" ucapku panjang lebar, aku sungguh takut jika Angga berpikir kalau aku akan kembali bersama Hendra, aku benar benar tidak ingin bersamany ataupun bertemu dengan nya lagi.

Angga menangkup pipiku dan mendarat kan ciuman di kening, mata, hidung, pipi, dan yang terakhir di bibir, cukup lama kami berciuman hingga aku kehabisan nafas, Angga melepas nya dan kening kita bersatu untuk mengambil oksigen sebanyak banyak nya.

"Aku percaya sayang, aku juga sangat mencintaimu, aku tak ingin kamu pergi dariku" ucap Angga, aku mengganguk dan memeluk nya.

------

Malamnya kamar rawatku begitu ramai, ada Darto dan karyawan karyawan lain yang menjengukku, dan ada mama mertua yang ternyata datang kesini bersama bunda padahal mama tidak ingin memberi tahu jika beliau datang bersama bundaku ingin membuat kejutan untukku katanya tapi itu gagal karena kejadian ini, menurut ku mama tidak gagal karena pas waktu mama datang aku kaget di belakang nya ada bunda yang sangat khawatir kepadaku kupikir Angga yang memberi tahu bunda kalau aku begini, ternyata sewaktu Angga ingin menabrakku tadi dia ingin menjemput mama dan bunda di bandara.

Suana sangat semakin ramai Darto dari tadi terus saja membuat lelucon ya walaupun menurut ku cukup garing tapi entah kenapa aku ikut tertawa, sementara Angga hanya mendengus mendengarnya yang berada di sampingku, Angga sedang setengah berbaring dan bersandar di kepala ranjang sementara aku bersandar di dadanya sambil Angga mengusap usap kepalaku, sebenarnya aku malu dengan posisi seperti ini apa lagi di sini cukup banyak orang di tambah ada mama bunda dan papa mertua yang langsung datang dari Singapore setelah dapat kabar dari mama tapi rasa nyaman yang Angga berikan mengalah kan semua rasa maluku.

------

Waktu pun sudah berlalu orang orang sudah pada pulang mama bunda dan papa di suruh istirahat di rumah saja oleh Angga, kini tinggal aku dan Angga saja di sini.

Cklek!

"Lho sayang belum tidur?" tanya Angga yang baru saja dari kamar mandi, aku hanya menggeleng sambil menatapnya.

Angga menghampiriku dan mencium keningku. "Kenapa belum? kan aku nyuruh kamu cepat tidur biar lekas sembuh" ucap Angga sambil membelai pipiku.

"Aku nggak bisa tidur" jawabku lalu tanganku menyentuh pipinya mengusap usap sama seperti dirinya, ia tersenyum dan meraih tanganku yang ada di pipinya lalu dengan lembut Angga menciumnya.

"Tapi ini sudah malam sayang" ucap Angga sambil merubah posisinya untuk naik keranjang dan tidur di sampingku.

"Kamu tidur ya,, besok kamu sudah boleh pulang" aku mengganguk dan tersenyum kepada nya.

"Tapi aku mau di peluk" mintaku sambil merentangkan tanganku Angga terkekeh mendengar nya. "Tanpa kamu minta pasti aku peluk sayang" jawabnya yang kini sudah memelukku aku senang mendengarnya aku semakin bersembunyi di dada bidang nya mencari posisi yang enak tak butuh waktu lama aku sudah menuju alam mimpi tapi sebelum itu aku mendengar Angga berbisik.

"Good night,, i love you my wife" lalu kurasakan Angga mencium keningku setelah itu aku sudah berada di alam mimpi.

-----

Pagi pun datang aku sudah di perbolehkan pulang senang rasanya akhirnya pulang juga walaupun cuma satu hari berada di sini tapi berasa setahun sungguh membosankan.

Aku melihat Angga yang sedang membereskan barangku dan barangnya lalu setelah di rasa semua sudah semua Angga memberikan nya kepada Darto untuk di bawa ke mobil, ia menghampiriku yang masih duduk di atas kasur.

"Gimana sudah semua kan? aku gendong ya keparkiran" aku melotot mendengarnya aku memukul lengannya cukup kencang.

"Aku sakit kepala. Bukan sakit kaki" jawabku ketus, lalu aku turun dari ranjang langsung menuju pintu, kudengar dia justru tertawa karena berhasil menggodaku aku mendengus kesal kepadanya.

"Duh sayang jangan marah dong,,," Angga membujukku tapi aku cuek saja, aku masih kesal kepadanya.

Kekesalanku bertambah ketika melihat orang orang memandang kagum ke Angga bahkan para suster ada yang berbisik bisik. ku akui Angga hari ini sangat tampan dengan pakaian t-shirt putih di lapisi jaket lepis biru dengan celana hitam dan sepatu putih, tanpa pikir panjang aku berhenti lalu merangkul tangannya Angga sempat kaget tapi dia dasar cowok pekaan jadi tahu jika aku sedang cemburu.

"Ciye,,, cemburu" aku mencubit perut nya dia mengaduh sebentar lalu menggodaku lagi.

Tapi langkahku terhenti begitupun dengan Angga, aku semakin mempererat genggamanku di lengan Angga aku melihat orang yang di hadapan ku sedang melihat kearah ku sambil tersenyum sinis kepadaku, Angga sudah sangat marah terlihat dari raut wajahnya dia maju menghampiri ku dan Angga aku semakin takut..

-------

Di part sebelum nya ada penambahan kata jadi kalau ada yang bingung baca lagi di part sebelum nya, terima kasih jangan lupa vote+coment 😊🙏

Cinta Tanpa Batas (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang