Bab.15

7.4K 274 5
                                    

Kebahagiaan malam ini yang kurasakan berhenti seketika di mana ketika tiba-tiba mobil Angga di hadang oleh sebuah mobil sedan hitam, aku tidak tau itu siapa aku takut mereka ingin macam-macam apa lagi jalanan ini begitu sepi, aku melihat seseorang keluar dari mobil aku tidak bisa melihat begitu jelas orang itu karena dia memakai topi dan sedikit menunduk.

"Sayang, kamu tunggu di sini, jangan keluar, kalau ada apa-apa kamu kunci dari dalam terus kamu telepon polisi" aku menatap Angga khawatir aku menahan tangan nya.

"Kamu mau kemana? Aku mohon kamu di sini aja, aku takut"

"Aku sebentar aja, kamu nggak usah khawatir ya," Ucap Angga lalu mencium kening ku dan bergegas keluar.

Aku tak tahu apa yang Angga dan orang itu bicara kan tapi yang kulihat dari gerak tubuh mereka seperti nya mereka sedang adu mulut, tiba-tiba orang itu menatapku aku terkejut ketika melihat orang itu siapa dia menatapku tajam cukup lama dan beralih menatap Angga sedikit mendorong Angga lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.

Setelah mobil itu tidak terlihat lagi Angga buru-buru masuk kedalam mobil, "Dia bilang apa? Kamu nggak apa-apa kan?" tanyaku langsung.

"Aku nggak apa-apa sayang, dia cuma bilang kalau... Tadi mau bawa kamu pergi tapi aku mengancam kalau dia benar-benar bawa kamu aku akan teriak biar orang di sekitar sini keluar dan mengeroyok dia" Aku terisak mendengarnya aku takut kenapa Hendra menakutkan seperti itu, Angga menarikku kedalam perlukan nya.

"Kamu tenang ya, nggak usah takut aku pasti jagain kamu" aku hanya mengganguk dan terus memeluk nya.

Kami sampai sekitar pukul 11 malam andai tidak ada kejadian tadi mungkin aku sekarang sudah tidur, kulihat rumah sudah sangat sepi pasti mereka sudah tidur aku menengok kebelakang melihat Angga mengunci pintu lalu setelah itu kami berdua naik menuju kamarku dan Angga, aku langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti pakaian, aku keluar dari kamar mandi aku tersenyum ketika melihat Angga sedang menungguku untuk bergantian ke kamar mandi sebelum masuk Angga masih sempat-sempatnya mencium pipiku membuat pipiku panas dan berakhir dengan rasa malu, aku berjalan ke kasur lalu duduk bersandar di kepala ranjang, tiba-tiba apa yang sudah aku pikiran dari kemaren muncul lagi aku memang harus melakukan nya, sebab ini tugas dan kewajiban seorang istri di tambah masalah yang terus hadir apa lagi tadi Hendra nekat ingin membawaku pergi, aku masih tidak menyangka kalau tadi Hendra tiba-tiba menghadang mobil Angga, aku tambah yakin bahwa aku harus melakukan nya agar aku benar-benar milik suamiku seutuhnya.

Suara pintu kamar mandi di buka membuatku menegang seketika di tambah Angga yang sudah mengganti bajunya dengan piama berjalan kearahku sebisa mungkin aku terlihat biasa saja tapi jantungku yang tak bisa biasa saja, gugup, takut, dan malu yang kurasa, tapi ini tidak boleh aku harus menunjukkan bahwa aku sudah siap dan benar-benar mencintai nya.

"Kok belum tidur? Ayo tidur kamu kan masih dalam proses penyembuhan sayang" aku menahan tangan nya ketika ia menuntunku untuk berbaring, kulihat dia menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya ada apa?.

"Aku ingin sesuatu" ucapku sedikit lirih.

"Ingin sesuatu? Apa sayang? kamu laper lagi?" aku menggeleng kuat-kuat. iya kali aku laper lagi? tadi aja aku nambah-_-.

"Bukan"

"Terus?"

"Aku mau jadi milik kamu"

"Kamu ngomong apa sih sayang? Kamu sudah jadi milik aku" aku menghembuskan nafas, kenapa suami brondongku nggak peka sih? Kan aku malu kalau frontal ngomong nya.

Tapi tiba-tiba dia menatapku dan tersenyum misterius kurasa dia sudah tau, ok aku benar-benar harus siap.

"Kamu beneran mau kita lakuin itu sekarang? Aku nggak mau kalau kamu terpaksa dan belum siap sayang" aku menggeleng ku genggam tangannya.

Cinta Tanpa Batas (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang