Bab.10

8.9K 298 0
                                    


Aku dan Angga berada di Gorontalo hanya tiga hari karena setelah ini Angga mengajak ku ke Surabaya katanya dia mau menunjukkan sesuatu untuk ku, entah apa itu aku hanya menurut sebenarnya aku rasanya tak ingin cepat cepat pergi dari pulau ini, tapi ya bagaimana lagi aku harus pergi, dan aku juga sudah merasakan kebahagian selama ada di sini, Angga adalah suami romantis sekali bagaimana tidak selama di sini aku di manja terus olehnya mulai dari hal kecil seperti dia yang memasak, menemani ku berenang di pantai dan hal hal kecil lainnya yang membuat ku bahagia.

"Sayang?" panggil Angga tiba tiba yang membuat ku sadar dari lamunanku.

"Hmm?"

"Kenapa kok diam aja?" tanya Angga yang sedang memeluk sambil mengelus rambut ku.

"Nggak kok aku nggak papa, cuma lagi mikir aja?" jawabku sambil memainkan kancing jaket Angga.

"Mikir apa sayang?"

"Kita mau ngapain lagi di Surabaya kok kayanya mendadak gitu?"

"Sebenarnya ini nggak mendadak sayang, aku sudah siapin perjalanan ini bareng kita ke Gorontalo itu, kemaren aku mau bilang tapi nggak jadi"

"Kenapa?" aku mendongak untuk melihat wajah Angga, Angga terkekeh dan mencium pucuk hidungku karena memang jarak wajah kami sangat dekat.

"Iya nggak papa, aku cuma mau memperlihatkan sesuatu yang sebelum kita nikah aku ngapain di Surabaya" jawab Angga dengan tersenyum manis aku jadi ikut tersenyum melihat nya.

"Tapi kamu nggak mau nunjukin sesuatu yang macem macem kan sama aku?" tanya ku lagi, Angga tertawa mendengarnya.

"Macem macem gimana sih sayang? Iya nggak lah, kamu mah ada ada aja" jawab Angga sambil menyentil pelan hidungku, aku hanya mendengus dan menyembunyikan wajahku di dada bidang Angga sambil menghirup aroma khas milik nya yang aku suka.

------

Tidak terasa aku dan Angga sudah sampai di Surabaya kami berjalan menuju parkiran, aku melihat seseorang melambai kearah kami, Angga membalas sambil tersenyum kearah orang itu aku diam saja sampai kami sudah berada di hadapannya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawabku dan Angga.

"Piye mas lancar to.(bagaimana mas lancar kan)" tanya orang itu.

"alhamdulilah lancar, kita langsung aja kesana ya" jawab Angga

"injeh mas.(iya mas)" jawabnya.

"Ehh tunggu, hampir lupa, sayang kenalin ini namanya Darto, Darto kenalin ini istri saya Alya" ucap Angga memperkenalkanku kepada orang yang bernama Darto ini.

"Perkenalkan nama saya Darto mbak, saya ini orang yang bisa di percaya sama mas Angga saya yang mengurus pekerjaan mas Angga di Surabaya ini" jelas nya dengan logat jawa yang begitu kental, aku hanya tersenyum dan membalas menjabat tangan nya.

"Iya sudah ayo, keburu panas" ajak Angga, kami masuk kedalam mobil Angga duduk di samping Darto yang mengemudi kan mobilnya sedang aku di jok belakang.

Selama di perjalanan aku sangat menikmati suasana kota Surabaya, jujur ini pertama kali aku ke sini, entah kenapa aku langsung suka dengan suasana kota ini.

Karena terlalu asyik aku tidak sadar bahwa aku sudah sampai bahkan Angga membuka pintu untukku saja aku tak tahu, aku turun dari mobil, aku kini berada di depan sebuah cafe yang begitu besar dan rame, Angga mengandeng ku untuk masuk, tunggu tunggu ngapain ke cafe? aku kira aku langsung pulang atau ke tempat Angga yang katanya mau di tunjukan padaku.

Yang membuat ku makin bingung Angga membawa ku kebelakang tepatnya para koki dan waiters berada, kami di sambut begitu meriah mereka teriak teriak katanya bos dan bu bos kita sudah datang, bentar bentar! Apa katanya bos? Itu berarti cafe ini milik Angga gitu?, aku menatap Angga bingung sementara dia hanya tersenyum manis kepadaku, Angga meraih tangan ku dan di genggam nya.

"Ini yang aku ingin tunjukkan sama kamu sayang, cafe ini milik kamu" ucap Angga yang membuat ku kaget, cafe ini milik aku,?

"Maksud kamu?" tanya ku karena aku benar benar nggak ngerti.

Angga menangkup pipiku "Iya ini untuk kamu, aku mau kamu yang mengelola semuanya dan satu lagi,," ada jeda ketika Angga bicara dia membuang nafas sejenak "aku ingin kita tinggal di Surabaya" ucapan nya membuat ku kaget, aku tak menjawab aku hanya diam untuk mencerna ucapan nya tadi, aku harus tinggal di Surabaya itu berarti aku jauh dari keluarga ku? Tapi jika aku tak menurut, aku akan berdosa karena tidak menurut kata suami, Ya allah hamba harus bagaimana?

"Kamu nggak usah takut, ayah dan bunda sudah tahu soal ini dan mereka bilang setuju, karena kamu kan hak aku sekarang, tapi semua keputusan ada di tangan kamu sayang," ucap Angga seolah tahu jika aku sedang berpikir tentang keluarga ku.

"Baiklah aku mau" putus ku karena aku tak ingin menjadi istri durhaka.

"Beneran kamu mau sayang?" tanya Angga, aku hanya tersenyum dan mengangguk, Angga sangat bahagia dia membawa ku kedalam pelukan nya sambil mencium kening ku berkali kali.

"Terima kasih sayang, aku sayang kamu, aku sangat mencintaimu" ucap Angga tiada henti mencium ku aku hanya terkekeh karena ulahnya, karyawan yang berada di sini pun bersorak bahagia, aku jadi malu karena mereka melihat kelakuan Angga.

Aku sekarang berada di depan cafe untuk melihat nama cafe ini, aku lagi lagi kaget bagaimana tidak kaget nama cafe ini adalah namaku yaitu ALYA CAFE aku tak tahu harus berkata seperti apa lagi, kenapa Angga melakukan ini semua, apakah ini tak berlebihan?.

"Kenapa nama aku?" Tanya kepada Angga yang berdiri di samping ku.

"Kan ini milik kamu sayang, aku bingung mau kasih nama apa ya sudah nama kamu aja yang aku pakai" jawab Angga yang di akhiri dengan terkekeh.

Aku memeluknya, aku tak tahu harus bagaimana aku sangat bahagia rasanya mungkin ucapan terima kasih saja tidak bakalan cukup atas perlakuan nya padaku

Aku mendongak dan tersenyum manis kepadanya, Angga membalas senyuman yang tak kalah manis kepadaku yang mampu membuat aku terpana.

"Terima kasih"

"Kan aku sudah bilang jangan ucapkan terima kasih sayang" jawab Angga dengan sedikit jengkel, aku terkekeh mendengar nya.

"Terus apa dong?" tanya ku lagi.

"Yang lain?" mintanya aku sedikit berpikir.

Aku mengalungkan tangan ku di lehernya sedikit menjijit dan berbisik tepat di depan wajahnya. "I love you my hubby" Angga semakin tersenyum kepadaku. jarak kami semakin dekat dan dekat ketika Angga ingin mencium bibirku aku baru teringat bahwa kita berada di depan cafe itu tanda banyak yang melihat kami berdua, aduh aku benar benar lupa ini gara gara Angga yang membuat ku begini, aku memeluk Angga sangat erat aku malu jika mengingat apa yang kulakukan dengan Angga, sementara dirinya justru tertawa sangat keras, lalu ku dengar Angga berbisik kepadaku.

"I love you to my wife" ucap Angga begitu lembut dan mencium kening ku begitu lama, sorak sorai semakin riuh ketika Angga mencium kening ku

------

Ada sedikit perubahan nama, memang sengaja aku rubah maaf kalau jadi bingung/NggakSuka😀
Vote+Coment plis terimakasih😊

Cinta Tanpa Batas (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang