[16] - Alasan kefan.

1.9K 112 5
                                    

Aisyah semakin berlari kencang saat tak sengaja melihat Kefan di taman kota dekat rumahnya, Aisyah yang merasa suntuk pun memilih untuk pergi jalan-jalan tapi saat melihat seseorang yang membuatnya trauma ia memilih untuk pergi.

"Syah stop!" Teriak Kefan, Aisyah tak menghiraukan suara Kefan dibelakang.

"Aisyah, gue mohon." Padahal dirinya telah menghindar sebisa mungkin tapi karena Kefan jago lari, akhirnya ia pun tertakap oleh Kefan di peluknya Aisyah dari belakang, Aisyah memberontak tapi ia tetap tak bisa melepaskan diri.

"Maaf, maaf kalo selama ini gue bikin Lo ketakutan."

Bisikan kefan bukanya menenangkan dirinya Aisyah merasa ketakutan saat itu.

"Aku mohon, lepasin aku, plis jangan sentuh aku..." Lagi-lagi Aisyah menangis, Kefan menatap wajah Aisyah dengan kosong.

"Bodoh! Lo bodoh Kefan, katanya lo mau jagain dia tapi kenapa lo malah selalu bikin dia ketakutan." Makinya dalam hati.

"Syah.. maaf, harusnya gue gak pernah berbuat itu sama lo." Aisyah makin memberontak. Kefan menangis. Ia berulang kali memaki dirinya sendiri.

"Pantes Aisyah gak mau sama lo, lo emang brengsek, bukannya jaga dia lo malahan niat mau rusak cewek lo,yah kenapa gue baru nyadar kalo gue sangat brengsek."

"Le-pas, aku jijik sama kamu, lepas Kefan!" Bentak Aisyah dalam sekali hentakan ia berhasil lolos dari pelukan Kefan.

"Aisyah, plis dengerin penjelasan gue," Aisyah yang berniat pergi pun menghentikan lajunya dan memutar balikan tubuhnya.

"Oke, aku akan beri kamu kesempatan tapi, jangan pernah hadir lagi dalam hidupku fan." Hati Kefan sangat sakit dan pedih.

Akhirnya Kefan menggangguk setuju, "gue akan jelasin semua Syah,semuanya."

Mereka pun memilih berbicara ditaman.

"Coba jelasin apa yang mau kamu sampein ke aku." Aisyah tak menatap ke wajah Kefan, ia terlalu takut, jika dirinya menatap wajah itu maka Aisyah akan selalu terbayang traumanya.

Jujur saja Aisyah gemetaran saat berada didekat Kefan. tapi ia pun penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Kefan.

"Mudah-mudahan ini jalan yang terbaik." Batin Aisyah.

"Gue gak akan ngapa-ngapain lo kok, Jadi lo gak usah ketakutan gitu." Kefan merasa miris, Aisyah masih saja ketakutan saat bersama dengan dirinya.

"Gue ngelakuin ini karena papa Syah, mulai dari kecelakaan keluarga lo, dan kejadian bejat gue itu karena papa, papa yang ngedesak gue buat manfaatin lo, terus gue yang bikin rem blong sampai terjadi kecelakaan itu karena papa, gue takut Syah, gue takut saat papa gue ngancem papa akan jauhin mama dari gue kalo gue gak lakuin itu, dia mau harta papa Lo Syah, papa gue licik ngelihatin gue, saat itu gue bingung, gue harus gimana, gue gak mau kehilangan mama dan juga lo, tapi gue harus gimana kalo gue gak lakuin itu kelo, jujur gue nyesel, harusnya gue gak pernah libatin lo dalam hidup gue, harusnya gue lebih memilih gak lakuin itu, tapi gue gak bisa, karena gue terlalu sayang sama mama gue, maaf yang sebesar-besarnya Syah. Gue tau kok permintaan maaf gue gak akan bikin kedua ortu lo balik, gak akan bisa ngilangin rasa trauma lo, maaf." Kefan berlutut pada kaki Aisyah.

Aisyah menangis mendengar cerita pilu tentang mantanya itu, Kefan ternyata memiliki begitu banyak masalah, kenapa ia tidak peka saat Kefan masih menjadi pacarnya.

"Aisyah lo bilang, lo mau gue suruh mati sekalian atau masuk kejeruji besi terlebih dahulu." Aisyah tidak bergerak atau pun menahan Kefan untuk tidak sujud dikakinya.

Ia berpikir bolehkan dirinya menjadi iblis sebentar untuk seorang Kefan, yang telah hancurkan hidupnya.

Tapi nyatanya hatinya tidak sejalan dengan pikirannya, ia merengkuh tubuh Kefan lalu menarik tangan Kefan untuk tidak bersujud lagi dikakinya.

"Aku mau kamu nyerahin diri kepolisi. Aku akan berusaha maafin kamu, kamu harus janji sama aku, kamu gak boleh lagi nurutin kemauan papa kamu," Kefan manggut-manggut.

"Jadi lo mau maafin gue, kalo gue nyerahin diri?" Aisyah mengganguk.

"Syah, maafin gue yah, gue gak pernah mau buat lo ketakutan, gak pernah mau buat ngancurin hidup lo, tapi papa gue brengsek, mau kaya dengan hasil licik, mau kekayaan dan perusahaan papa lo jatuh ke tangannya dengan melalui anaknya, mencoba ngancem gue. Gak peduli seberapa tersiksanya gue, sampai akhirnya gue dapetin kabar kalo papa selingkuh dan nelatarin gue sama mama." Aisyah merasa sangat iba pada Kefan.

Aisyah kembali memeluk Kefan mencoba menenangkan cowok itu.

"Udah fan, gak usah disesali. Bagaimana pun ini udah terjadi, aku maafin kok asal kamu mau nyerahin diri."

"Okeh, sekarang juga gue akan ke kantor polisi."

***

Ari sangat khawatir dengan Aisyah sekarang, ia takut jika Aisyah di culik oleh Kefan.

Jika hal itu terjadi lagi, makan dirinya tidak akan pernah memaafkan Kefan.

"Bi Dian beneran gak tau, Aisyah pergi kemana?" Bi Dian menggeleng ia merasa bersalah, bisa bi Dian adalah orang kepercayaan Keluarga Aisyah dan sampai saat ini ia masih bekerja walaupun orangtua Aisyah telah tiada.

"Gak den,maaf bibi gak becus jagain non Aisyah."

"Gak bi ini bukan salah bibi, Ari bakalan cari Aisyah kok, bibi dirumah aja. kalo Aisyah udah dirumah bibi tinggal bilang ke Ari." Bi Dian menggangguk paham.

Ari memberitahu kepada teman-temannya untuk membantu dirinya mencari Aisyah yang hilang.

Tadinya Ari akan mengajak Aisyah kedufan, itung-itung lagi weekend jadi Ari ingin mengajak jalan-jalan.

"Jil... Bilangin ketemen-temen buat bantu gue."

"Lah.. bantu apa?"

"Buat cari Aisyah, Aisyah hilang. Gue takutnya Aisyah dibawa kabur Kefan."

"Okeh, bentar lagi gue akan ngumpul terus nyari Aisyah bareng-bareng."

Tutt

Sambungan pun terputus.

Aisyah berjalan menyusuri jalanan, ia lupa tidak membawa ponselnya.

Aisyah takut jika Ari mencarinya, dan dirinya lupa untuk mengabari Ari.

Aisyah mempercepat jalannya, karena jarak taman kota dan rumahnya tidak terlalu jauh ia pun memilih berjalan kaki.

"Bi Aisyah pulang." Teriak Aisyah kemudian memasuki rumahnya.

Bi Dian tergopoh-gopoh mendekati Aisyah.

"Loh non Aisyah dari mana Aja, tadi den Ari nyariin non tau, dia khawatir banget sama non Aisyah." Segeralah Aisyah berlari menaiki tangga rumahnya dan masuk kedalam kamar.

"Hallo Ari?"

"Iyah Aisyah,.. hah Aisyah kamu dari mana aja sih? Bikin aku khawatir aja."

Aisyah tertawa geli saat mendengar begitu khawatirnya Ari pada dirinya.

"Maaf hehe, main ke rumahku."

"Siap, aku dan teman-teman segera meluncur."

"Loh ada temen-temen juga."

"Iyah, aku suruh mereka buat cari kamu hehe, udah dulu yang. nantikan kita ketemu."

"Yaudah matiin"

Hubungan pun terputus Aisyah merebahkan tubuhnya di kasur, mencoba mengistirahatkan tubuhnya sebentar.

SETELAH ADA KAMU (ARSYAH)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang