SETELAH ADA KAMU (ARSYAH)✔

[18] - kok beda sih?

Aisyah sungguh kesal setengah mati pada Ari. iya berpikir kenapa sih akhir-akhir ini Ari sangat berbeda, Ari seperti menjauhinya.

Aisyah menjadi kepikiran tentang ucapan Ari waktu seminggu yang lalu.

"Masa sih cuma gara-gara itu Ari marah?" Gumam Aisyah,

"Syah, hei, lo kok ngelamun?" Sarah menyenggol lengan Aisyah.

Saat ini Aisyah sedang berada di perpustakaan sekolah, ia sedang merangkum tugas untuk besok pagi.

"Kamu ngerasa gak Ari beda sama aku belakang ini." Sarah nampak seperti berpikir.

"Hah? Gak deh kayaknya, emang kenapa si?"

"Ah, masa sih? Mungkin cuma pikiran aku doang hehe."

"Terus kenapa ngelamun? Tugasnya cepat kerjain tuh." Aisyah tersadar lalu kembali fokus kebukunya.

***

Ari sedang merenung di balkon, akhir-akhir ini ia merasa malas untuk masuk ke kelas dan terpaksa membolos.

Sungguh ia tidak suka dengan pikiran mamahnya sekarang.

"Kenapa sih harus biarin dwina sekolah disini." Hanya memikirkan itu saja membuat tak nafsu makan apalagi bertatap muka dengan Dwina.

Padahal Ari sudah sangat senang saat mendengar kabar baik dari mamanya.

Tapi kabar baik itu hanya sesaat dan kesialan pun menimpa dirinya saat mendengar Dwina akan bersekolah dengan dirinya.

"Bencana besar." Gumamnya.

Tanpa Ari sadar ada seseorang yang memerhatikan tingkah Ari dari balik tembok.

"Gue, seneng akhirnya kita bisa bersama lagi. Gue yakin, kalo lo bakalan jadi milik gue kembali." Ucap orang itu dan tersenyum licik.

***

Aisyah sangat kesal karena Ari dengan seenaknya hanya melewatinya dan berjalan sangat tenang bahkan Ari seperti tidak mengenal Aisyah.

"Hish! Ternyata kamu sama aja kayak yang lain Ri, berubah-ubah dalam beberapa waktu seperti bunglon." Aisyah memilih masuk kedalam kelasnya untuk mengambil tasnya.

"Yaa, terus aku pulang sama siapa dong." Gerutu Aisyah semakin kesal.

"Okeh, mulai saat ini aku bisa tanpa Ari." Tekadnya tegas. Tapi dalam sedetik ia berubah menjadi lemas.

"Ah kenapa sih, harus gini?" Teriak Aisyah frustrasi.

"Kenapa belum pulang?" Perkataan itu berhasil membuat Aisyah menoleh ke sumber suara.

"Astajim! Aku kira siapa." Aisyah memegang dadanya.

"Yuk pulang." Ajak Ari. Aisyah melepaskan genggaman tangannya dari Ari.

"Masih inget sama aku?" Ari tak memedulikan perkataan Aisyah, ia berjalan lebih cepat meninggalkan Aisyah saat itu, Aisyah benar-benar dibuat jengkel oleh Ari.

"Hih, masih gitu ternyata." Batinnya, mengehentakan kakinya karena kesal lalu mengekori Ari dibelakangnya.

Aisyah kaget saat melihat Dwina yang berada disebelah Ari, Aisyah menatap Ari dengan wajah seolah. "Maksudnya apa?" Ari memalingkan wajahnya seolah tidak peduli.

"Jangan geer dulu, gue ajakin lo pulang bareng karena gue disuruh mama gue." Tadinya Aisyah tidak mengerti Ari berbicara dengan siapa, tetapi setelah melihat tatapannya yang menunjukkan padanya ia pun mengerti.

"Ih nyebelin sih, kenapa sih sebenarnya Ari. Bahasanya ajah tumben pake gue-lo" batin Aisyah, sebenarnya Aisyah sangat kesal dengan Sikap Ari tapi ia mencoba untuk tidak memperdulikan Ari sekarang.

Dwina yang melihat gelagat aneh antara Ari dan Aisyah berpikiran jika Ari dan Aisyah telah putus.

Aisyah sesekali menatap Ari lewat kaca spion mobil, saat Aisyah kepergok oleh Ari Aisyah bersikap tidak memandang Ari.

"Sayang, hari ini kita mau makan bareng."

"Ah ya pasti dong." Balas Dwina dengan pede. Aisyah mencoba bersikap sabar.
Dirinya seperti kambing congek sekarang, menemani Ari dan Dwina didepan dan diri hanya sendiri dibelakang.

"Oh, Iyah Syah, mamah gue mu lo kerumah gue sekarang. Jadi lo gak usah pulang."

"Iya, gak akan kabur juga kok." Balasnya dengan nada dingin.

Saat ini Aisyah sangat ingin melenyapkan Ari dari bumi, entahlah ia lempar Ari kemana yang penting tidak berada dibumi ini.

Lagi-lagi Aisyah menghela nafas kasar dan bersikap sadar dengan sikap Ari yang berubah.

Aisyah berjalan dibelakangnya Ari yang merangkul pinggang Dwina menuju halaman rumahnya Ari.

"Sabar Syah,sabar."