[17] - Ngumpul bareng.

1.9K 117 3
                                    

Aisyah, Ari dan teman-temannya sedang khusuk menonton film pengabdi setan di laptop Aisyah.
Masing-masing dari wajah mereka menujukan ekspresi yang berbeda-beda.

Ari tertawa kecil saat melihat ekspresi pacarnya itu. diam-diam Ari menjaili Aisyah dengan cara menyolek bahu Aisyah dari belakang tetapi saat Aisyah menoleh segera lah Ari menjauhkan tangannya dan bersikap seolah-olah tidak tahu.

"Kenapa sih?" Tanya Ari, dengan wajah pura-pura heran.

Aisyah terlihat sangat ketakutan, " merinding Ri, masa tadi kayak ada yang nyolek dibahu aku." Aisyah segeralah lah menyelusup kedada Ari.

"Modus nih ceritanya." Aisyah kesal Ari malahan menertawakannya.

"Ish, paan sih!" Aisyah mendorong tubuh Ari dari samping.

"Hwaaaa anjirr setanya ngagetin." Teriak Ajil, Sarah memukul bahu pacarnya itu.

"Hih! Ngagetin gue aja." Azka dan Rasyifa nampaknya tidak terganggu mereka terlihat sangat memerhatikan filem.

"Jil!" Bisik Ari, Ajil menoleh ke Ari.

"Apa?"

"Jailin si ketos yuk." Ucap Ari dengan senyuman jailnya. Ajil manggut-manggut.

Ari dan Ajil telah berada dibelakang Azka dan bersiap untuk mengagetkan cowok itu.

Aisyah dan Sarah hanya menghela nafasnya lalu tidak memperdulikan mereka dan mencoba fokus pada filemnya.

Ari dan Ajil menatap satu sama lain, Ari pun memberi instruksi pada Ajil untuk mengagetkan Azka.

1,..2,..3!

"ADA SETANNNNNNNNNNNN" teriak Ari dan Ajil berbarengan, saat itu Azka langsung terlonjak kaget dan menatap mereka secara bergantian.

"Sialan lo! Kuping gue sakit njirr.." kata Azka sambil memegang kedua telinganya.

Rasyifa menatap Azka dan tertawa.

"Rasain tuh! Lagian lo bisa fokus bgt sih kak, kita malahan ketakutan dibelakang." Crocos Ajil gak ber-faedah.

"Lah bacot lu semua." Azka menghela nafasnya kasar. merasa dongkol terhadap keduanya.

Sedangkan Ari tertawa tanpa dosa.

"Eh udah-udah gak usah pada debat. Mening kita makan dulu yuk, bi Dian kayaknya udah selesai masak." Mereka pun mengangguk lalu mengekori langkah Aisyah.

"Wah makan banyak nih... Harus sering-sering datang kerumah Aisyah kalo gitu." Sarah lagi-lagi lelah menghadapi sikap Ajil yang memalukan dirinya, huh untung sayang.

"Anjirr, masakan bi Dian enak juga ternyata." Timpal Sarah, Rasyifa manggut-manggut mengiyakan ucapan temannya.

"Kalo Bi Dian sih udah jagonya masak, dia itu chaf profesional dirumah aku." Balas Aisyah dengan wajah yang menggemaskan.

"Yah, makan sih makan tapi jangan kayak anak kecil juga kali." Ari mengulurkan tangannya untuk mengusap noda di ujung bibir Aisyah, Aisyah menegang saat mendapatkan perlakuan manis dari Ari.

"Hmm, ekhem... ekhem! Mulai deh dramanya." Ucap Ajil,Sarah dan Rasyifa.

Azka yang melihat itu sedikit merasa cemburu, tapi pikiran segera ia tepis saat melihat senyuman Rasyifa.

"Lo harus inget Azka, masih ada Rasyifa yang selalu ada buat lo, lo harus belajar buat menyayangi Rasyifa, move on. move on." Batinnya.

"Syifa,.." panggil Azka, tiba-tiba semua mata menjadi menatap kearahnya.

"Gue cuma mau bilang, kalo gue akan selalu berusaha buat menyayangi lo, gue akan berusaha ngebales rasa sakit yang lo alamin digantikan dengan kebahagiaan." Rasyifa menatap Azka berbinar.

Azka sungguh berani. Pikirnya.

"Eh tunggu, tunggu.... Jadi maksud dari ucapan lo itu apa kakak tua?" Tanya Ari dan Ajil berbarengan.

Ari dan Sarah mengerti dan menatap Rasyifa dengan senyuman bahagia.

"Gak usah panggil tua juga kali." Dengus Azka tidak terima.

"Okeh, gue akan kasih tau kalian, tapi plis gak boleh heboh trus minta yang aneh-aneh sama gue." Ari dan Ajil tersenyum menyeringai.

"Ah, gue tau. lo udah jadian sama sahabat gue kan?" Ceplos Ajil, Azka nyengir.

"Awas Lo, jangan pernah berpikiran buat hamilin dia atau sak.."

"Ariiii" bentak Aisyah, Ari hanya tertawa kecil dan menunjuk kedua jarinya.

"Bercanda yang, gitu aja marah." Ari mencolek dagu Aisyah, disapulah bekas colekan Ari oleh Aisyah.

"njirr bangke, ya Iyah lah gue juga waras kali." Jawab Azka mantap lalu mengelus puncak kepala Syifa.

"Jangan dengerin dia oke, telinga kamu masih suci, kan sayang kalo dinodai." Rasyifa tertawa kecil dibuatnya.

"Haduh pasangan baru, mau ngalahin Arsyah." Celetuk Sarah dan Ajil berbarengan.

"Cie ngikutin." Sarah mendelik.

"Siapa juga yang ikutin lo." Jawab sengit Sarah.

"Yah, lo mah gak bisa diajak kompromi, kali-kali sosweet kek yang." Ajil mengusap wajahnya lelah.

"Mampus! Rasain." Balas Ari Azka serempak.

Hari pun telah berganti menjadi malam, Aisyah mengantar Ari kedepan rumahnya.
Ari baru akan pamit pulang tetapi teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu.

"Hati-hati, Ri." Ucap manis Aisyah.

"Oke, masuk gih sayang." Balas Ari lalu mencium pipi chubby Aisyah.

"Ihh, malahan cari kesempatan. Pulang sana ah.." usir Aisyah sambil mengibaskan tangannya.

"Nggak ah ntar kangen."

"Nggak bakalan" Ari menatap Aisyah tak percaya.

"Yakin? Besok-besok kalo aku aneh jangan nangis ya, Yaudah aku pulang. Liat aja besok, jangan nangis karena liat aku beda." Aisyah mencoba tidak peduli dan mengusir Ari dari sana.

"Ah udah, pergi!"

"Iyah, sekalian gak akan kembali." Aisyah kaget mendengar ucapan Ari yang terakhir.

Ia pun memasuki rumahnya dan mencoba tidak memperdulikan ucapan Ari.

SETELAH ADA KAMU (ARSYAH)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang