"Halo, Covalent."
Lima detik sebelum dua kata itu diucapkan, kain yang sedari tadi membuat penglihatanku menjadi gelap dilepas dengan paksa. Kendati tanganku masih terikat dengan simpul yang kuat, setidaknya aku masih bisa bernapas dan berpikir dengan normal sekarang.
Sudah bisa kutebak siapa pelakunya.
Aku membuka mulut. "Apa yang kau rencanakan, El--"
Tubuh ini membatu seketika. Mulutku masih terbuka meski tak lagi ada minat untuk berucap. Kaget? Tentu saja. Lebih tepatnya ... benar-benar tidak menyangka.
Marc berdiri di seberang dengan wajah tanpa ekspresi.
Kemudian Ellie berjalan mendekati Marc, membuat suara dari sepatu hak tingginya yang menghentak lantai. Ia melipat tangan, dan tersenyum menyeringai ke arahku. "Lama tidak berjumpa, gadis kecilku."
Seandainya isi perutku masih banyak, aku siap untuk memuntahkan semuanya tepat di blus biru tua yang tengah dikenakan wanita tak tahu malu itu.
"Apa kau kaget karena sekarang Marc ada di pihakku?"
"Tidak. Sama sekali tidak." Aku menanggapinya dengan nada remeh. Padahal dalam hati, aku benar-benar kaget dengan pilihan Marc. Tak ingin terlihat memalukan, aku pun melanjutkan, "Aku bahkan sudah menduga ini akan terjadi."
Marc tak kunjung mengubah ekspresinya. Membuatku curiga bahwa Marc baru saja dibuatkan program untuk tidak berekspresi oleh Ellie.
"Oh...," Ellie berpura-pura kaget. "Benarkah?"
"Kau pasti telah mencuri Marc, kemudian membuat program agar ia mau berada di pihakmu, kan? Ellie, caramu klasik sekali."
Ellie tertawa dengan nada paksa saat itu juga. "Rupanya kau tidak juga berubah, Covalent. Selalu menuduhku yang tidak-tidak."
Pergelangan tanganku rasanya ingin terlepas karena terus-terusan kupaksa agar bisa bebas dari kekangan tali yang mengikat. Aku ingin pergi dari sini, setidaknya aku tidak akan melihat Marc diperbudak oleh Ellie.
Man, aku bisa menjamin bahwa sakit luar biasa akan kaurasakan saat melihat orang yang kaucintai diperbudak oleh ibumu yang jahat.
"Lepaskan aku, Ellie!" kataku membentak. Selagi kedua tangan ini sibuk mencari cara agar bisa lepas dari tali, aku menggerak-gerakkan badanku yang juga diikat pada kursi yang menjadi tempatku duduk sejak tadi.
"Tenanglah, Covalent." Ellie berjalan maju, mendekatiku yang tak henti memberontak. "Aku akan melepaskanmu. Tapi tidak saat ini."
Aku menatap Ellie penuh kebencian. Sementara wanita gila itu membalasku dengan mimik wajah prihatin, seolah mengasihani diriku yang terikat dengan tidak etis di kursi.
Tatapanku beralih pada Marc, orang yang dalam kurun beberapa hari terakhir ini selalu muncul di hidupku. Laki-laki itu bergeming. Tatapannya lurus, namun bukan terarah padaku.
Kudengar dengus menahan tawa dari Ellie. "Sepertinya kau sedang butuh waktu untuk berbicara dengan Marc," katanya. "Aku beri kalian waktu."
Setelah mengatakan itu, Ellie melenggang pergi meninggalkan aku dan Marc di ruangan ini.
"Well...,"
Marc berdehem, membuat fokusku berpindah padanya. Laki-laki itu duduk di sampingku, dan mulai berbicara.
Tanpa menatapku.[]
. . .
a/n: Iya, BAB 7 cuma segini. Nggak sampe 500 words.
23 Juni 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/142266086-288-k371761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DNA | Marc Márquez ✅
Hayran Kurgu[Marc Márquez and Cara Delevingne fanfiction] Untuk ukuran seseorang yang ingin menjadi agen mata-mata, masa kuliah Covalent Lauder yang berjurusan Teknologi Robot Masa Depan sepertinya sangatlah membosankan. Benar, membosankan. Sebelum Marc Márquez...