Malam terasa sejuk, membuat siapa saja betah untuk berlama lama berbaring di kasur yang empuk. Begitupun dengan zara. Dia hanya berbaring di kasur dan mengotak atik ponselnya.
Membuka setap sosial media yang dia miliki satu persatu. Ada hal yang dipikirkannya, yaitu pertanyaan Amel padanya. Mau sampai kapan dia akan menunggu sosok Adam.
Jujur, Zara mengharapkan perkataan Amel soal adam benar benar terjadi. Namun dia tidak bisa mengakuinya, karna menurutnya itu sangat egois dan jahat.
Jadi selama ini yang dia lakukan hanyalah mengisi kekosongan hatinya. Menyembuhkan kerinduannya pada Adam, dengan pertemuan yang hanya Zara sendiri sadari. Tanpa adam tau, bahwa seseorang di luar sana sedang memperhatikannya dalam diam.
Apa gue perlu melupakannya? Dari dulu gue mengaggap pertemuan pertama kali gue dengan dia adalah takdir yang akan mempersatukan kami.
Apa gue terlalu berharap? Apa gue terlalu mengganggap pertemuan itu terjadi karna suatu alasan. Yaitu bersatunya kami di masa depan.
Atau mungkin, alasannya bukan itu? bisa saja kami dipertemukan dan berakhir dengan aku jatuh cinta padanya agar aku tau, sakitnya patah hati. jujur, selama ini gue ga pernah jatuh cinta sedalam ini. Dan untuk berhenti mungkin sangat susah dan butuh perjuangan hati.
Zara masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Hingga tidak sadar dia membuka aplikasi instagram.
Di berandanya terpampang sebuah foto yang menampakkan seorang pria dan wanita. Dengan keadaan pria itu mencium kening sang wanita. Iya, pria itu adalah Adam.
Tangan Zara bergetar seketika saat tersadar dengan apa yang dilihatnya.
Ponselnya jatuh di atas kasur. Air bening mengalir di pipi Zara, dia menangis!. Dia menangis karna seorang pria yang bahkan mengenalnya saja tidak. Hatinya hancur.
Mungkin dulu, dia sudah terbiasa melihat foto Adam dan pacarnya berdua. Namun selama ini pose mereka tidak pernah romantis. Palingan hanya sekedar duduk berdua atau berdiri besampingan.
Begitupun dengan caption yang tercantum. Namun kali ini berbeda, foto tersbut seperti memberi jawaban kepada Zara tentang pertanyaan Amel.
Gue harus melupakannya.
***
Matahari terbit disambut dengan awan hitam yang menggumpal. Awan hitam itu menyapa bumi melalui hujan.
Pagi ini membuat keadaan hati Zara semakin memburuk. Matanya sudah bengkak, karna menangis semalaman. Ditambah lagi jadwal kuliahnya yang tinggal 90 menit lagi akan dimulai.
TING!
Satu notifikasi masuk ke ponselnya.
Amel: hujan, lo ngampuskan? Gue jemput
Zara: iya
Dia menutup ponselnya. Kemudian bangkit dari kasur dan berdiri di depan cermin besar.
Gara gara cowok itu, lo buat diri lo berantakan kaya gini ra? Lo cewek yang paling bego se-Jakarta!
Setelah mengutuk dirinya sendri di depan cermin. Dia masuk ke kamar mandi, menenangkan pikirannya
1 jam kemudian..
TTIINN TTIINN
Amel tiba dengan mengendarai mobilnya. Zara berpamitan dengan Rini, Bundanya.
"Zara pergi ngampus dulu ya bun"
"iya, hati hati ra"
Zara menyalim Bundanya kemudian berjalan keluar rumah, menghampiri Amel yang sudah menunggunya di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Last Forever
ChickLitPerjalanan untuk melupakan seseorang. Dia tidak ingin menjadi jahat. Bahagia di atas kesedihan orang lain. Awalnya dia hanya ingin menunggu, tapi kalau memang waktu tak mengizinkan. Dia akan mundur.