Mungkin ini akhirnya

35 7 0
                                    

Zara tengah berbaring di kasurnya, malam ini Nenek dan Kakek menginap dirumahnya.

Semua biar kakek yang mengurus, Bunda kamu sudah memutuskan untuk menceraikan Rio. Kakek tau kalau Rio tadi sore berani menampar kamu. Dan Kakek sudah beri dia pelajaran. Kakek tidak memberitahu ini pada Bunda kamu. Pokoknya, kamu tenang saja. Kakek tau apa yang harus kakek lakukan.

Ucapan Kakek memenuhi pikirannya, jujur Zara tidak tau bagaimana nasib Ayahnya. Karna Zara tau, Kakeknya orang yang tegas dan keras. Beliau pegusaha properti yang bisa di perhitungkan Se-Asia. Namun Bundanya lebih memilih hidup sederhana bersama Rio.

Saat Rio berselingkuh 8 tahun yang lalu, Kakek Zara sangat marah dan hampir ingin menghancurkan hidup Rio. Rini memohon kepada Ayahnya untuk memaafkan Rio, dan beliau menurut. Namun kejadian itu terulang lagi, Entahlah bagaimana nasib Rio sekarang.

****

"Pa, Rini mau bercerai dengan Rio, tapi Papa harus janji untuk tidak melukai Rio" Pinta Rini kepada Daniel yang sedang duduk di teras depan

"Bagaimana Papa bisa membebaskannya begitu saja? Dia sudah menyakitu kamu, begitupun dengan cucu Papa"

"iya, Rini tau. Tapi dia tetap Ayah Zara pa. Toh, dia tidak ada mengambil apa-apa dari Rini. Biarkan saja dia Pa"

"Baik, Papa akan kabulkan permintaan kamu. Demi Zara! tapi Papa akan tetap memberi pelajaran pada wanita itu"

Rini mengangguk paham, terbesit kelegaan dalam hatinya.

"ada hal-hal yang terasa berat sekali untuk di lalui, tapi tetap harus dilalui. Terasa sulit sekali diterima tapi tetap harus diterima. Hidup kadang suka kelewatan memberi sesuatu"

Rini menatap Daniel sendu, kemudian memeluknya erat. Rini menangis dalam diam, mengeluarkan segala rasa sakit yang sejak dulu dipendamnya.

"kamu harus bahagia setelah ini nak" lirih Daneil

***

2 Bulan kemudian

Setelah proses perceraian Rini dan Rio selesai, Zara kembali hidup normal. Dia mencoba bangkit dari masa kelamnya.

Teman-temannya sangat berperan membantu untuk mengembalikan senyum gadis itu.

"woi, Jumat minggu ini tanggal merah. Sabtu gak ada kelas, pas banget" Ujar Bagas saat mereka sedang makan siang di kantin kampus

"pas banget buat apa?" Tanya Kevin setengah tak peduli

"ke Jogja" Ajak Bagas

"ngapain?" Tanya Amel lagi

"YA LIBURAN LAH GOBLOK!" kesal Bagas

"ya jangan nge gas dong nyet" Sewot Amel

"bego jangan di pelihara, mending perlihara lele biar kaya" Ujar Bagas sambil menyendokkan makanannya ke dalam mulut.

"serah lo Gas" pasrah Amel

"jadi gak? Hayukah, kapan lagi kita nge-trip"

"boleh, gue butuh liburan kayaknya" Angguk Zara

"Zara ikut, gue juga dong!" Amel merangkul bahu Zara sambil tersenyum

"gue ngikut aja" Ujar Kevin

"GITU DONG! GUE CARIIN TIKET SAMA HOTEL YA" Bagas meraih ponsel, lalu mengotak-atiknya.

"lo yang bayar?" tanya Kevin

"iyaa, tapi pake uang lo hahahaha" Bagas tertawa

"need sponsor..." goda Amel sambil melirik Kevin

Will Last ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang