Permulaan

41 7 0
                                    


Megan menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar bercat putih, tak lama datang seorang satpam yang membukakan gerbang agar mobil Megan dapat masuk.

"Ayo turun" Suruh Megan pada Zara

"Jesy nya tidur pak" Jawab Zara setengah berbisik

Megan yang hendak membuka pintu mobilnya menoleh ke arah Zara, mendapati Jesy yang tengah terlelap di pangkuan gadis itu.

Megan kemudian keluar dari mobil, lalu membuka pintu untuk Zara. Mengendong Zara ehh bukan, mengendong Jesy ke dalam dekapannya.

"kamu turun, masuk dulu" Suruh Megan lagi pada Zara

"tapi pak..."

"cepetan" Potong Megan

Zara mau tak mau menuruti perintah Megan. Entahlah, dia seperti tidak bisa menolak permintaan Megan.

Zara berjalan mengikuti Megan yang tengah mengendong Jesy. Zara takjub dengan rumah yang dimasukinya. Rumah itu sangat luas tapi tak seluas hamparan sawah. Perabotannya di dominasi dengan warna emas dan hitam. Banyak foto-foto yang terpajang di dinding.

"Megan..." panggil seorang wanita yang berjalan menghampiri mereka

Wanita itu mengambil alih Jesy dari pelukan Megan, kemudian membawa Jesy ke sebuah kamar. Setelah itu, dia keluar kembali menghampiri Megan dan Zara.

"makasih udah anterin Jesy pulang" ujar wanita itu

"hmm" balas Megan

"siapa? Pacar kamu?" Wanita itu memandang Zara

Zara hanya diam, melirik Megan.

"bukan, dia murid gue" Jawab Megan

"yah, gue kira udah ada cewek yang naklukin setan satu ini" Tawa Wanita itu

Zara hanya diam mematung, dia masih bingung

"kenalin, saya kakak Megan. Jennie" Jennie akhirnya mengenalkan dirinya pada Zara

"Zara kak" Zara membalas uluran tangan Jennie dan tersenyum ramah

"kamu cantik" Puji Jennie jujur

"cih" Megan menyindir

Zara melirik Megan tajam, kemudian kembali tersenyum pada Jennie.

"makasih kak, kakak juga cantik pantes Jesy bisa secantik itu" Balas Zara

"dia cantik, tapi bego. Gak guna" Megan bersuara berniat menyindir Jennie, kakaknya.

"mending gue laku, dari pada lo ganteng, pintar, mapan, tapi HOMO!" sindir Jennie balik

Zara menahan tawanya, dia sangat setuju dengan perkataan Jennie.

Megan mulai malas meladeni kakaknya, dia tidak mau dipermalukan kakaknya di depan muridnya sendiri.

"gua pulang" Megan membalikan tubuhnya, kemudian menarik lengan Zara agar mengikutinya

"ini kan rumah lo bego!"

"gue tidur di apartemen, rumah ini berasa neraka kalau ada lo nya" Megan berjalan menjauhi Jennie yang sudah emosi tingkat dewi.

Sesampainya di depan mobil, Megan menghentikan langkahnya. Kemudian melepaskan pegangannya pada lengan Zara.

"senang di gandeng cowo ganteng?" Ujar Megan dengan ke-pede-an selangit

"najis" respon Zara kemudian membuka pintu mobilnya

Megan tertawa renyah mendengar respon Zara yang terlalu jujur.

Kayaknya gue gak dianggap dosen lagi batin Megan

Will Last ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang