Matahari kembali ke singgah sananya. Menyinari setiap sudut kota. Menyapa setiap makhluk dengan ceria. Menembus jendela-jendela kaca untuk membangunkan seorang wanita.
Azara Syafira masih enggan membuka matanya. Badannya menggeliat berharap mendapatkan posisi yang nyaman untuk tidur. Namun keheningan pecah, karna deringan alarm dari ponselnya.
Zara segera meraih ponsel tersebut. Mengusap layarnya ke atas. Hingga menghentikan dering alarm yang berbunyi. Akhirnya mata Zara terbuka. Menatap langit-langit kamar, mengumpulkan nyawanya.
TING!
Ponselnya kembali berdering, bukan dari alarm tapi pertanda satu pesan yang masuk.
From : Rian
Kita masuk seperti biasa, mata kuliah pak Megan jam 9.40
Setelah membaca pesan singkat tersebut, Zara menghembuskan nafasnya dengan berat. Dia malas untuk kuliah hari ini. Namun dia tidak berani untuk tidak menghadiri kelas Pak Megan. Karna beliau dikenal pelit dalam memberikan nilai, apalagi bagi mahasiswa yang suka tidak menghadiri kelasnya.
Zara melihat jam di ponselnya. Jam 8 gumamnya. Zara bangkit dari posisi tidur, berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga. Menemui Rini, Bundanya yang sedang asyik membersihkan rumah.
"pagi Bun" sapa Zara sambil duduk untuk sarapan
"eh anak gadis!, main makan makan aja. Udah sikat gigi belum?" Rini menipis tangan Zara yang berniat untuk mengambil nasi goreng.
"udah" Balasnya cepat
"kapan?"
"tadi malam, sebelum tidur" jawabnya dengan santai
"ZARA!! Sikat gigi dulu sana!"
"iya iyaa" Zara memutar arah bola matanya, tidak ingak ingin berdebat dengan Bundanya.
Dia berjalan dengan malas kembali ke kamarnya di lantai atas. Masuk ke dalam kamar mandi. Dari pada cuma sikat gigi mending gue sekalian mandi pikirnya.
30 menit kemudian, Zara kembali menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi untuk berangkat ke kampus.
"Bunda suruh sikat gigi, eh malah mandi. Rapi banget lagi" sindir Bunda
"nanggung kalau cuma sikat gigi doang Bun, aku mau sekalian kuliah"
"ohh gitu, pantes. yaudah itu nasi gorengnya dimakan"
"hmm"
***
Setelah sarapan dan ngobrol sedikit dengan Bundanya. Zara pergi ke garasi rumah. Memanasi motornya, dan bersiap untuk pergi ke kampus. Jarak rumah Zara ke kampus lumayan jauh, membutuhkan waktu lebih kurang 30 menit.
Sesampainya di kampus. Zara memarkirkan motornya. Lalu berjalan ke gedung dan mamasuki kelasnya. Zara disambut dengan teman-temannya yang sudah datang lebih dalu. Dia mengambil duduk di sebelah Amel. Terlihat Amel dan Begas sedang berbincang.
"gue yakin dia transgender" Ucap Amel serius
"emang ada buktinya? Lagian dia ngakunya cewe tulen" balas Bagas santai
"lo sih, ga update. Buktinya udah beredar gas, foto dia waktu kecil sama surat akte kelahirannya juga ada. Terus ya, denger denger nama aslinya M. Fatah. Serem gue dengernya"
"ngapain sih kalian ikut campur masalah orang" komentar Kevin
"harus dong, secara dia itu publik figur yang diliat masyarakat dan bisa aja perbuatan dia itu membuat dampak buruk bagi rakyat Indonesia. Ya ga ra?" saut Amel ga kalah sama kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Last Forever
ChickLitPerjalanan untuk melupakan seseorang. Dia tidak ingin menjadi jahat. Bahagia di atas kesedihan orang lain. Awalnya dia hanya ingin menunggu, tapi kalau memang waktu tak mengizinkan. Dia akan mundur.